Part 10 : Never Walk Alone

2.6K 301 52
                                    

" Mencoba menjadi apa yang diharapkan. Ketika aku gagal, justru caci maki yang aku terima. Kenapa ku rasa dunia semakin kejam? seperti tak memberikan kesempatan pada kami yang mencoba bertahan dalam segala pelik hidup dunia. apakah dunia akan berhenti jika mengucapkan 'aku putus asa?' ".

.

.

.

(Author ***** POV)

Haruskah Jungkook pasrah?

Hanya bisa memandang benda retak tak hidup di depannya. memandang dengan tatapan sendu juga bingung beradu satu. Harapan dan kata seandainya juga bermunculan dalam otaknya. Membuang karbondioksida dengan sekali nafas, ini sudah toko ketiga yang Jungkook datangi.

"Apakah benar benda ini tidak bisa diperbaiki?" Jungkook berharap cemas, ia yakin jika ada solusi dalam masalahnya. Hanya saja pegawai di depannya seakan menghilangkan harapannya.

"Maaf tuan, kami tidak bisa memperbaikinya. Jam ini di produksi di luar negeri. Sangat sulit untuk memperbaikinya seperti semula. Seperti yang aku bilang, jam seperti ini hanya bisa dibeli lagi jika anda ingin mendapatkan yang seperti ini. tapi... ini sangat sulit karena modelnya yang lama dan pasaran sudah lama tidak mengeluarkannya."

Jungkook seakan down. Ia tidak tahu harus apa. hanya bisa menundukan kepalanya, dan menutup matanya sebentar. Dengan kedua tangan yang menyentuh pinggir etalase yang terpajang jam-jam di depannya. memaksakan otaknya untuk berpikir keras, hal apa yang harus ia lakukan setelahnya. Ia hanya ingin meminta maaf pada sang kakak dan membuat jam di depannya secara utuh.

Tentu saja Jungkook yang sedang pusing justru membawa rasa iba dari pegawai di depannya. membuat pegawai wanita di depannya memberikan sedikit solusi, yang mungkin bisa saja membantunya.

"Jika anda ingin jam seperti itu, saya bisa memberikan alamat salah satu toko yang ada di jalan Gangnam. Dekat dengan toko perhiasan dan bersebrangan dengan pakaian pernikahan. Siapa tahu disana ada jam yang anda cari karena kudengar pemiliknya juga seorang kolektor."

Seperti mendapatkan pencerahan, dimana wajah bingung itu perlahan sumringah. Ditambah lahirnya kelegaan dalam hatinya saat mendengar ucapan pegawai di depannya. oh... rasanya Jungkook ingin segera pergi kesana. Takut jika jam tersebut di beli orang lain jika ada.

"Bisakah anda memberikan alamat lengkapnya?" Jungkook meminta dengan sangat pada pegawai wanita di depannya. tak lupa dengan senyum manis yang ia tampakan, membuat yeoja di depannya samar-samar bersemu merah pada pipinya. Tak ia sangka ia mendapatkan pelanggan dengan wajah tampan dan manis seperti di depannya. apakah ini yang namanya sebuah berkah di musim panas?

Dengan cepat selembar kertas nota itu terisi oleh tinta merah milik yeoja tersebut. ditulis dengan rapi dan indah, dan memberikannya secara langsung pada Jungkook.

"Ini untukmu, kuharap kau menyukainya." Jungkook menyodorkan sesuatu pada yeoja di depannya. membuat kedua bola mata sedang milik yeoja itu membulat terkejut. Dengan ekspresi kaget yang terlihat sedikit lucu.

namun, apa yang terjadi selanjutnya? Tak ia sangka namja tampan di depannya memberikan ia sebatang coklat vanila. Sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan yang ia terima. Tak terduga memang, tapi inilah suka dukanya sebagai pegawai toko. Kadang mereka diberikan tip, atau bonus. Kadang juga diberikan camilan dari pelanggan yang berbaik hati padanya. Sepertinya ia rasa dia tidak akan sungkan untuk membantu pelanggan di depannya jika bertemu lagi.

"Terima kasih tuan." Gadis tersebut menundukan kepalanya, ia merasa bersyukur dan berterima kasih secara bersamaan.

"Aku yang seharusnya berterima kasih karena anda telah membantu saya, selamat musim panas. Semoga anda tetap semangat bekerja."

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Where stories live. Discover now