Part 57 : 2! 3! (Still Wishing For More Good Days

1K 177 43
                                    

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini, ketika dunia memberikan mu ijin untuk melakukan hal tak mungkin. Lakukan saja, karena masih ada harapan sesuatu yang baik terjadi pada esoknya. Kau tak sendiri...."

(Author ***** POV)

Dunia kelam menapaki Yoongi, menatap langit di atas sana dengan mustahil. Sudah tiga hari dia melewati masa dimana kebimbangan terjadi, memang... Sekarang pun masih. Dalam ruangan gelap tanpa cahaya lampu. Demi apapun, semua itu tak berguna baginya.

Tak memberi jawaban kala dia di balik jendela kamarnya sepi. Seseorang penutup membuktikan anti sosialnya meski itu dengan keluarganya sekalipun.

PRAAANGGGG!!

Vas bunga pecah...

Sudah biasa, benda yang menjadi sasaran Yoongi untuk menghancurkan bayangan masa lalunya suram. Entah itu kenangan dengan ibu, ayah atau pun Jimin. Dia memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan bodoh miliknya. Jungkook sudah berhasil membuat dia bekerja selama tiga hari dengan otaknya lelah. "Sial..." Tubuh berbaring malas dengan mata ke atas langit kamar.

Dalam tiga hari pula Yoongi meminum anti depresan dibelinya dalam diam. Ibu dan anak angkat itu masih dalam satu rumah ini, akan tetapi tak sekalipun untuk Yoongi menyapa keduanya. Tak sekalipun...

"Yoongi, buka pintu mu. Ini ibu, aku ingin bicara padamu." Wanita cantik itu mengetuk dengan mendengarkan suara dari dalam sana berharap jika putra sulungnya akan menjawabnya. "Yoongi... Apakah kau tidak ingin keluar, ayo kita makan bersama. Jungkook sudah membuat makanan untuk kita semua." Meminta pada anaknya untuk segera keluar, cara lembut juga harapan besar agar dia luluh.

"....."

PRAAAANGGGG!!!

Percuma, penolakan kasar dari Yoongi membuktikan bahwa dia tak ingin diganggu.

"Yoongi..." Ibunya bergumam, dia hanya mendengar suara benda yang dibanting hingga pecah. Seperti sebuah kaca yang sengaja Yoongi lakukan untuk melampiaskan hasratnya. Ibu mana yang tega mendengar kan keadaan anaknya belum pasti, Shi Hye merasa bahwa Yoongi marah dengan suatu hal dan dia juga tidak tahu apa itu.

Jungkook sejak dari tadi menunggu ibunya di dekat tangga, dia mendengar suara keras itu seperti sebuah peraduan bagi kakaknya. Apakah dia melakukan kesalahan kemarin dengan mengajukan pertanyaan sejauh itu. "Eomma..." Lirih terucap kedua mata Jungkook nama sendu menatap ibunya.

Begitu peka sang ibu hingga dia mengulas senyum seakan mengatakan 'tidak apa-apa.' dia lantas memeluk tubuh Jungkook yang berdiri bagaikan patung. Wajah bingung dan rasa bersalah itu hendak merasuki Jungkook, lalu sang ibu tak ingin kesedihan masuk ke dalam raga si bungsu.

"Ini bukan kesalahan mu, kau berhak menanyakan kejelasan statusmu pada Yoongi, kau adiknya. Jadi jangan merasa bersalah hanya karena kau lancang." Mengusap dengan lembut juga sayang, sang ibu mencium puncak kepala anaknya dan mengatakan hal-hal yang membuat pemuda itu tenang. Siluet senyum tipis nampak di wajah pemuda kelinci itu, hingga ungkapan terimakasih begitu tulus dari dalam hatinya.

"Apakah Yoongi hyung baik saja? Aku ingin tahu." Dia menatap harap pada ibu, dimana letak kesehatan sang kakak karena tiga hari juga Yoongi mencoba menghindari Jungkook. Hingga namja muda ini tak bisa masuk sekolah hanya karena rasa bersalah hinggap di hatinya.

"Aku sudah memanggil dokter Jung, dia akan datang ketika jadwalnya selesai. Eomma takut jika Yoongi kambuh dan membuat dia semakin sakit."

"Tak seharusnya aku mengatakan itu eomma." Ucapnya penuh sesal, dia tak tahu bahwa sembarang nya itu membawa dampak buruk. Hingga masuk dalam keadaan psikis kakaknya.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora