Exodus

56.2K 4.6K 529
                                    


Aku benar-benar terkesiap,
tanganku mencengkram semakin kencang tali pengaman dibahu,

memandangi penuh kengerian apa yang disuguhkan jendela bulat tengah pintu heli yang berada tepat disamping kiriku.

Demi Tuhan...

Ternyata Kapten Ryan sungguh tak bercanda waktu itu, ketika menyebut bahwa gedung pertahanan terakhir yang berada dibatas utara jakarta takkan bisa dijangkau dengan kendaraan darat.

Karena saat ini aku menyaksikan langsung dari Heli yang sedang terbang rendah ini bagaimana ratusan ribu massa zombie berkumpul, memblokade sepanjang jalanan.

Karena saat ini aku menyaksikan langsung dari Heli yang sedang terbang rendah ini bagaimana ratusan ribu massa zombie berkumpul, memblokade sepanjang jalanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Zombie.

Aku menggeleng,

Walau mengingat kejadian wabah ini sudah berlangsung sepuluh hari,

Tapi rasanya kata Z itu masih asing juga dilidahku.

.

Sesaat sudah melewati pagar barikade gedung, Heli yang tadinya terbang rendah mulai melambung, menaikkan ketinggiannya.

Dan terlihatlah kemudian banyak tentara bersenjata yang berlarian sibuk, diatap serta lapangan gedung yang bentuknya segiempat memanjang luas kebelakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan terlihatlah kemudian banyak tentara bersenjata yang berlarian sibuk, diatap serta lapangan gedung yang bentuknya segiempat memanjang luas kebelakang.

Mungkin akibat dari adanya aktivitas bising para tentara, heli, serta pesawat pengangkut kecil sesekali lalu lalang dan mendarat disekitaran gedung pertahanan inilah yang menarik perhatian makhluk itu.

"Regi,"
Sebutku.
"Itu, tempatmu kemarin kan?"

Kakakku Regi, yang duduk dikursi penumpang seberangku hanya memberi anggukan kecil. Pandangannya tak lepas dari jendela.

Wajahnya pun terlihat tak berekspresi.

Uh!

Tak terima dengan reaksi tenangnya, aku jadi meneliti reaksi dua penumpang yang duduk tepat dikursi samping kami.

Dan wajah mereka sudah sama pucatnya.

Lalu bergulir jauh pada dua tentara penjaga yang duduk berjarak empat meter dari kami, dibangku yang menempel dibelakang pintu kokpit heli.

RED CITY : ANNIHILATION Where stories live. Discover now