6.

2.1K 163 32
                                    

Siang itu terasa ramai di Chelsea Library. Tentu saja ramai, saat itu adalah jam makan siang. Banyak orang memutuskan untuk mengalihkan perhatian mereka dari buku dan memilih untuk memanjakan perut mereka. Begitu pula dengan Gi.

Gi sedang mengurus beberapa arsip buku anak-anak yang ia kerjakan beberapa hari terakhir. Namun ia sangat lega saat mengetahui jam makan siang telah tiba. Ia sudah penat dengan mengurutkan data buku dan mengecek ulang keadaan serta beberapa hal penting tentang buku-buku itu. Gi mengambil tasnya dan segera menuju ruang istirahat pegawai. Dikeluarkannya kantong makan siang sembari ia duduk di salah satu kursi kosong tanpa satu manusia pun di sekitar kursi itu. Di dua meja lainnya, ia melihat beberapa pegawai menghabiskan roti lapis mereka dan meminum jus kotak atau hanya sekedar mengobrol.

Saat itu Gi hanya ingin sendiri. Ia terlalu lelah untuk diajak bicara. Data-data buku itu berputar terus menerus di kepalanya. Setelah jam makan siang selesai, ia akan menyelesaikan pekerjaannya dengan target selesai tiga jam kemudian. Ia berharap bisa pulang setelahnya tetapi ia harus mengisi kegiatan membaca cerita untuk anak-anak.

Tak lama kemudian, Mike terlihat memasuki ruangan pegawai. Segera ia mengambil tempat duduk di dekat Gi saat melihat Gi mengunyah roti lapis selai kacangnya.

"Hai."

Gi mendongakkan kepalanya dan menelan rotinya.

"Hai."

"Roti lapis selai kacang?" tanya Mike sambil menaikkan kedua alisnya.

"Bagaimana kau tahu?" Gi tertawa kecil.

"Tentu. Ini hari Senin. Hari selai kacang untukmu." Mike tersenyum bangga karena tebakannya yang selalu benar.

Gi hanya tersenyum dan melanjutkan makan roti itu.

Ia mengeluarkan ponselnya dan mengakses akun twitter-nya. Dilihatnya beberapa akun twitter yang selalu memperbaharui berita tentang One Direction berada di timeline. Ada akun twitter yang menaruh foto terbaru Harry dan Kendall di twit akun itu. Gi jadi mengingat betapa kesalnya Harry terhadap Kendall dan hubungan palsunya yang dibuat oleh manajemen Harry dan Kendall.

Sudah seminggu sejak kejadian itu. Sudah seminggu Harry tidak menelponnya. Ia memang terlalu bodoh untuk berharap ditelpon kembali oleh Harry namun ia hanyalah seorang Directioners yang sangat terobsesi kepada lima orang itu.

Sudah enam hari juga Gi memutuskan untuk berbaikan dengan Mike. Seperti biasa, Gi yang meminta maaf kepada Mike. Ia merasa ia terlalu berlebihan dengan Mike. Ia tahu Mike tidak suka kepada artis idolanya namun ia malah membicarakannya di depan Mike.

"Hei, Gi?" suara Mike membuyarkan lamunan Gi.

Gi menutup aplikasi twitternya dengan segera dan melahap roti lapis yang tersisa.

"Kau memikirkan apa?" tanya Mike lagi.

"Tidak, hanya memikirkan enam hari yang lalu aku bertindak bodoh terhadap dirimu." kata Gi lirih.

"Akhirnya kau sadar juga. Sudah, lupakan saja. Toh kita sudah berbaikan juga." Mike beranjak dari tempatnya dan menuangkan teh di dua gelas kertas berwarna putih.

Gi mengelap sisa-sisa makanan yang ada di bibirnya. Mike kembali ke tempat Gi dan memberikan gelas kertas yang ada di tangan kanannya.

"Terima kasih." kata Gi sesaat setelah menerima gelas itu dan menyesap teh perlahan.

"Habis ini kau mengerjakan apa?" tanya Gi.

"Aku harus memperbaharui daftar buku yang paling banyak dibaca kemudian pergi ke Perpustakaan North Kensington dengan Mr. Huntington. Kau sendiri?" Mike meletakkan gelasnya di meja dan memandang Gi.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDWhere stories live. Discover now