Promises

3.7K 854 454
                                    

Mati aku!

Sophia malah semakin bertepuk tangan kegirangan begitu juga Tuan Karl yang terus saja tersenyum terangguk angguk menyetujui pernyataan si pembawa acara yang mau menginterviewku secara langsung.

Aku tak mengerti bagaimana bisa Sophia dan Tuan Karl tak melihat wajah panikku yang padahal tak ada kusembunyikan sama sekali ini.

"Benar sekali Rosa!"
Tuan Karl menyebut,
"Ini merupakan mimpi jadi kenyatan anak, ponakan, serta dua calon menantuku ini. Mereka ingin bisa membangun rasa perjuangan dan semangat hidup. Selama kita masih bernapas berarti masih ada kesempatan untul berjuang membatalkan kiamat dunia! Dan tentu saja Lucian nanti siap memberikan pidato penyemangat bagi semua pendukung, pengikut setia Malstrom Aegis!"

"Setuju sekali Tuan Karl!"
Rosa park diantara riuh suara dibelakangnya menambahkan.
"Tahu kah kalian, saluran siaran kalian sudah di subscribe sebanyak sembilan ratus juta orang! Artinya hampir satu milyar penduduk bumi menanti kalian!"

Sumpah, butuh sekuat tenaga yang ada untuk bisa tetap duduk bertahan di kursi, terus menatap layar dengan tersenyum.

"Apa nanti kalian mau lihat iklan kampanye misi militer Malstrom Aegis terbaru? Tim kami telah menyelesaikannya sesuai dengan permintaan Tuan Karl juga!"

Aku hanya bisa menatap layar paling kiri dimana wajah Pierre terpampang.

Matanya sih terlihat aktif membuka tapi dia diam saja membeku sampai membuatku curiga kalau Pierre sebenarnya sudah pingsan dengan mata terbuka.

"Tentu saja!"
Tuan Karl kembali antusias menyambut.
"Semoga saja kalian bisa menangkap misi visi Malstrom Aegis yang terbaru! Ya kan Lucian?!"

Aku yang bahkan baru tahu kalau kami punya visi misi hanya bisa menyengir.

"Dan bagaimana dengan mu Vincent? Kemana sekiranya tempat yang cocok untuk misi baru?"

Entah kenapa pertanyaan Tuan Karl ini membuatku hampir jatuh dari kursi.

Vincent kali ini tersenyum. Senyumnya cerah sekali sampai aku bisa mendengar banyak penonton dibelakang Rosa Park terutama yang perempuan menjerit-jerit.

Vincent membuka mulut.
"Misi selanjutnya ya? Haha."

Aku melihat kali ini Pierre mulai bergerak-gerak tak nyaman.

"Bisa dimana pun. Kalau aku lebih prefer kota yang terdapat mutannya! Aku sangat penasaran dengan semua mutan itu."

Semua penonton kembali berteriak ramai. Rosa Park bahkan bertepuk-tepuk tangan terharu sama seperti Tuan Karl , Delhart serta Sophia. Hanya aku dan Pierre saja yang tak sanggup bereaksi. Paman Cyril justru menyadari reaksi minim kami hingga membuatnya mengeluarkan ekspresi bingung.

"Kita benar-benar punya harapan untuk menyelesaikan wabah berkepanjangan ini karena Malstrom Aegis!"
Rosa mengungkap masih dengan setengah menangis.
"May God bless you Malstrom Aegis! And Thank you So much! Sampai jumpa nanti saat kami menemui kalian langsung disana!"

Sepuluh detik kemudian sambungan kami dengan Rosa Park dan Delhart diputus. Tuan Karl yang langsung berbicara.

"Very well! förvånande! Terima kasih untuk antusias kalian! Pokoknya yang terpenting kita buat banyak yang tertarik bergabung. Dengan banyak yang bergabung, akan mempermudah kegiatan seluruh urusan untuk produksi serta pengiriman persenjataan , makanan , bahan bakar- benarkan Cyril?"

Paman Cyril mengangguk sekali.
"Ya benar sekali, tapi kupikir tentang pendapat kakakku, Cheryl? Bukan kah dia masih tak setuju-"

"Tentu aku tetap mengikuti pendapatnya! Aku melakukan ini juga supaya bisa mewujudkan hal itu juga!"
Tuan Karl lanjut menumpukan sikunya ke meja.
"Untuk kalian, terutama Vincent Lucian and My son , Avior memang masih ada, namun akan kubuat sebagai poster saja seperti waktu itu kusebut."

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang