5.

2.3K 192 21
                                    

Gi pun sampai di underground station di dekat Chelsea Library. Ia segera menaikkan resleting jaket abu-abunya karena angin musim gugur yang begitu kencang berhembus saat Gi keluar dari underground station.

Ia berjalan cepat ke arah perpustakaan kesayangannya. Sudah lama sekali Gi bekerja untuk perpustakaan itu dan tentu saja ia sudah tahu seluk beluk dari perpustakaan itu.

Lantainya yang berupa kayu-kayu tua dan mengerang setiap kali Gi menapakkan kakinya di sana. Pintu besar dengan pegangan kuningan yang selalu menyambutnya setiap kali ia datang ke sana. Wangi kertas dari buku-buku yang sudah berumur tahunan membuatnya semakin merasa nyaman bekerja di tempat itu. Selain itu ada satu hal lagi yang ia sukai tentang perpustakaan itu.

Hal itu adalah kehadiran seseorang.

Seseorang bernama Mike.

Orang itu sudah tersenyum dari balik buku yang dari tadi ia baca saat Gi meletakkan tasnya di meja tempat Gi biasa bekerja.

"Hai, Gi." Mike menutup bukunya dan mendatangi meja Gi. Tatapannya senang dan hangat. Gi membalas senyum Mike.

"Hai, Mike. It's Wednesday. Why'd you come here anyway?" tanya Gi sambil memasangkan nametag-nya di kaos putih yang ia pakai. Jaketnya sudah ia letakkan di gantungan jaket karena angin musim gugur sudah tidak mengikutinya.

"Memangnya kenapa kalau hari Rabu? Aku ingin membaca buku ini. Lagipula Mrs. Jones tidak masuk hari ini jadi aku yang menggantikannya. Kau keberatan aku datang hari ini?" Mike menatap Gi sambil menaikan satu alisnya.

"Tidak tidak. Bukan begitu. Aku heran saja, orang tuamu dari Manchester kan sedang berkunjung." Tutur Gi pelan mengingat ia sedang berada di perpustakaan.

"Orang tuaku sudah pulang tadi pagi. Setelah kuantar ke stasiun, Mrs. Jones menelponku. Ia bilang ia tidak enak badan. Jadi kuputuskan untuk menggantikannya. Bukannya aku yang harusnya bertanya kenapa kau disini?"

"Oh ya aku di sini hanya mau membereskan beberapa data buku bulan ini dan meminjam buku fiksi. Aku rajin bukan untuk bekerja saat day off?" tanya Gi dilanjutkan tertawa kecil.

"Ya, ya" Mike memutar matanya tidak terkesan. "Bagaimana dengan makan siang bersama hari ini? Sebentar lagi jam pulang kerjaku. Aku yang traktir."

"Kebetulan, aku sudah makan. Maafkan aku." Jawab Gi sambil melihat data-data pada komputer perpustakaan lalu menyalin beberapa data dari komputer itu ke flashdisk-nya.

"Ah sayang sekali. Bagaimana siangmu hari ini? Membosankan seperti biasanya?" Goda Mike.

"Seenaknya saja kau," Gi menyenggol tangan Mike yang ada di sampingnya, "hari ini aku bertemu Harry Styles." Gi langsung menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap langit-langit perpustakaan.

"Yang benar saja kau bertemu artis itu. Tidak mungkin."

"Aku tidak bohong."

"Kalau begitu mana buktinya? Mau kau tidak bohong pun aku tidak tertarik. Apa bagusnya artis macam Terry Stenz itu." Mike terlihat tidak senang dan memang Mike tidak pernah menyukai satu hal tentang Gi yaitu One Direction.

"Namanya Harry Styles."

"Iya itu apalah yang kau sebut. Mana buktinya?" Mike masih menantang Gi.

"Foto tidak ada. Ini buktinya!" Gi menunjukan syal yang tadi dibelikan Harry untuknya.

"Buktimu saja tidak valid. Ya sudah lebih baik kita pulang. Kelihatannya Sam sudah datang untuk melanjutkan pekerjaanku."

"Baiklah. Aku juga sudah selesai dengan pekerjaanku." Jawab Gi tersenyum kecil. Dalam hatinya ia masih kesal mengapa Mike tidak pernah menyukai One Direction yang merupakan band favoritnya.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu