Hurdles

10.5K 1.9K 378
                                    

Chapter ini tersambung dengan chapter Haywire & Mayhem
.

.

.

.

.

.

.

.

"T-tunggu!"
Elakku dengan mata menyisiri deretan zombie yang menyeret naik ke pantai.
"bagaimana dengan mereka berdua?! Pierre dan Archie-"

"LUCY DEMI TUHAN SEKALI SAJA DENGARKAN DULU KAKAKMU INI, LARI CEPAAAT!

"Oh God!"
Badanku berputar, langsung menubruk Vincent yang berdiri tepat dibelakang.
"Sial- Vincent-"
Kudorongi lagi punggungnya.
"Cepat kita lari!"

"Tapi m-mereka-"
Sela-nya masih mencari namun pada akhirnya ia berbalik mengikuti tarikan tanganku.
"Tapi kemana-"

"Aku tak- tahu!"
Tandasku sambil menunjuk pada kota remang diatas pantai.
"Yang penting kita-"

GRAAAA!!

"Sial!"
Rutukku bersamaan dengan Vincent. Bulu kudukku menegak sekejap. Kami terperangah melihat bagaimana ratusan zombie meraung membahana berebut memburu kearah kami.

"LARIIIII KALIAN ASTAGA TUHAAN!"

Kami pun mulai benar berlari.

Langkah kami terangkat tinggi hampir setengah melompat demi melawan pasir pantai dibawah yang lembab basah seakan berusaha menahani kaki.

"Aku masih berusaha menemukan radar keberadaan Pierre--dan Archie-"
Uncle Cyril mengerang.
"Ayolah! Dimana kalian inii-"

"MEMANG BENAR-BENAR ADIK BANDEL SIALAN YA KAU INI LUCY-"

"Re-gi! Astaga Tuhan!"
Aku berusaha membalas repetannya.
"berhenti berteriak-"

"-BISA-BISANYA KAU KELUAR KAPAL TANPA MEMBERITAHUKU-"

"YA TADI TIDAK SEMPAT-"

"-Radar keberadaan mereka sudah jelas terbaca!"

Aku yang tak mengerti untuk apa Uncle Cyril mengetahui jelas posisi keberadaan kami yang akan mati diserang para kanibal ini mencoba terus mempercepat lari dengan pandangan lurus ke kota diatas pantai dan berharap tak ada kanibal lain mencoba menghadang.

Kakiku terasa panas, ujung mataku menangkap pergerakan cepat para kanibal itu.

"Oh siaal! Sial!"
Kata Vincent terus menoleh kebelakang.
"Mereka semakin dekat-"

"Terus berlari! Komander sudah mengkonfirmasiku. Lima detik lagi rudal kendali akan dikirim kearah kalian."

"HAH?!"
Mataku otomatis membelalak atas ucapan Regi.
"APA?!"

Kakakku tak ada menjawab.

"HEH TUNGGU APA MAKSUDMU TADI?!-"

Seketika terdengar suara dentuman tembakan dari kejauhan membuatku dan Vincent jadi menoleh sekilas.

Garis semburat bewarna kekuningan sama persis seperti yang kami lihat sebelum speedboat terbalik digulung ombak, meluncur kembali dilangit.

Garis semburat bewarna kekuningan sama persis seperti yang kami lihat sebelum speedboat terbalik digulung ombak, meluncur kembali dilangit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RED CITY : ANNIHILATION Where stories live. Discover now