📖🖊 ♧ 58. Tuan Kim ♧

569 46 27
                                    

Maaf, part-nya agak panjang yah! 😅🙏

Happy Reading Gaes (!) 💜

_________________________
______________________________

"Father is the first love for his daughter. Sebelum kau mencintaiku, kau sudah mencintai Ayahmu terlebih dahulu. Bagaimana bisa aku menjauhkan seorang putri dari ayahnya sendiri? Aku tidak bisa, Chakhae. Aku tidak sejahat itu."














Jakarta, 03 April 2023

*****

Acara pernikahan Andra dan Sherly yang meriah kemarin sudah selesai. Pengantin baru itu memutuskan untuk bulan madu ke Hawai. Kamal dan keluarganya pulang kembali ke Jerman, negara asal Aldrich Addison, Ayah Kamal dan Sherly, urusan kerja sama bisnisnya bersama keluarga Raisyah sudah selesai. Raisyah sendiri, dia pulang lebih dulu ke rumah. Ada urusan mendadak, orang tua Raisyah menyuruhnya ikut serta dalam kerja sama bisnis baru dengan perusahaan parfum di Paris, penerbangan Rai ke Perancis sudah terjadi kemarin malam.

Tinggal Ayla yang tersisa di kamar hotel, dia sedang bersiap-siap untuk kembali ke Istanbul. Masa cutinya hampir berakhir, waktunya kembali bekerja di rumah sakit Seoul. Koper dan segalanya sudah rapi tertata. Tiba-tiba suara HP-nya berdering. Ayla langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa nama yang tertulis di layar ponsel. Wajahnya memucat seketika, mendengar beberapa kalimat seseorang yang berbicara di dalam ponsel itu.

Masa cuti Ayla harus diperpanjang lagi, dia membatalkan tiket pesawat ke Istanbul dan mengambil penerbangan ke Surabaya. Singgih sedang kritis di Rumah Sakit Dr. Soetomo. Tanpa pikir panjang, Ayla bergegas secepat yang dia bisa. Sebenci apapun Ayla pada ayahnya, Singgih tetaplah seseorang ayah bagi Ayla. Ayah yang sangat dia cintai, ayah yang pernah memeluknya dengan kedua tangannya saat Ayla kecil belajar berjalan pertama kali dengan kaki mungilnya, ayah yang pernah menggendongnya dengan kedua tanganya, dan ayah yang sama, yang dengan jahat menampar Ayla dengan tangan itu.

Beberapa jam terbang dalam rasa kecemasan, Ayla kini sampai di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Setelah dapat informasi di mana pasien bernama Singgih Mangkoe Madha dirawat, langkah Ayla bergerak secepat mungkin. Di depan ruangan sudah ada Mbak Fatma dan beberapa orang santri yang membantu menggendong anak-anaknya. Ayla membuka pintu sembari menarik napasnya perlahan, dia rasanya belum siap kalau harus bertemu ayahnya lagi. Kang Hasan di dalam, menemani ayahnya yang terpasang infus dan alat bantu pernapasan. Suara dari alat pendeteksi detak jantung Singgih menjadi satu-satunya yang terdengar di sana.

"Ning Ayla?" Suara kang Hasan membuat Singgih membuka mata perlahan, dia melihat Ayla yang sekarang berdiri di samping kang Hasan.

Air mata Ayla meleleh, melihat kondisi ayahnya yang sudah sangat mengerikan terbaring di rumah sakit. Wajah dan tubuhnya yang dulu sangat kekar nan sehat, kini kurus kering, tulang pipinya sampai terlihat dengan jelas. Perasaan Ayla sekarang campur aduk, antara kasihan dan kebencian. Rasa empatinya perlahan membuat Ayla merangkul erat tubuh ayahnya.

"Abi minta maaf," kata Singgih. Tangan dengan jarum infus itu menyentuh atas kepala putrinya yang berbalut hijab sedang menangis sesegukan di pundaknya.

"Abi jangan banyak bicara. Abi harus bisa sembuh! Hiks ... hiks." Ayla masih sesegukan menangis.

"Waktu Abi rasanya sudah tidak lama, Sayang. Abi dengar, kamu sudah jadi dokter yah, Nak. Ozlem adikmu juga sudah sukses bekerja di Amerika. Abi sangat bangga, meskipun tidak ada satu pun dari kalian yang menuruti perintah Abi." Singgih tersenyum dan pandangannya sekarang kosong.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang