23.

1.2K 93 17
                                    

Setelah menghabiskan makanannya, Gi pun membayar makanan yang tadi dibeli Harry. Mungkin terdengar aneh karena bukan Harry yang membayar, alasannya sendiri adalah Gi tidak mau banyak merepotkan Harry dan dia sudah terlalu sering ditraktir Harry, jadi membayar makanan kesukaan Harry bukan suatu masalah besar bagi Gi.

Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju London Eye. Letaknya tidak terlalu jauh, hanya beberapa menit saja dari West End ke London Eye. Harry terus menyetir dalam diam namun Gi tahu suasana hati Harry sedang berada pada sebuah fase yang terasa menyenangkan. Gi bisa merasakan suasana hati orang itu tapi dia tidak tahu penyebabnya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri sih?" tanya Gi saat mereka sudah turun dari mobil dan menuju ke tempat menaiki London Eye.

"Kenapa ingin tahu sih?" tanya Harry sambil menirukan suara Gi.

Gi hanya menyilangkan tangan di dada dan mengerucutkan bibirnya, sementara Harry masih memasang senyum terlebar yang pernah ia lakukan.

Mereka sudah berdiri barisan depan antrian di dekat London Eye. Tidak terlalu ramai memang, tapi banyak orang yang ingin naik bianglala itu lebih daripada yang biasanya. Tentu saja, banyak yang menyadari Harry, namun Harry terlihat tidak peduli. Untungnya juga, mereka sudah berada di depan barisan jadi orang yang akan meminta foto dengan Harry tidak akan sempat untuk berfoto dan harus menunggu Gi dan Harry selesai menaiki bianglala itu.

Gi agak tidak nyaman dengan pandangan orang-orang di sekitarnya juga bisikan dari orang-orang itu. Ia tidak terlalu suka diberi banyak perhatian seperti itu, sejak dulu memang ia tidak pernah menjadi pusat perhatian.

"Tenang saja, mereka tidak akan menghampiri kita sekarang." celetuk Harry seolah-olah mampu membaca pikiran Gi.

"Menurutmu begitu? Sebenarnya aku tidak apa-apa dengan mereka, kok. Tenang saja." kata Gi ragu dan berpura-pura biasa saja.

"Tidak usah pura-pura begitu. Aku tahu kok kau tidak suka diperhatikan banyak orang, nanti seusai kita naik London Eye, kita langsung pulang saja, oke?" tawar Harry dengan suara yang begitu menenangkan, termasuk menenangkan hati Gi.

Gi hanya mengangguk dan tepat saat itu adalah giliran mereka untuk naik. "Harry, kita akan naik dengan banyak orang? Apakah itu tidak masalah buatmu? Kan satu kapsul ini berisi 25 orang?"

"Tenang, aku sudah pesan private capsule dari tadi pagi. Sudah, bicaranya nanti saja kalau kita sudah naik." jawab Harry sambil menarik Gi masuk ke dalam salah satu kapsul bianglala itu.

Di dalamnya, sudah tersedia banyak makanan seperti kue-kue kecil dan minuman ringan untuk mereka layaknya orang yang hendak berpinik dan hal itu membuat Gi terkejut. Harry sudah menyiapkan ini tentunya. Gi hanya berpikir mereka akan naik London Eye dengan orang-orang seperti yang ia lihat di televisi atau internet karena satu kapsul ini bisa memuat banyak orang.

"Kau yakin kau memesannya sejak tadi pagi?" Gi berjalan menyusuri ruangan di dalam kapsul itu dan duduk di salah satu bangku.

"Iya, kenapa kau tidak percaya begitu sih?" kata Harry cuek sambil menikmati pemandangan dari kaca.

"Ini seperti kau sudah menyiapkan sejak lama. Pasti mahal ya? Memang kenapa kita tidak naik dengan orang-orang saja?" tanya Gi yang masih penasaran.

"Tidak, aku tidak mau naik dengan banyak orang begitu. Nanti kau tidak nyaman kan? Lagipula nanti banyak berita dan banyak penggemarku yang melihat, kalau masuk gosip lagi bagaimana?" balas Harry yang kini sudah berjalan menghampiri Gi.

Harry mengambil sebuah biskuit cokelat dari satu keranjang di depan Gi dan kemudian mengunyahnya. "Mau?"

Gi menggelengkan kepalanya. "Kau sudah menyiapkannya sejak tadi pagi?"

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora