Ambush

10.6K 2K 363
                                    

Waktu terasa melambat.

Lambat yang sangat menyiksa.

Membuat sensasi teror yang mempengaruhi kecepatan detak jantung hingga tanganku pun dingin berkeringat.

Tapi aku berusaha menahan, menutupinya dengan sengaja memaku fokus pada jendela. Pada gulungan ombak dibawah yang sudah mulai tenang, walau kabut malam sisa anomali topan sedari tadi menutupi jarak pandang kami.

Mungkin jika bosan, kualihkan lagi pandangan tembok, atau lantai.

Pokoknya kemanapun selain memandang orang-orang disekitarku, bahkan Regi sekalipun.

Karena aku tak mau terpengaruhi oleh pandangan tegang mereka, atau mungkin sebaliknya, mereka yang jadinya tertular oleh pandangan ketakutanku.

Walau hanya melalui layar.

Karena nyatanya sekarang hanya aku, Pierre serta Vincent yang menetap diruang kontrol terkecuali Regi dan Archie berada diruang pelatihan dibawah bersama Uncle Cyril.

"Sudah ada kabar dari mereka?"

Waduh.

Punggungku seketika menegak.

Tapi aku tetap tak berbalik, pandanganku masih lurus ke jendela.

Menunggu jawaban apa yang akan diberi oleh para eksekutif.

.

.

Namun tak ada yang kunjung menyahuti pertanyaan Komander itu.

Sebenarnya, sudah setengah jam lebih berlalu semenjak sinyal distress diterima dari ketiga kapal yang sudah tiba lebih awal disana.

Sinyal distress itu sungguh berhasil menggerogoti keberanianku.

"Belum Chief Komander. Tapi mereka jelas sudah sampai disana-"
Akhirnya Frida menjelaskan.
"Namun sampai saat ini belum ada balasan jelas dari mereka. Mungkin karena gangguan dari cuaca hingga memperburuk sinyal penerimaan-"

Setelah sekian lama membatu menghadap jendela, akhirnya kepalaku meneleng sedikit ke kanan pada Vincent kemudian pada Pierre.

Dan Pierre terlihat mengerti sekali arti pandanganku.

Mengerti sekali bahwa pasti ada yang sangat tak beres hingga tiga kapal itu mengirim sinyal gawat tak lama dari waktu sampai mereka.

"Apa kita akan sampai tepat waktu yang ditentukan?"
Komander melanjutkan.

"Ya Chief, kita berjarak lima kilometer lagi menuju pesisir pantai dengan estimasi sepuluh menit."

Aku menelan ludah.

Ini dia.

Ini benar-benar akan terjadi.

Badanku berbalik membelakangi jendela, memperhatikan layar ditengah ruangan yang tersambung dengan layarnya Uncle Cyril.

Kami dan mereka yang dibawah sudah sama-sama memakai pelindung tubuh lengkap. Hanya belum memakai helm saja.

"Baiklah kita akan mengatur posisi."
Komander menunjuk ke layar.
"Archibald bersama RJ, kalian pergi mengambil bagian jaga di menara atas."

Aku benar-benar terkejut seakan dirikulah yang disuruh jaga di menara.

Serta-merta aku melotot ke layar memandang Regi serta Archie disebelahnya yang terlihat keberatan sekali akan perintah Komander.

Aku sampai berharap sekali Archibald bakal menawar perintah Komander,

Tapi nyatanya tidak.

Regi pun tak berkata apa-apa.

RED CITY : ANNIHILATION Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora