Part 23 : Epiphany

2K 281 45
                                    

" Ketika aku melihat semburat cahaya matahari, tapi aku tak merasakan silau karenanya. Aku merasa jika saat itulah aku benar-benar sudah mati. Namun, hingga kini aku masih merasakan silau matahari. Mungkinkah, aku masih dibutuhkan di dunia?"

.

.

.

.

(Jungkook ***** POV)

Pernahkah kalian berpikir jika suatu hari kalian akan berada di tempat aneh. Dimana semuanya nampak asing dan belum tersentuh oleh kalian. Bahkan kalian pun tak yakin jika di dunia ada, mungkin kalian akan sependapat jika menjadi aku. Mendadak aku terbangun dari rasa tidurku, ketika aku merasakan bagaimana panasnya matahari menerpa. Meski, tak sepanas biasanya. Cukup berbeda dengan sensasi yang tak lazim kurasa.

"aku dimana?" menatap sekitarku, yang kulihat dalam penglihatan samarku hanyalah padang pasir yang penuh ilalang. Apakah ini yang namanya gurun sahara? Anehnya pasir yang ada dibawahku berwarna coklat orange dan bukan kekuningan seperti pasir gurun lazimnya.

Aku memperhatikan sekitar dengan seksama, aku berada di bawah pohon beringin yang tua dan besar. Cukup bingung kenapa pohon sebesar ini dapat hidup di tengah sahara seperti ini. bukan hanya itu saja... kenapa aku juga bisa berada disini, seingatku aku berada di halte bus. Luntang-luntung bersama sang kakak. Ini aneh....

"Apa yang terjadi? Baju siapa yang aku pakai ini?" aku menerka dengan kebingungan yang melanda otakku tiba-tiba. Melihat bagaimana perubahan yang aku alami, mulai dari keadaan tubuhku yang tak selemas kemarin, tak merasa pusing dan berat tepat di kepala. Bahkan, aku memakai baju yang belum pernah aku beli dan pakai. Lalu, siapa yang sudah menggantikannya?

Dan aku merasa asing dengan ini semua, apakah Yoongi hyung yang melakukannya? Memberikan aku baju sebagus ini dan membuangku di tengah gurun, apakah ini yang dimaksud Yoongi hyung dengan kata 'enyah' yang sering aku dengar secara langsung? Sementara selama ini aku hanya menganggap jika Yoongi hyung tidak akan setega itu, meskipun ia sangat... ah, ralat ia membenciku dari apapun.

Aku tak tahu ini dimana, tapi... yang pasti aku tidak boleh berdiam diri disini. Aku tidak ingin berada disini, mungkin saja ada orang lain disini. begitu juga dengan si Min keras kepala Yoongi. Jika ia berusaha menyingkirkan diriku disini, aku akan pulang dengan sendiri suka maupun tidak. Karena eomma masih membutuhkanku!

Aku berdiri disini, tubuhku merasa bugar dan aku tak merasa lapar. Mungkinkah aku terpeleset dan jatuh hingga aku lupa jika sekarang bisa saja aku piknik dengan keluarga. Atau mungkin tersesatnya aku merupakan sebuah mimpi? Ah, tidak mungkin... selama aku tinggal Yoongi hyung tak mengajakku pergi sekalipun. Dia adalah namja yang sangat sibuk dengan segala ocehannya, membandingkan diriku dengan mendiang Jimin hyung yang setiap harinya aku harus menahan rasa sakit di hati. Meski terbiasa rasanya tetap ngilu, dan sangat menyesakkan.

Ah, aku tidak boleh cengeng... aku sudah besar dan bukannya bocah. orang seperti Yoongi hyung bukannya harus dibalas dengan sikap kerasa kepala bukan? Dan aku sudah melakukannya beberapa minggu ini. Itu sangat sulit jika kalian tanya.

Aku berteriak memanggil siapapun, berharap ada orang di sekitar sini. Bahkan aku memanggil eomma dan Yoongi hyung, walau kutahu dia akan selalu protes jika namanya aku panggil. Dia bilang dia tidak suka dipanggil adik bodoh sepertiku. Bagaimana, menyebalkan sekali bukan? Kuharap kalian tidak memiliki tipe saudara seperti itu.

Sepertinya hanya aku disini, aku akan mencoba menyusuri tempat sekitar. Aneh, rasanya tidak sepanas yang aku kira. Jika di dalam buku geografi suhu padang pasir bisa sangat panas, disini aku merasakan sejuk dan biasa. apakah ini hembusan semilir angin yang menyapa? Sampai akhirnya aku sendiri bisa merasa nyaman di tempat yang baru aku injak pertama kali ini.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang