Protocol

12.4K 2.2K 309
                                    

"Tidak Aunty Cheryl-"
Sahutku dengan lidah kaku namun berusaha terus tersenyum.
"Tak apa, kami sudah nyaman duduk disini."

Good God.

Empat kali sudah aku menolak untuk pindah tempat duduk ke seberang dimana kru reporter beserta Sophia dan Aunty Cheryl aka ibunya Pierre berada.

Mereka pun telah berganti jenis pakaian. Aunty Cheryl menggunakan setelan blazer dan celana katun hitam panjang yang membuatnya mirip wakil dari PBB dan Sophia menggunakan dress hijau berlengan pendek seperti sedang dining di restoran mewah.

Benar-benar mereka tak terlihat canggung mengadakan wawancara ringan di ruangan kantin ini, walau jadi sorot perhatian semua tentara yang berlalu lalang, atau yang sedang duduk makan disekitar.

Benar-benar mereka tak terlihat canggung mengadakan wawancara ringan di ruangan kantin ini, walau jadi sorot perhatian semua tentara yang berlalu lalang, atau yang sedang duduk makan disekitar

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Awh--"
Aunty Cheryl mengerang merdu ke kamera dengan tatapannya masih terus ke arahku.
"Lucian sebenarnya gadis yang aktif. Dulu keluarganya memelihara beberapa kuda, mereka suka mengendarainya di pinggir danau--"

Aku tak coba mendengarkan lebih panjang, hanya mengalihkan pandangan pada sup hiu yang mulai dingin di meja depanku.

Berkuda saja sudah bisa jadi kategori kegiatan yang cukup mahal. Apalagi sampai pelihara.

Lagi pula pengalaman 'berkudaku' cuma sekali, dan itu pun hanya sebatas mengendarai keledai tua saat karya wisata jaman sd.

Baru aku mau mulai menyendok potongan kentang di supnya, lewat delapan tentara perempuan yang kukenali wajahnya sebagian dari kegiatan olahraga diruang gym sebelumnya.

"Ini mereka!"

"Hai Lucian!"

"Selamat untuk kalian!"

"Berita besar bukan? Astaga klan Malström!"

"Komander Pride hebat bisa mempertemukan mereka kembali-"

"Ya, kejadian kalian ini menurutku sebuah keajaiban-"

Aku hanya menyengir kosong pada baki isi mangkok ditangan mereka masing-masing.

Sudah berapa kali kami juga disebut sebuah keajaiban.

Setelah berhasil membebaskan diri dari pepetan keluarga Malström saat turun dari helikopter pagi tadi, kami pergi menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri.

Selama perjalanan menunju kamar itu lah kami ditemui tentara lain, bahkan ada tim kru mesin yang konon katanya jarang membaur, saking fokus mengawasi mesin kapal sampai spesial ikut mendatangi kami.

Awalnya mereka hanya ingin menyalami Regi karena telah memberi makan 'satu kapal' dengan hiu, Vincent atas prestasinya mengalahkan rekor Stewart si 'hidung besar' lalu terkejut ketika ada satu tentara yang lewat menyeletuk dari belakang bahwa kami juga merupakan 'sepupu dan kawan yang hilang' dari keluarga billionare Malström yang baru datang.

RED CITY : ANNIHILATION Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin