Part 52 : Inner Child

1.1K 188 37
                                    

"Apa yang menjadi semboyan hidup mu untuk bertahan dalam dunia yang sudah semakin tua ini? Apakah itu merupakan sebuah mantra ajaib untuk bertahan dalam badai bencana yang buruk? Terkadang... Banyak manusia yang berfikir bahwa menjadi anak kecil lebih menyenangkan ketimbang menjadi dewasa, salah atau benar?"

.

(Author ***** POV)

Musim semi yang indah di suasana cukup terik meski waktu menunjukan pukul dua siang. Beruntung kedua bocah ini bermain di dalam kamar sang pemilik yang begitu mendambakan kesenangan untuk selalu bermain. Dia yang memakai kostum kelinci berwarna merah muda tak merasa tubuhnya gerah. Sementara satunya yang memakai kostum anjing yang menggemaskan sudah berada di depan kipas angin yang menyala.

"Kookie, kau sangat senang berlari. Apakah kau tidak merasa kepanasan?" Jimin dia membuka mulutnya, membiarkan angin masuk ke dalam perutnya. Dia seperti menikmati hal sederhana seperti ini, tak tahu apakah nanti perutnya akan kembung karena melakukannya. Jungkook justru memasukan beberapa mainan dalam kardus miliknya, dia sudah diajarkan sejak dini untuk bebersih barang miliknya. Membuat Jimin minder lantaran di usianya yang lebih tua ketimbang nya dia belum bisa membereskan mainan miliknya.

"Kau sangat rajin Kook, aku jadi malu padamu." Wajah itu juga tampil kecewa dia juga seperti tak semangat lagi menangkap angin dengan mulutnya. "Tapi aku tidak malu sama Chim hyung. Ayo menggambal aku balu di belikan syaiton." Ucap Jungkook dengan kedua tangan yang terangkat semangat.

Jimin tertawa dengan keras dia terbahak saat mendengar ucapan Jungkook yang belum benar. Entahlah dia merasa bahwa bocah kelinci di depannya itu berhasil menghiburnya. Jungkook bingung sendiri dan dia bertanya pada dirinya apa yang membuat ucapannya lucu hingga Jimin bisa tertawa sekeras itu. Apakah ada sesuatu yang menempel di wajahnya? Sempat meraba wajahnya dengan teliti pada tangan kecilnya.

"Kau tidak akan menemukan apapun di wajah menyebalkan mu itu Kookie." Jimin mengusap air mata sisa kebahagiaan nya dia bahkan belum sepenuhnya menghentikan kekehan nya. Oh God ini memang sangat lucu dan tak akan bisa Jimin berhenti sampai perutnya sakit. "Tapi kau teltawa dan aku tidak suka." Bocah kelinci itu duduk membelakanginya dan enggan melihat wajah Jimin yang sudah lelah karena tertawa. Alangakh lucunya Jungkook kecil yang selalu bergelayut manja padanya kini melakukan aksi mogoknya.

Oke, akan ada yang mengalah kali ini. "Jungkook... Tadi kau tak sadar ya bilang hal yang membuatku tertawa." Jimin mengusap rambut bocah menggemaskan itu dari belakang. Bisa dilihat bagaimana gigi kelincinya yang hilang dan ompong itu. Semakin membuat Jimin tak bisa untuk berhenti tertawa. "Tadi aku bilang kalau aku mau menggambal." Dia masih cidal, menjadi karakteristiknya. Saking gemasnya Jimin yang memakai kostum anak anjing ini mencubit pipi tembam Jungkook hingga si pemilik merengek gemas.

"Oh astaga kalau kau menangis, Myungsoo mengira akau menganiayai mu Kookie."  Dia melakukan Popo pada Jungkook. "Habisnya hyung usil, pipi aku bukan kue cimol." Dia menekan kedua pipinya yang gendut hingga membuat cekungan bibir yang lucu. Lagi-lagi hal itu membuat Jimin tertawa, sementara kelinci gembul itu sedang melanjutkan misi merajuknya.

"Baiklah ayo kita mewarnai dengan crayon. Kau tadi mengatakan syaiton bukan?" Jimin mencoba meralat ucapan Jungkook agar terlihat tidak menakutkan. Maklum, bocah seusianya memang terkadang terpleset saat sedang berbicara. "Tadi aku bilang clayon bukan syaiton." Sedikit mengelak walau pun dia memang salah. Jimin menggelengkan kepalanya dia tidak suka kalau Jungkook kecil berbohong dengan wajah manis dan polos untuk senjata agar tak kena marah.

Haru - Haru (Sad Story Jeon Jungkook) END ✓Where stories live. Discover now