📖🖊 ♧ 59. The Last ♧

895 49 40
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

______________________
__________________________

"Tuhan selalu punya akhir yang baik di setiap rencana. Sebagai seorang aktor utama di cerita hidup masing-masing, kita cukup berakting sebaik mungkin. Biarlah Sang Maha Sutradara yang menilai sendiri."















Surabaya, 12 September 2025

******

~Ayla

Aku kembali ke Indonesia untuk melakukan pernikahan setelah memberi salam perpisahan pada Naira di makamnya. Seoul punya banyak kenangan yang tidak bisa kuhilangkan begitu saja dalam benakku. Ozlem menepati janjinya menikahi Raisyah untuk di waktu dekat, dia dan Raisyah sudah menikah duluan di bulan Mei tahun lalu. Pernikahan yang meriah digelar di Kota Istanbul tanggal 2 Mei, tepat di hari ulang tahun Raisyah, tidak lama setelah Andra dan Sherly menikah. Ah, di antara kami berempat, rasanya cuma aku sendiri yang masih jomblo.

Raisyah langsung hamil dan melahirkan pada bulan Maret tahun ini. Mereka punya dua bayi lelaki kembar yang sangat lucu, keturunan bayi kembar itu dari keluarga Raisyah, Om Yohanes punya ayah yang juga memiliki saudara kembar. Salah satu di antara dua putra Ozlem ada yang albino! Sangat putih dan tampan! Ketampanan mereka murni mewarisi ayahnya, Ozlem. Ada kabar baik lain, Raisyah sekarang memakai kerudung dan jadi mualaf. Dia memilih masuk Islam tanpa paksaan apapun dari Ozlem. Orang tua Raisyah, Om Yohanes dan Tante Yelena juga menghargai keputusan anak tunggal mereka. Itu adalah pilihan Raisyah, karena masalah keyakinan tidak bisa dipaksakan. Cara Almarhum Abi dulu juga salah, kita tidak akan dihargai kalau tidak mempu menghargai keyakinan orang lain. Ozlem dibantu mertuanya, Om Yohanes. Mendirikan cabang perusahaan parfum baru di Indonesia, parfum dengan aroma terapi untuk kesehatan. Ozlem sekarang mengelola bisnis keluarga Alberto setelah sah menikah dengan Raisyah.

Akad nikahku akan segera dilakukan hari ini dan resepsinya digelar besok. Ozlem yang jadi wali nikahku, menggantikan Abi. Sepeninggal Kyai Fawaid beberapa bulan lalu, tidak ada wali nikah yang lebih baik selain Ozlem. Semalaman aku menghabiskan waktu mengurung diri di kamar, menangis selama yang aku bisa. Meratapi nasibku yang harus setuju menikah dengan lelaki yang bahkan aku tidak pernah kukenal sebelumnya. Umikku, Neshele Sevgi, seorang desainer akhirnya menemui masa yang paling dia tunggu, mendesain baju pengantin untuk putrinya sendiri. Raisyah di sini untuk menemaniku, dia meyakinkan semua akan baik-baik saja. Ini adalah keputusanku, harusnya aku bahagia untuk semuanya.

Hari ini juga, Namjoon berulang tahun yang ke-28. Dia jauh sekali di sana, sedang menjalankan tugas negara, setahun lalu dia sudah berangkat wajib militer. Media setempat juga sudah memberitakan Leader BTS, RM sudah ikut menyusul wajib militer. Tak ada kabar apapun darinya setelah itu dan di hari ini juga aku harus menikah. Melupakan lelaki Ilsan yang pernah kucintai.

Namjoon ... aku sangat bahagia, sungguh! Jangan pernah khawatirkan aku. Sugesti yang selalu kuwejangkan dalam benak untuk melerai kesedihan tidak terhingga yang tak ingin kuakui. Namjoon mengajarkanku untuk tahu bahwa cinta tak harus memiliki. Semoga kelak, dia mendapatkan wanita yang berjuta kali lebih baik dariku. Tuhan selalu adil.
Aku percaya itu.
Selalu.

Aku hanya berharap, suamiku ini, dia lelaki baik-baik dan tidak kasar. Sama baiknya seperti Namjoon. Semoga saja.

Memeluk putra Raisyah dapat membuatku sejenak melupakan segala gulana yang menyelimuti hatiku sekarang. Akad nikah sudah selesai. Mbak Fatma masuk ke dalam kamar, menjemputku untuk melihat wajah lelaki yang sudah sah jadi suamiku sekarang. Ketiga anak-anaknya tanpa lelah berlarian ke sana kemari. Aku menyerahkan keponakanku ke pangkuan Raisyah lagi. Umik menemaniku untuk melangkah keluar.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Where stories live. Discover now