Part 78 : For You

1.4K 168 35
                                    

"Keadaan bisa berputar seratus delapan puluh derajat. Ketika semua orang menginginkan hal dibayangkan namun tak terjadi itu namanya perubahan takdir. Tapi percayalah kalian bahwa karma itu ada?"

(Author ***** POV)

Afeksi matanya tak bisa berhenti ketika menatap tubuh sang kakak tergolek dengan lemah di atas ranjang rumah sakit. Tangan itu menepuk punggung tangan sang kakak iba. Ini gila kenapa kakaknya bisa terkena koma selama seminggu, ya salah satu bagian saraf penting tepatnya di bawah leher samping terluka parah.

Bisa beresiko dengan penyumbatan dan kegagalan dalam sistem tubuh. Ini semua membuat Jungkook tak bisa menahan air matanya.

"Kau tak apa?" Namjoon menepuk pundak itu, dia melihat bagaimana wajah pucat pasien muda itu menatap penuh khawatir dengan Yoongi. Satu hal yang membuat miris adalah dia tidak tahu bahwa kakaknya masa sulit sebelumnya, lebih parah ketimbang sekarang. Itu kata Seokjin ketika dia mendengar ucapan saudaranya Taehyung.

Ngomong-ngomong Jungkook belum bisa bertemu dengan Taehyung karena dia belum membaik hingga harus berada di instalasi aman.

"Namjoon hyung, apa benar Yoongi dia..." Suara serak itu menatap dengan bias lain. Dia kasihan dan iba karena jika dipikir, penderitaan sang kakak tidak seberat dirinya. Tapi... Mungkin dia memang belum bisa memahami keadaan sang kakak.

Namjoon tak tahu harus apa, dia juga bingung akankah dia menjelaskan semua. Dimana titik pacu itu jatuh di wajah Yoongi yang sangat pucat dengan kelopak terpejam. Tapi dia harus mengatakan hal ini karena sekarang Jungkook adiknya.

"Memang aku belum terlalu mengenal Yoongi tapi dia bukan seseorang yang memang mengatakan hal di pendam nya walau itu dalam jangka lama." Apakah dia harus mengatakan keadaan Yoongi? Tapi bagaimana kalau Yoongi akan bangun dan marah.

Mungkin tak apa jika dia mengatakan dengan sedikit.

"Baiklah tapi kuharap kau mengerti dan jangan meminta aku mengulang ceritanya." Celoteh Namjoon dengan wajah serius tapi nampak lucu di mata Jungkook. Tapi dia enggan tertawa karena takut akan kena marah hingga Jungkook melihat bagaimana telunjuk Namjoon yang mengetuk pahanya sendiri.

,

Kembali kesana, dimana satu masalah kecil tak terlihat tapi ada.

Baiklah kita berputar satu tahun yang lalu ketika Yoongi tinggal menumpang
di rumah Namjoon. Pada saat itu mereka tidak terlalu dekat jadi Namjoon sama sekali tidak terlalu mempedulikan apa yang dilakukan Yoongi. Hingga Namjoon sendiri tak menemukan namja pucat itu di kamarnya.

Yoongi membersihkan sudut matanya dengan tangan sedikit kasar. Wajahnya nampak kacau juga kelopak yang sembab dia menghabiskan tiga botol minuman kerasnya. "Wah, langitnya indah hahahaha...." Rasanya dia sangat mabuk sekarang bahkan untuk minum saja tangannya oleng dan membuat cairan rasa khas itu tumpah ke bajunya dan lehernya.

"Ah tumpah, astaga aku ceroboh. Nghhh... Kau bodoh Min Yoongi! Bodoh! Bodoh! aku bodoh sekali huh!" Dia kesal dengan dirinya sendiri sembari memukul kepala keras bahkan menampar pipinya seperti orang gila. Dia juga tertawa dengan wajah menangis sangat bodoh memang saat seorang Min Yoongi yang dulunya dikenal sebagai manusia penuh aturan dan si keras kepala perfeksionis. Kini jatuh seperti manusia gembel.

"Yoongi, mau sampai kapan kau menghabiskan minuman dan disini. Sudah empat bulan kau menyiksa dirimu kawan." Itu Namjoon, kenapa dia bisa datang ke sana. Itu mudah karena dia bukan orang yang bisa mengabaikan seseorang walau kesannya dia cuek.

Menyindir atau peduli? Bahkan satu kata itu jelas melewati pemikiran keyakinan Yoongi. Bahwa dia tidak akan peduli pada siapapun kecuali diri sendiri. Dia berharap Namjoon tidak terlalu ingin tahu dan mencari tahu.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu