Part 73 : We All Lie

941 148 36
                                    

" Kenapa kau harus hapus semua kenangan jika kenyataannya kau membuatku terluka dengan kenangan itu sendiri."

(Author ****** POV)

Mereka tak mengerti biar saja, bagaikan prasasti yang diinjak. Jungkook diam saja dengan kedua mata seakan tak mampu berbicara. Ketika ibunya melihat wajah sedihnya dengan pandangan heran itu semua membuat segala kemelut Jungkook hilang. Secepatnya dia mengusap kedua kelopak matanya dengan cepat.

"Kau kenapa sayang, apa kau terluka?" ibunya sangat panik sampai menjatuhkan keranjang kosongnya. Dia memeriksa wajah sang anak, sayangnya Jungkook tak bisa menyembunyikan air matanya lebih lama lagi hingga dia memilih untuk memanggil ibunya lirih. "Eomma, hikkksss..." Kepalanya jatuh tenggelam begitu saja saat tangan sang ibu mendekapnya. Wajah kebingungan sangat nampak hingga wanita itu seakan berdalih dengan semua pertanyaan dalam otaknya.

Apa yang terjadi pada buah hatinya. "Kau kenapa sayang, apakah ada yang melukaimu atau siapa yang membuatmu sedih?" Ibunya menepuk kedua pundak Jungkook, apakah dia akan membiarkan begitu saja anaknya menjadi sedih seperti ini.

Ini salah jika Jungkook harus mengadu padahal ini masalah dewasa yang cukup lumrah dialami beberapa orang. Dia tidak bisa mengatakannya sekarang dan mengulas senyum manis di bibirnya. Seakan itu semua tidak terjadi, "aku tidak apa eomma. Aku sangat menyayangi eomma." Sadar bahwa dia tidak bisa melakukan hal yang membuat ibunya terasa berat, dia lebih memilih menyimpan masalah ini sampai dia siap. Siap mengatakan bahwa ibu angkatnya ingin dia kembali.

"Kau jangan membohongiku nak, apakah terjadi sesuatu yang buruk. Kau tahu bukan eomma tak akan mau kehilanganmu lagi, sudah cukup sayang..." kedua pandangannya begitu mengisyaratkan untuk tidak meninggalkan nya. Ini adalah kehidupan anaknya yang sudah lama dia impikan, berkumpul dan bahagia dalam sederhana. "Aku tahu eomma, aku juga merasa senang dengan kasih sayangmu. Eomma aku hanya ingin eomma mengerti bahwa Jungkook akan selalu bersama eomma." Itu sebuah janji seorang anak, apakah dia akan tega melakukan kebohongan untuk wanita yang sangat menyayanginya.

"Apakah kau akan kembali pada wanita itu sayang?" Tatapan sang ibu nampak serius, atensinya memiliki makna berbeda dengan tangan meremat kedua lengan namja muda itu kuat. Jungkook meringis dan menahan ekspresi kesaktiannya, dia bisa melihat bahwa ibunya seakan kambuh dan tak sadar bahwa sikapnya sedikit menyakitinya. "Kau tidak akan pergi kesana bukan!" tangan itu seakan memonopoli pergerakan Jungkook majemuk, hingga dia membuat gerakan mengangguk dengan senyum tanpa arti.

Syukurlah....

Bening itu hilang, dan kabut dalam hatinya hilang ketika dia sudah tahu jawaban pelik dari bibir anaknya. "Jika kau menemui wanita itu eomma akan membawamu lebih jauh dari sini Kook, aku tidak ingin seseorang memisahkan eomma dengan anak kesayanganku ini." Betapa besar rasa sayang nya hingga dia mengusap pipi kanan anaknya dengan tangan.

Sebenarnya ada hal yang tidak diketahui oleh siapapun. Hanya Jungkook seorang yang mampu memahami perilaku ibunya, dia melihat perkembangan Psikologi ibunya. Serta melihat bahwa ibunya seperti melakukan penekanan beberapa kali yang tak nampak. Meski dalam keadaan sedikit takut dia masih bisa mengatasi dengan Jungkook yang mengalah dan mengatakan bahwa dirinya senang.

Ibunya terkadang bisa lebih kejam dan berbeda jika mengalami suatu hal yang tak baik.

"Eomma bolehkah aku tidur, rasanya aku sangat lelah dan oh iya eomma ini semua pesanan untuk besok, aku sudah beli beberapa rempah-rempah." Jungkook sedikit mengelak dengan langkah kakinya ketika ibunya berusaha untuk merangkulnya. Mungkin saja dia lelah dan dia tidak ingin tubuhnya menjadi sandaran hanya saja hal itu membuat ibunya enggan berucap.

"Apakah kau membohongiku sayang, apakah kau ingin bertemu dengan wanita itu? Bahkan dia sudah menghancurkan kehidupan kita. Jika benar kau akan lakukan itu aku akan membawa mu pergi lebih jauh lagi." Ibunya bergumam, dia tak lagi menatap punggung sang anak. Tarikan nafasnya penuh emosi dalam satu tarikan nafas, dia tidak bisa melakukan hal banyak akan tetapi saat ini Jungkook berada dalam kuasanya.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang