Part 27: Highlight Reel

2K 222 20
                                    

" Perasaan apa ketika kau berdiri sementara kau tak sendiri, masih disokong oleh mereka yang masih mempedulikanmu. Perasaan apa yang kalian rasakan ketika kalian merasa tak pantas tapi, masih ada dukungan yang ditujukan untuk kalian. Sementara kalian berusaha tersenyum meski pada kenyataannya kalian menangis dalam hati. Sembunyi... sembunyikan semua rasa sakit, agar perasaan itu meluap hingga sampai ke permukaan. Kau yang selalu diacuhkan dan diremehkan biarkan saja, terkadang tekad dan usaha tak membohongi hasil yang kita usahakan. Butuh waktu manusia menjadi bunga yang cantik juga berduri. Agar esok... ketika ada orang yang berusaha menjatuhkanmu, mereka mundur. Takut akan kekuatan yang kau miliki. Sama halnya dengan hati yang terluka ini, aku obati dengan caraku dan rencanaku. Dan kau tak akan bisa melupakan apa yang aku perbuat, mungkin saja...."

.

.

.

(Author ****** POV)

Matahari memang terik meski waktu menunjukan pukul tiga siang. Mereka yang duduk santai diatas ayunan seperti bocah dari kejauhan. Tapi, apakah pantas jika mereka yang menyandang seragam SMA disebut bocah? sementara Jungkook dan Taehyung jika dilihat lebih seperti namja yang manis dan tampan dengan perawakan mereka masing-masing.

Beberapa orang yang berlalu lalang disana menganggap mereka saudara kembar, nyatanya tak ada hubungan darah diantara mereka. Mungkin saja banyak kesamaan dari segi fisik dan tingkah mereka, hanya saja lebih dominan Taehyung yang sudah di cap sebagai ahli pembuat onar di sekolah.

"Hyung kau tak pernah datang kesini, tapi kenapa kau mengajakku disini. Kau juga membelikanku ice cream, apakah kau tidak dicari orang tuamu?" Jungkook mengatakan dengan polosnya, menjilat ice cream rasa vanila yang berada di mangkuk ice cream kerucutnya. Sedikit belepotan pada hidungnya karena ice cream yang sempat menempel di ujungnya. katakanlah ini kebiasaan Jungkook sejak kecil, biasanya dia akan membersihkan sisa manis itu ketika sudah menghabiskan makanan bekunya.

"Memang, aku selalu melewatinya tapi tak pernah menginjakkan kaki disini." Taehyung juga menagatakan dengan santai, duduk di sebelah ayunan yang Jungkook tempati dan menikmati ice cream coklatnya. Yang lebih menarik warna makanan beku miliknya sama dengan warna rambutnya. Beruntungnya, Taehyung tak sadar akan kebetulan tersebut.

Jungkook terdiam berpikir, memang tak ada salahnya karena kebanyakan orang datang disini hanya untuk hiburan semata.

"Jadi, kau datang kesini pertama kali?" sepertinya sifat terpendam Jungkook yang cerewet muncul tanpa diminta membuat sahabat di sampingnya itu merasa gemas sendiri, mungkin Taehyung akan belajar memaklumi sifat manusia bongsor di sebelahnya.

"Ya, dan beruntungnya kau ikut denganku mendapatkan ice cream."

Jungkook melirik sedikit tajam ke arah Taehyung, ia merasa jika sifat sombong teman sekelasnya itu kumat. Ah, dia sudah banyak menemukan orang sombong di sekitarnya. Apalagi sifat sang kakak, yang memiliki kesombongan tingkat dewa. Untungnya dia sudah terbiasa menghadapi hal semacam itu. Dalam hatinya, Jungkook berharap semoga Tuhan memberikan kesabaran untuknya.

Inilah dia menikmati ice cream sembari mendengarkan Taehyung yang menampilkan sifat aslinya. Cerewet dan supel, cukup menyenangkan karena memberikan nuansa berbeda dalam sosialisasinya. Lama – lama ia merindukan anak-anak di panti.

"Jungkook, apakah aku bisa mampir ke rumahmu?"

"Eh?"

Namja muda itu menoleh, mendengar apa yang diucapkan Taehyung membuat dia mengedipkan matanya berkali-kali. Tak apa jika Taehyung berkunjung ke rumahnya. Hanya saja, dia tak punya wewenang tinggi terhadap rumah itu. Ia hanya keluarga yang baru datang hampir tiga bulan, ia bingung sekaligus takut jika Yoongi marah.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora