Part 6 : Love Yourself, Please

3.6K 376 72
                                    

(Author ***** POV)

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

(Author ***** POV)

Hari ketiga....

Sejak kejadian yang cukup menegangkan itu terjadi. Dimana luka yang terbalut perban tebal itu kian berkurang. Terganti dengan perban tipis terbalut akan plester. Kedua tangan yang sejak kemarin merengek untuk bergerak melakukan rutinitasnya akhirnya bisa melakukan hal yang seharusnya dilakukan.

Jeon Jungkook, sebut saja seperti itu. bersiul senang kala kedua tangannya dengan sibuk membersihkan beberapa piring kotor bekas makan malam. Sesekali kedua hidungnya menghirup aroma masakan buatanya. Ya, tidak ada yang bisa menyaingi masakan rumahan Jungkook jika sang empu sudah kembali dalam zonanya.

Merasa bosan sejak lima di hari di rumah sakit ditambah tiga hari dirumah tanpa melakukan hal apapun lantaran ibunya yang menyuruh membuat Jungkook begitu semangat melakukannya rutinitas di pagi hari ini. rasanya Jungkook seperti burung yang terbang bebas setelah terperangkap dalam sangkar hanya sayap yang pantah.

Busa melimpah di tangannya seakan menghiasi punggung tangannya. fakta bahwa bukan hanya wanita saja yang rajin mengurus dapur. Nyatanya ada juga namja yang tak kalah saing dengan wanita.

Saat kesibukan itu dinikmati oleh si pemilik gigi kelinci.

Dari belakang ia tak sadar jika seseorang menjatuhkan langkah kaki terakhir di tangga rumahnya. seorang namja dengan jas juga tas kantornya. Kedua mata sipit nan tajam itu menatap nyalang ke arah punggung seseorang yang ia benci. Memilih diam ketimbang menyapa dia, bagi Yoongi hal itu akan mustahil ia lakukan. Ia tak akan menelan ludahnya sendiri, ia bertekad tak akan pernah menyapa adik angkatnya. Tak sudi! Dan tak akan pernah, selamanya.

Malas dengan keberadaan manusia yang menghirup oksigen bersamanya. Min Yoongi, itulah dia mengangkat kaki tangannya begitu juga dengan kaki kirinya. Memilih pergi dan berangkat pagi sekali, lalu pulang larut agar seharian ini tidak menemui hal yang menyebalkan di depan matanya.

Asuhan ibunya....

"Pagi hyung." sapaan riang dari dirinya, senyuman yang menampilkan dua gigi kelinci yang menggemaskan di balik wajah bocah dewasanya. Rambut hitam yang tersisir rapi juga, apron merah yang menghiasi kemeja abunya. Sesuatu yang pantas disandang oleh Jungkook.

Yoongi yang merupakan korban sapaan kasih sayang itu hanya terdiam. Tak menggubris ataupun menjawab. Kakinya juga tak tinggal diam dan memilih berjalan menuju pintu keluar. mungkin karena Yoongi merasa muak dengan kehadiran bocah yang membuat ia ingin sekali minggat dari tempat tinggalnya.

"Yoongi hyung kau tidak sarapan?" tawar Jungkook, setelah meletakan sarapan pagi berupa sup hangat dengan ayam. Bukan hanya itu saja lauk pelengkap telah ia siapkan, siapa sangka jika rata-rata semua makanan yang dihidangkan olehnya adalah masakan kesukaan Yoongi.

Info dari sang ibu memang bermanfaat.

Yoongi yang keras kepala, dia seperti menulikan pendengarannya. tak sadar jika sikapnya sebenarnya menyakitkan hati yang sudah susah payah melakukan hal baik padanya. Bukankah dia adalah contoh adik yang baik?

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu