📖🖊 ♧ 12. Jakarta, I'm Coming ♧

490 82 48
                                    

Happy Reading Gaes (!) 💜

____________________
___________________________

"Ada saatnya kita beranjak dari zona nyaman untuk mencari hal baru. Bisa jadi untuk mengejar cita-cita atau mungkin potensi tersembunyi."







*****

Kamar Ayla sudah lumayan berantakan sejak pagi tadi, barang-barang berserakan di atas lantai kayu. Gus Singgih hari ini menemani Bu Nyai Rahayu untuk terapi rutin ke luar kota bersama Romo Fahrudin, tidak bisa ikut mengantar Ayla berangkat ke bandara. Sore ini, Ayla ada jadwal penerbangan ke Jakarta. Padahal bisa naik kereta, tapi Umik Neshele memintanya untuk naik pesawat saja, supaya tiba lebih cepat.

"Semua sudah dimasukkan koper?" Umik bertanya mengecek semua barang bawaan yang harus dibawa untuk persiapan.

"Sudah Umik," jawab Ayla sambil memasukkan baju terakhir ke koper.

"Tiket sudah?"

"Sudah, Umik."

"Keperluan mandi?"

"Ayla bisa beli di sana Umik."

"Ponsel dan kartu ATM?"

"Sudah."

"Formulir pendaftaranmu?'

"Sudah, Umik."

"Dokumen penting, pas foto, akte, foto kopi ijazah dan lain-lain?"

"Sudah, Umiiik."

"Obat-obatanmu?"

"Suuuudaaaaah, Umikku sayang." Ayla mulai kesal dengan pertanyaan bertubi-tubi dari Umik Neshele.

"Kantung muntah?" Tiba-tiba Ozlem masuk kamar dengan mengajukan pertanyaan menyebalkan. Dia tampak lebih baik sekarang, baru saja sembuh dari demam. Mungkin Umik Neshele sudah memberitahunya kalau kakaknya akan berangkat ke Jakarta hari ini.

"Untuk apa aku harus bawa kantung muntah?" Ayla menjawab sinis.

"Buat jaga-jaga aja, Kak."

Ayla melotot. "Aku kan gak mabuk udara kayak kamu yah!"

"Yasudah!" Dia menggendong kucingnya Lazu keluar kamar. Dan seketika masuk ke kamar lagi, "Kak Ayla gak bakal rindu aku?" Matanya berkaca-kaca.

"Gak!" Langsung Ayla jawab seketika tanpa melihat wajah Ozlem yang menyebalkan itu

"Yasudah!" Dia keluar lagi, itu yang kedua kalinya. Dan masuk (lagi) untuk yang kedua kalinya juga.

"Kakak serius?" Ozlem kembali memastikan jawaban Ayla.

"IYA!" teriak Ayla melotot lagi, sangat kesal.

"Hueee! Umiiiikkk! Kak Ayla jahat sekali padakuuuuu!" Dia pun merengek ke Umiknya. Umik Neshle hanya tertawa melihat tingkah kedua anaknya.

Ayla memeluk Ozlem dari belakang dan menjitak kepalanya, "Dasar, Raja drama!"

"Kaaaak, Kakak beneran gak akan kangen aku? Kakak sesebal itu yah sama aku? Salah apa aku padamu wahai Kakakku yang baik hati dan cantik jelita?Maafkanlah adikmu yang ganteng, lucu, imut, dan menggemaskan ini!" Ozlem berlutut dan menarik lengan hoodie Ayla.

"Umiiikkkk! Dia mulai mendramatisir lagi!" Ayla mendorong muka menyebalkan Ozlem menjauh.

Sekali lagi, Umik Neshle hanya tertawa melihat kelakuan dua anaknya itu. "Ayla, cobalah sekali-sekali akur dengan Adikmu." Umik memasukkan baju-baju yang tidak akan dibawa Ayla ke lemari. Menggeleng heran.

𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐨𝐫𝐭𝐮𝐧𝐚𝐭𝐞 𝐅𝐚𝐧𝐠𝐢𝐫𝐥 ✔Where stories live. Discover now