📖🖊 ♧ 32. Holiday in Ilsan ♧

490 49 27
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

______________________
___________________________

"Ayo kukenalkan dulu ke orang tuaku, barang kali kita jodoh ... eeh!" 😅🤭










25 Desember 2014

*****

Liburan musim dingin sudah tiba, pekan liburan natal disusul libur tahun baru. Kamal dan Ayla sebenarnya tidak merayakan natal, tapi tahun baru? Tidak ada yang bisa menolaknya. Karena alasan itulah, dua sejoli ini tidak pulang ke Indonesia.

Kamal tidak masalah jika tidak pulang ke Indonesia, dia tidak punya keluarga yang merindukannya, ayahnya juga sedang sibuk dengan urusan bisnis, bisnis, dan bisnis. Padahal uang mereka sudah berlimpah kalau ditotal juga tidak akan habis dimakan tujuh puluh turunan. Dia juga sudah terlalu muak melihat adik perempuan dan Ibu tirinya setiap pulang ke Jakarta. Kamal lebih suka di Seoul, bersama neneknya. Jika bukan karena permintaan ayahnya, dia juga tidak akan sudi untuk pulang ke Jakarta. Bagaimana dengan Ayla? Harusnya liburan musim dingin ini jadi momen paling tepat untuk Ayla bisa pulang ke Surabaya dan bertemu keluarga. Tapi apa boleh buat, dia setuju-setuju saja waktu senior Geong Min menanyainya untuk ikut atau tidak.

Ayla jadi punya pelajaran berharga, jangan melamun saat ada orang menanyaimu. Tapi, Ayla sedikit lega karena telah mengantongi izin dari Abi dan Umiknya untuk liburan ke Ilsan. Bagaimana bisa? Sedikit kebohongan dan bantuan dari Kamal. Yah, itu mungkin saja. Kamal adalah orang yang pandai bicara.

Ayla menyusul Kamal ke stasiun kereta, dia segera pergi dengan buru-buru setelah selesai mengurus pemakaman sahabatnya, Naira. Dia menyewa orang agar mau pura-pura menjadi wali, dengan begitu jenazah Naira bisa diambil dari rumah sakit tanpa perlu merepotkan siapapun. Ayla mengoleskan make up sedikit tebal di wajahnya, dia takut Kamal akan bertanya macam-macam saat menyadari bekas mata yang agak sembap karena habis menangis. Mereka berdua berencana akan menonton acara kembang api tahunan di Ilsan bersama. Tidak berdua, dengan dua kakak-adik warga Ilsan, siapa lagi kalau bukan Kim Namjoon dan Kim Geong Min.

Kamal melambaikan tangan melihat Ayla mencarinya di posisi yang sudah ditentukan sebelumnya. Ayla sangat mudah dikenali meskipun postur tubuhnya lumayan pendek, itu karena dia berpenampilan 'berbeda' dari orang-orang disekitar. Hijabnya membuat Ayla mudah ditemukan.

Ayla sangat senang melihat Kamal melambaikan tangan ke arahnya yang sudah dari tadi mencari. Dia langsung berlari ke arah pria dengan postur tubuh sangat tinggi tersebut. Setelah memesan tiket dan masuk ke dalam kereta, Kamal mengajaknya masuk ke salah satu gerbong kereta yang memang telah dipesan. Sepertinya, sudah ada dua orang di dalam yang menunggu mereka. Kamal membuka pintu gerbong, terlihat dua orang Kim bersaudara, mereka seperti sedang mengalami sedikit cekcok, pertengkaran biasa antar saudara. Ayla melihat mereka dan mulai merindukan Ozlem, adik laki-laki berisiknya itu.

Kamal membuka pintu, mereka menoleh dan menghentikan pertengkaran sebentar. Geong Min sangat bersemangat mempersilahkan Kamal dan Ayla untuk masuk. Namjoon hanya tersenyum tipis sekilas dan sibuk dengan ponselnya lagi, memasang earphone pada kedua daun telinganya dan mengacuhkan sekitar. Ayla jadi heran, sejak kapan sikap Namjoon jadi sedingin itu. Geong Min meraih kedua tangan Ayla setelah menarik tangan Kamal untuk duduk di kursi depannya. Di ruangan gerbong itu, hanya ada empat kursi yang saling berhadapan dan satu meja pembatas. Kamal duduk di depan Geong Min, mereka sudah bicara macam-macam sekarang. Sepertinya masalah ujian. Tebak Ayla duduk di depan siapa? Benar! Sekarang dia duduk di depan Namjoon. Orang pertama yang Ayla sukai dan idiolakan tanpa paksaan apapun, sebagai penggemar tentunya.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Where stories live. Discover now