7

7.3K 384 140
                                    

Jangan lupa klik bintang ya :)

.
.
.
.
.
.

Killa berjalan memasuki rumah bercat putih dengan perpaduan warna cream. Langkahnya kini menaiki tangga menuju kamarnya. Hari ini orang tuanya tengah sibuk. Ayahnya yang sedang melakukan perjalanan bisnis diluar kota, serta mamanya yang tengah mengurus bisnis kulinernya diluar kota pula.
Jangan tanyakan abangnya saat ini dimana. Sudah jelas abangnya pasti tengah bersama teman-temannya. Sok sibuk? Maybe.

Killa membaringkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Matanya menatap lurus ke atap. Pikirannya tengah memikirkan kejadian tadi, dimana Gavin mengantarkannya pulang.

“Perasaan aku belum ngasih tau alamat rumah tadi, kok kak Gavin udah tau ya?” Itulah yang sedari tadi tengah Killa fikirkan. Setelah mengantarnya pulang, Gavin langsung pamit untuk pulang alhasil Killa tak sempat untuk menanyakan.

Killa bangkit dari tidurnya, badanya terasa lengket karena latihan hari ini. Killa memutuskan untuk membersihkan badannya dahulu.

Tak butuh waktu lama, Kini Killa sudah rapih dengan stelan baju tidurnya berwarna biru muda.

Tangannya terulur mengambil ponselnya. Jari lentiknya mencari nama seseorang kemudian menempelkan ponsel itu ke telinga.

“Kenapa?” terdengar suara dari sebrang sana.

“Abang kapan pulang? Killa laper.”

“Ini mau pulang, mau dibeliin apa?”

Killa sedikit berpikir. Mencari jejeran makanan yang pas pada imajinasinya.
“Emm ... es krim?”

“Katanya laper.”

“Hehee iya, yudah beli nasi goreng ditempat biasa ya. Yang pedes tapi jangan pedes.”

“Terus abang harus bilang apa ke penjualnya? Mana ada pesen nasi goreng pedes tapi gak pedes. Yang ada Abang disuruh pulang.”

Killa tertawa terbahak mendengan penuturan abang-nya itu.

“HAHAHAA ... Pedes tapi jangan banget, gitu loh Abang.”

“Hmm.”

“Jangan lam ... “ Belum sempat Killa berbicara sambungan telfon sudah terputus. Sungguh menyebalkan.

Kini Killa tengah mencoba menyibukan diri dengan membuka salah satu media sosial yang dirinya punya. Scroll, scroll, scroll lagi, terus, terus kebawah. Sudah hampir 20 menit Killa melakukan hal itu. Bosan? Jelas. Entah apa yang  mereka rasakan ketika hanya melakukan hal seperti itu dikala sela-sela menunggu seseorang atau kepastian. Apakah merasakan bosan?

Bunyi derum motor memasuki pekarangan rumah terdengar. Killa bergegas bangkit dari kasurnya menuju ke lantai bawah.
Langkahnya cepat menuruni tangga, tangannya terulur membuka gagang pintu utama rumahnya.

Sosok tinggi berwarna hitam kini berjalan mendekat ke arahnya. Bukannya lari, Killa malah semakin mendekat kearah sosok itu. Ternyata itu abang-nya yang memakai pakaian serba hitam.

“Nasgor mana?” Tanya Killa penuh semangat.

Tanpa menjawab, abang-nya menyerahkan kantong plastik berwarna putih yang didalamnya berisi 2 bungkus nasi goreng pesanan adik kesayangannya itu.

Killa berlari setelah mengambil pesanannya itu, meninggalkan abang-nya diluar rumah sendirian.

“Gak sopan.” Ucapnya pelan melihat punggung adik-nya yang mulai menjauh dari pandangannya.

KILLARKANWhere stories live. Discover now