Obscure

19.6K 3K 378
                                    

Klik!

"Tuh sudah,"
Regi menarik tangannya setelah membantu mengencangkan tali helm interkomnya dikepalaku.

Dan seketika itu juga pipi kananku terasa seperti..
basah.

Aku mengerenyit,

Tanganku sontak bergerak menyeka kewajah,

dan langsung terkesiap melihat ada noda darah disepanjang punggung jariku.

"I..ini?"
Aku terperangah kebingungan, kembali mengusap-usapi pipiku.
"Darah dari ma--"

Pandanganku pun jatuh kembali pada Regi.

Apa yang?

Aku baru menyadari ada luka disekitaran pergelangan tangan kanannya hingga darahnya merembes membasahi lengan kemeja seragamnya.

"Ah! Itu tanganmu--"

"Tak apa,"
Selanya, sesudah juga memasang helm interkom dikepalanya membuat suaranya sekarang terdengar bergemerisik ditelingaku persis seperti berbincang lewat walkietalkie.

"Cuma kena gores pisau ketika menghajar mereka tadi"

Ia meluruskan mikropon kecil yang mencuat terhubung disisi kiri helmnya lalu mendongak, memutar salah satu dari deretan tombol kenop yang berada tepat diatas kepalanya.

Terdengar suara statis radio dibelakang kami.

Regi melanjutkan.

"Bagi para penumpang, silakan gunakan kembali sabuk pengaman karena kita akan melakukan manuver pembalikan--"

"KEMANA KALIAN AKAN MEMBAWA KAMI HAH?!"

Aku refleks membelalak pada Regi mendengar teriakan Farel dari kabin penumpang belakang.

"Manuver pembalikan akan dilakukan kurang dari dua menit,"
Regi dengan cuek melanjutkan.
"Silakan pakai sabuk pengaman kalian!"

Ia memutar lagi kenop diatas, mikroponnya balik hanya aktif untuk pembicaraan kami berdua.

"Mari kita mulai luce,"

Aku menelan ludah.

"Gampang saja sebenarnya. Seperti yang kau lihat diantara kaki kita masing-masing terdapat satu kontrol setir,"

 Seperti yang kau lihat diantara kaki kita masing-masing terdapat satu kontrol setir,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menggeser pengontrolnya.
"Belum aktif karena masih dalam setting autopilot,"
Tambahnya.
"Dua setir yang ada ini, punya kegunaan dan kekuatan yang sama dalam mengatur arah laju heli kita"

Aku mengerjap, jadi mengamati tuas setir berbentuk tongkat panjang bertombol yang mencuat diantara pahaku.

"Sedangkan alat ditengah ini,"
Tangan kirinya mendarat pada tuas panjang ditengah kursi yang
mirip tuas rem tangan pada mobil namun bedanya ada deretan tiga tombol melekat pada sisi atasnya.

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang