📖🖊 ♧ 10. Ujian Nasional ♧

497 92 44
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

____________________
__________________________

"Ujian kehidupan lebih sulit dari ujian kenaikan kelas. Karena saat menjalani ujian kehidupan, kita tidak bisa mencontek ataupun membuka buku. Bahkan materi yang diujikan tidak pernah diajarkan di bangku sekolah manapun!"












Surabaya, 16 Maret 2014

******

Tidak terasa, sudah dua tahun lamanya berlalu sejak Ayla jadi anak pindahan di SMPI Surabaya. Usia Ayla sekarang lima belas tahun dan Ozlem tiga belas tahun. Tinggi Ayla sekarang 163 cm, selama dua tahun Ayla hanya bertambah tinggi tiga sentimeter. Setidaknya, ia bisa jadi lebih tinggi empat sentimeter dari Naira. Dia sangat imut dengan tubuh kecil itu. Sungguh! Ilyasah juga tumbuh, kira-kira 175 cm. Uh! Coba tebak, Ozlem sekarang punya tinggi berapa? Kalau tebakan kalian benar, kalian akan kaget menyadari fakta bahwa tingginya sekarang 181 cm! Dia baru SMP kelas 2! Darah keluarga Sevgi berperan hebat mendukung postur tubuh jangkung Ozlem.

Ayla sekarang kelas 3 SMPI. Kelas akhir sekolah menengah. Sebentar lagi, Ayla menghadapi Ujian Nasional (UN). Naira menjadi sahabat terbaiknya dua tahun belakangan. Hanya dia yang bisa cocok berteman dengan Ayla, yang lainnya mungkin memang berteman tapi tentu karena ada maunya.

Dan Ilyasah masih sama seperti saat pertama mereka bertemu dulu, dingin dan menyebalkan. Mungkin sifatnya memang begitu. Tapi Ayla merasa dia menyembunyikan hal yang tak boleh diketahui. Biasanya dugaan Ayla memang tepat. Dia lebih sering diam, murojaah hafalan Alquran. Dia lebih giat belajar agar bisa lulus tes dan masuk ke pondok pesantren impiannya. Semua orang selalu punya mimpi, kecuali Ayla. Ayla mengalihkan pandangan mata dari Ilyasah. Sepertinya telinga itu sudah jemu lama-lama di dalam kelas, buku novel yang dia baca dari tadi sudah habis. Ayla tidak cukup bodoh untuk membacanya secara terbalik-dari belakang ke depan. Satu buku paket soal-soal disambarnya dari dalam tas, sebagai pelampiasan bosan.

Di bangku depan kelas, Ayla sedang membolak-balikkan kertas soal-soal ujian. Harusnya, Ayla memang tidak perlu belajar. Dengan IQ di atas 200, Ayla tak perlu susah-susah menghafal materi, semua tulisan di buku paket bisa diingat dalam sekejap mata. Tapi ini ia lakukan karena sudah bosan membaca semua novel di dalam kelas. Jadi, Ayla tidak ada kerjaan, benar-benar tidak ada kerjaan. Naira menghampiri Ayla yang duduk sendirian di depan kelas saat anak-anak lain sedang ribut di dalam.

"Eh Ay, entar malem, belajar bareng, yuk? Buat UN." Naira mengajaknya begadang malam ini, belajar serius untuk persiapan Ujian Nasional (UN). Ayla memang sering tidur di kamar Naira, Umik dan Abinya tidak masalah dengan itu.

Ayla senang di sana. Satu-satunya hal yang membuatnya agak risih hanyalah para santriwati terlalu menghormatinya karena dia cucu sulung Kyai Fahruddin, itu agak kurang nyaman buat Ayla. Apalagi panggilan 'Ning' yang membuatnya risih. Anehnya, saat Ilyasah yang memanggil begitu, Ayla nyaman-nyaman saja.

"Ok, nanti aku bawa camilan."

Kalimat Ayla selesai bersamaan dengan bel pulang sekolah berbunyi. Ayla pun mengambil tas dan pulang setelah mata pelajaran tambahan untuk les matematika dan bahasa Inggris selesai. Sebenarnya, meskipun tidak ikut les, semua soal ujiannya bisa sangat mudah dikerjakannya. Ilyasah yang biasa peringkat pertama di kelas, semenjak Ayla sekelas dengannya, jadi tergeser jadi peringkat dua.

Dari tadi, sejak pelajaran les selesai, Ayla melihat Ilyasah masih fokus dengan Alquran di tangannya. Dua tahun belakangan ini, Ilyasah memang ikut program hafalan Alquran bersama Kyai Fawaid. Katanya, dia ingin lanjut ke Pondok Pesatren Gontor di Ponorogo agar bisa dapat beasiswa ke Universitas Al Azar, Mesir. Tentu Ayla mendapat informasi menarik ini dari Naira, mana berani Ayla menanyakan langsung ke Ilyasah. Anak itu gigih sekali. Ayla jadi iri dengan semangatnya. Alasan itu jugalah yang membuat mereka berdua jarang berkomunikasi selama dua tahun belakangan.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Where stories live. Discover now