7.

1.9K 178 14
                                    

Hi!!!Cuma mau ralat aku di cerita sebelum2nya kan nulisnya underground, mulai sekarang aku nulisnya tube ya. Abis browsing tentang London, dan ternyata selama ini aku salah istilah hehe orang2 bilangnya tube ternyata. Ga penting ya-_-

Oh iya, Chelsea Library itu beneran ada di London. Di daerah Kensington and Chelsea. Jd aku bikinnya bener2 browsing banyak bgt. Termasuk estimasi waktu dari Chelsea Library ke apartemen Gi hehe jd tolong appreciate my work with your vote and comment :)

------------------------------------

"Halo, Gi? Ada apa?"

Gi masih terdiam. Ia tidak menyadari suara orang yang berada di sambungan telponnya. Pikirannya masih dipenuhi dengan Mike, terutama wajah dan senyum Mike.

"Halo? Gi? Apa kau di sana?"

Gi mulai terusik dengan suara itu. Seketika ia melirik ponselnya. Ia melihat identitas orang yang ia telpon. Ia merasa sangat bodoh. Bukan, bukan bodoh, tolol mungkin adalah kata yang lebih tepat mendeskripsikannya. Langsung saja ia tempelkan ponselnya ke telinga kanan.

"Hai. Maaf, aku tidak sengaja menelponmu." Ia berusaha terdengar stabil dan tenang, namun ia yakin suaranya malah tidak terdengar baik oleh orang di ujung sana.

"Yeah, tak apa. Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya laki-laki itu. Ia seakan tahu hanya dari mendengar ketidakyakinan suara Gi.

"Tidak ada, Harry. Aku tidak sengaja, maafkan aku." Ia masih berusaha menutupi suaranya yang tidak terdengar oke akibat pikirannya terhadap Mike.

Ya, orang yang tidak sengaja Gi hubungi adalah Harry. Jelas Gi masih menyimpan nomornya dan ia tidak akan pernah memiliki pikiran untuk menghapusnya.

"Benar? Sudah berhari-hari rasanya tidak mendengar suaramu. Kukira kau tidak akan pernah menelponku." Gi tahu dari suaranya, di ujung sana, Harry sedang menarik bibirnya dan tersenyum.

Seketika, saat itu juga, perasaan tidak enak yang daritadi muncul gara-gara Mike pun sirna. Gi sudah mengalihkan pikirannya dari Mike ke tingkah aneh Harry.

Harry ini aneh sekali. Tentu saja Gi tidak menelponnya, memangnya dia fans gila? Biarpun dia ini fans berat Harry dan kawan-kawannya, tapi ia masih tahu aturan dan tahu privasi. Mana mungkin ia menelpon Harry duluan, yang ada malah ia menunggu telpon Harry. Gi tahu betapa sibuknya Harry jadi ia tidak akan menelpon Harry duluan dan mengusik kesibukannya.

"Hei, dengar, aku menelponmu tidak sengaja. Aku bukan fans-mu yang tidak tahu apa itu privasi jadi tentu saja aku tidak menelponmu selama ini."

"Gi, aku santai saja jika kau menelponku. Memangnya salah ada fans yang menelponku?"

"Salah. Karena aku bukan fansmu."

"Lalu, kenapa kau meminta tandatanganku pada hari itu kalau kau bukan fansku?"

Gi ingat hari dimana Gi meminta tandatangan Harry di daerah London Eye.

"Aku sedang mengkoleksi. Yah, aku memang fans One Direction tapi untuk lebih spesifik, aku bukan fansmu. Masih ada empat orang yang lebih menarik untuk dikagumi."

"Oh, kalau begitu siapa yang menjadi favoritmu di antara empat orang itu?" suara Harry terdengar penasaran.

"Yang jelas bukan kau."

"Oh, pasti kutebak Zayn."

"Bukan. Tidak usah main tebak-tebakan. Aku tidak ada waktu. Maafkan aku sudah menelponmu. Selamat malam, Harry." Gi berkata dengan cepat dan langsung mengakhiri sambungan telepon. Ia tidak ingin mengambil resiko bahwa Harry akan menebak siapa anggota One Direction favoritnya lalu membocorkan ke teman-temannya. Tambahan, Gi adalah orang yang tidak pandai berbohong.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDWhere stories live. Discover now