33.

954 104 11
                                    

Kardus-kardus yang daritadi mengganggu pemandangan di flat Gi kini sudah tersingkirkan dan tertata rapi di ruangan kecil di samping dapur yang disebut Gi sebagai gudang. Harry sendiri sibuk mengetik-ngetik di layar ponsel keluaran baru miliknya. Gi mengerutkan alisnya karena penasaran sendiri dengan laki-laki itu.

"Kau sedang apa sih? Daritadi kelihatan sibuk sekali."

Harry mengalihkan pandangannya ke Gi dan tersenyum dengan bibir yang masih tertutup. "Tidak, hanya membalas beberapa pesan dari manajemen dan kru. Kenapa?"

"Banyak sekali ya pesannya sampai kau membiarkan teh susu milikmu jadi dingin?" kata Gi sambil melirik ke cangkir putih milik Harry.

Harry menyunggingkan senyumnya dengan perasaan bersalah dan menjawab, "Maaf, ini sudah mau kuminum kok." Ia meneguk minumannya tanpa sekalipun melepaskan pandangannya dari wajah Gi.

Gi duduk di samping Harry dan meraih remote televisi yang berada di antara Harry dan dirinya. "Mau menonton apa?"

Harry langsung mengambil ponselnya dengan cepat. Ponsel itu mulanya berada di samping remote televisi tapi Harry langsung mengambilnya seperti tidak ingin Gi melihat isi dari ponselnya. Gi menatap Harry dengan bingung. "Ada apa sih dengan ponselmu? Aku hanya mau ambil remote televisinya saja kok."

"Tidak, tidak," Harry menggeleng-gelengkan kepalanya. "Eh kelihatannya aku mau menonton How I Met Your Mother, kau mau tidak?"

Gi menyipitkan matanya bingung dengan tingkah Harry. Laki-laki itu seperti menyembunyikan sesuatu darinya, terlihat sekali dari gelagat Harry yang aneh. Gi tidak suka dibuat penasaran namun ia tidak mau memaksa Harry. Biarpun baru hari ini hubungan mereka sudah lebih dari berteman, Gi masih canggung untuk mencari tahu tentang Harry dan ia memutuskan untuk tidak memusingkan perihal ponsel Harry.

"Terserah, asal jangan dari season delapan. Kau tahu kan aku sudah sampai awal season sembilan?" ujar Gi yang meraih cangkir kuning kesayangannya dari meja di depan sofa.

"Iya, kau sudah menceritakannya berulang kali. Sudah hari ini kita tamatkan saja sampai season sembilan ya? Aku mau main di flatmu sampai kau mengusirku." kata Harry merapatkan tubuhnya ke Gi dan berbagi kehangatan tubuhnya dengan tubuh Gi.

"Ya, aku siap kok menampung orang sepertimu. Siapa yang tidak senang menghabiskan waktu dengan Harry Styles?" gumam Gi sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Harry dan Harry menempelkan kepalanya juga ke puncak kepala Gi.

Mereka pun menyetel serial televisi favorit mereka berdua. Sebenarnya itu serial kesukaan Gi dan saat mengetahui hal itu, Harry setiap hari menyempatkan waktu untuk menghabiskan semua episode How I Met Your Mother sampai episode yang sudah ditonton Gi. Gi sangat menyukai serial sitkom itu dan sering sekali membahasnya via telepon dengan Harry. Dengan sabar Harry mendengarkan semua ocehan Gi tentang serial televisi itu dan perlahan Harry jadi menyukainya juga.

Gi menoleh dan sedikit mendangak melihat wajah Harry yang berada di atasnya. Sejak tadi ia tidak bergerak dari bahu hangat Harry. "Kau lebih suka Ted dengan Robin atau Barney dengan Robin?"

"Mungkin dengan Ted," jawab Harry sedikit berpikir dan menuai pandangan protes dari Gi yang memajukan bibirnya satu atau dua senti. "Karena dari dulu Ted selalu sulit berpindah hati, apalagi kalau Robin punya kekasih baru."

"Bukan karena Ted menyukai Robin dari awal mereka bertemu? Dari sejak season pertama?" tanya Gi yang semakin ingin tahu.

"Seperti aku menyukaimu sejak awal bertemu?"

Gi membeku di tempatnya namun pandangannya melebur menjadi satu dengan pandangan Harry. Lebar matanya lebih lebar dari kedua mata hijau Harry. Sekejap saja Gi tidak memiliki kata yang akan diucapkan akibat pikirannya yang meluap begitu saja.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDWhere stories live. Discover now