Part 54 : Filter

1.2K 176 42
                                    

" Seperti tak bisa membedakan apa dan mengapa ketika hati ini tidak bisa diajak bercanda untuk tertawa."

.

(Author **** POV)

Bohong jika tatapan wajah itu tak akan kosong, bohong jika Jungkook sendiri tidak akan mengatakan bahwa apa yang dia rasakan adalah menyakitkan. Berjalan dengan gontai hanya dengan tangan yang bersentuhan dengan dinding rumahnya, dia tak bisa berfikir jernih saat ini. Siapa bilang bahwa dia baik-baik saja.

"Aku tak ingin berharap. Akan tetapi..." Jungkook memperhatikan bagaimana wajah Jimin yang tersenyum disana. Apakah ini hanya sebuah gurauan semata? Sementara Yoongi seperti menghancurkan ekspetasinya untuk bahagia.

Dia ingin berbaring saat ini, wajah sedihnya tak bisa ia tutupi dengan kebahagiaan yang sempat ada. Apakah Yoongi berhasil menghancurkan pondasi kebahagiaan adiknya dengan begitu gampang nya? Sepertinya jelas... Ini semua juga bukan sebuah tipuan. Ini juga bukan April mop untuk melakukan sebuah prank.

Melihat jendela dengan bulan purnama yang masuk cahayanya juga bagaimana tubuh itu menyamping melihat kenyataan abstrak di matanya. Seperti sebuah dedikasi yang tak akan ada jalan pintasnya.

Lehernya sakit hingga dia menyentuh dengan sangat hati-hati. Bagaimana tidak? Rasanya terasa dia akan mati hanya karena tangan juga tatapan dari kakaknya yang begitu menjatuhkan seluruh wacana hidupnya. Apakah tadi kakak kerasukan? Sepertinya tidak...

"Jangan mencoba untuk berharap, kau pikir kau layak. Memuakkan, tolong kembalikan gelang itu."

Jungkook sempat terdiam, dengan pelan dia menoleh ke belakang. Apa yang dia lihat adalah kakaknya. Dia sedang menatap dirinya dengan tajam seolah penjahat dan menyenderkan bahunya di sisi pintu masuk menuju kamarnya. "Apa yang kau mau Yoongi hyung." Jungkook dengan wajah ramah yang sudah menghilang.

"Apa yang ku cari kau juga tahu, kenapa kau harus menyimpannya. Apa kau pantas?" Yoongi mendekat akan tetapi dengan ekspresi begitu geram dia menolak dengan apa yang terjadi jika itu menjadi kemungkinan maka dia akan membuat hal itu terjadi menjadi tidak mungkin. Melewati batas kuasa.

"Aku tidak punya apa yang kau cari hyung." Jungkook mengatakannya dengan wajah yang datar. Oke, dia tak ingin di katakan begitu naif meski dia memiliki sifat demikian. "Kau membuatku jijik dengan segala tingkah mu, apa kau sadar jika sikapmu membuatku begitu bodoh."

Terjadi sebuah perdebatan awal dari keduanya, Yoongi yang begitu mendikte dengan Jungkook dengan berpegang teguh pada kepercayaan mengenai bahwa hati yang baik bisa mengalahkan egois. Mencoba menjadi sahabat dari rasa egoisme.

"Ya, aku sebodoh yang kau kira. Tapi aku benar tidak memiliki apa yang kau cari Yoongi hyung." Idealisme Jungkook lebih besar dari badannya, dia merasa bahwa Yoongi seakan menuduhnya berulang kali hanya untuk mengusirnya.

"Kau dan kesetaraan sikapmu, kenapa kau tidak mengatakan dengan jujur siapa kau?! Apa yang kau mau Jeon!" Dia menunjuk wajah adik angkatnya dengan telunjuknya. Mata elangnya mengatakan bahwa seseorang di depannya pantas menerima segala kesialan dunia.

"Aku hanya mau pengakuanku." Jungkook mengatakan hal itu dalam setiap gejolak kemarahan yang dia rasakan. Bagaimana tidak? Yoongi orang yang dia anggap sebagai kakak mencoba membantainya sedemikian rupa. Seperti menuduhnya dalam suatu kejahatan yang besar, hingga keduanya menatap satu sama lain dengan tatapan berbeda.

Mata Yoongi yang hitam legam bagai elang dan mata Jungkook yang datar dengan segala pertanyaan di maniknya.

"Berikan padaku benda itu." Apakah Yoongi seakan melakukan negosiasi. Demi apapun bahkan namja muda di depannya tak mengerti sama sekali. "Aku hanya ingin tahu apa yang kau cari. Kenapa kau seperti menuduhku melakukan kejahatan, lalu kenapa kau baik padaku jika kau mencoba untuk menjatuhkan ku."

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Where stories live. Discover now