Part 47 : So What

1.1K 161 103
                                    

"Katakan apa yang ingin kau katakan."

(Author **** POV)

Sang ibu tak jadi menangis dia justru menangis bahagia saat melihat putra pertamanya sadar setelah hampir tiga jam dia tak sadarkan diri. Yoongi bangun dengan menatap diam seolah dia tahu dia ada dimana. Dia juga tak mengatakan satu patah kata apapun. Dia hanya melihat bagaimana sang ibu menyadari kesadarannya dan memeluknya dengan isakan, sementara dia melihat Jungkook dari sana.

Dia tahu bahwa Yoongi ada batasan.

Seokjin juga masuk, dia melihat tubuh Jungkook yang tak mendekat ke arah Yoongi sama sekali. Dia tak merasa heran dengan demikian dan memilih untuk menepuk pundaknya semangat. Dia bergumam bahwa Jungkook menjaga emosi Yoongi. "Kau tak apa kook?" Dia mengatakan hal itu dengan wajah khawatirnya, semburat kepedulian orang lain lebih besar ketimbang kakaknya sendiri.

Tentu saja yang dipanggil namanya itu mengangguk dengan mengulas senyumnya, dia mengatakan bahwa dia baik. Akan tetapi, hal itu tak membuat Seokjin yakin. "Mendekat lah pada kakakmu jika kau sudah siap, kau akan terbiasa. Aku akan membantumu agar dia tak membentak mu." Seokjin menawarkan bantuan kecil, dia mendorong punggung namja muda itu dengan perlahan seirama dengan langkah kakinya yang mencoba mengajak Jungkook berjalan bersamanya.

Yang diajak tersenyum tipis dan dia juga sangat berterimakasih dengan bantuan kecilnya. Menarik nafas dan membuang nya pelan, dia harus bisa meski keberhasilannya tipis. "Aku akan ikut hyung, aku sangat khawatir padanya." Entah kenapa dia melihat bahwa semangatnya masih ada dan besar, ternyata Jungkook bukan manusia yang pantang menyerah.

Hanya saja saat dia mencoba mendekat dengan adik angkatnya, dia melihat kedua tatapan mata Yoongi yang menatap tajam elang dan mata arang itu tertuju pada Jungkook yang mencoba mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

,

Taehyung pergi untuk menenangkan diri sebentar akan tetapi hatinya tetap diliputi oleh rasa amarah yang besar. Bukan karena Yoongi akan tetapi tentang dirinya yang tak bisa mengendalikan diri. Taehyung bahkan hampir kehilangan satu-satu teman dan kepercayaan orang tuanya.

Menepi..

Dia menikmati cantiknya sungai Han yang biasa di kunjungi oleh para wisatawan mancanegara. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, membuat rasa segar itu datang hingga dia bisa mengulas senyumnya dengan tenang. "Aku akan menjadikan tempat ini sebagai pelampiasan kekesalanku, tentu saja aku tak akan merusak. Tuhan... Apakah aku masih bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki? Aku tahu aku keterlaluan, aku menyesal tapi bagaimana jika aku korban disini." Dia mengatakannya, mengangkat kepalanya ke langit dan menatap warna biru yang tercipta dengan beberapa benda putih bagaikan kapas yang menghiasinya.

Elok dan cantik...

Menyesal dia tak datang ke tempat ini sejak dulu, dia masih memikirkan masalah yang tak akan dia katakan pada siapapun. Kecuali waktu yang mengatakannya dengan dirinya yang merasa yakin.

"Hei itu tempatku." Seseorang datang menampiknya, Taehyung terkejut karena kedatangan seseorang yang membawa sebuah pancing dengan topi jemarinya. Taehyung menengok ke kanan dan ke kiri dia melihat bahwa disana hanya ada dia seorang jadi dia tak salah paham bahwa ternyata dia yang sedang ditegur.

"Bukankah ini tempat umum?" Ucapnya meledek. Namja itu bahkan menarik sebelah alisnya, dia juga melihat bagaimana sombongnya namja yang tak dia tahu namanya. "Ya, tapi itu tempatku dan aku menyukai tepat dimana kau menginjakkan kakimu." Dia menunjuk dengan dagunya, sembari memasang umpan pada kail pancing yang sudah dia bawa. Taehyung sontak saja mengadah kebawah dia melihat pijakan kakinya, manusia yang aneh. Mungkin beberapa orang akan menganggap dia kuno padahal dia memang melakukan hal yang dia sukai. Sepertinya orang itu juga termasuk masa bodoh.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Where stories live. Discover now