50

2.9K 102 20
                                    

Happy Reading!

.

.

.

Mata pelajaran pertama pada hari jumat ini adalah matematika. Salah satu mata pelajaran favorit Killa. Namun pada hari ini, wanita itu terlihat tidak begitu bersemangat. Bahkan ketika gurunya sedang menjelaskan, hanya ada tatapan kosong pada mata wanita itu.

"Killa?"

"Akilla?" panggil bu Endang untuk yang kedua kalinya.

"Eh iya maaf, Bu." Bu Endang menggeleng melihat tingkah Killa hari ini. Killa merupakan murid kebanggaan sekolah. Setiap hari wanita itu selalu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan semangat, namun hari ini wanita itu justru kehilangan konsentrasinya.

"Kamu sakit?" tanya bu Endang lagi dengan tangan terulur mengecek dahi Killa takut-takut demam.

"Enggak, Bu. Cuma ngantuk aja. Maaf ya, Bu," ucap Killa dengan sopan.

"Ya sudah, pergi ke toilet cuci muka kamu ya? Supaya gak ngantuk lagi." Killa mengangguk. Wanita itu kini berdiri hendak meninggalkan ruang kelas. Namun langkahnya terhenti ketika Feli menarik pelan baju bagian belakangnya.

"Mau di temenin?" tawar Feli dengan suara berbisik.

"Gak usah, sebentar aja kok," tolak Killa dengan senyum mengembang.

Bu Endang memukul papan tulis menggunakan spidol. "Feli, ayo fokus. Yang lain juga, kembali perhatikan papan tulis!"

Wanita yang di panggil namanya kini tersenyum canggung merasa tak enak. Sedangkan Killa, wanita itu sudah pergi menuju toilet.

Koridor di lantai dua kini benar-benar sepi, itu karena bel istirahat belum berbunyi. Entah mengapa Killa merasa sinar matahari begitu terik, membuat hari ini terasa panas. Bahkan sebelumnya, semua anak kelas 11 IPA 2 terlihat tak begitu bersemangat saat mengikuti pembelajaran bu Endang. Untuk saat ini, Killa juga merasa senang karena bisa keluar kelas dan membasuh wajahnya di toilet.

Beberapa kali wanita itu membasuh wajahnya menggunakan air lalu menatap dirinya pada pantulan cermin. Kantung matanya sedikit terlihat karena banyaknya begadang untuk memikirkan beberapa hal yang menimpa dirinya.

"Semangat Killa!" ucapnya bermonolog dengan tangan mengepal di udara. Meberikan semangat kepada dirinya sendiri lewat pantulan cermin tak lupa dengan senyum mengembang.

Pintu toilet kembali terbuka, menampilkan tiga wanita yang benar-benar tak ingin Killa temui meski hanya tak sengaja.

"Tadi pagi kayaknya ada yang gak berangkat sama pacarnya. Kenapa ya?" tanya Caca dengan suara lantang. Sedangkan Sandra kini berdiri menghadap cermin tepat disampingnya tengah mengoleskan lip tint pada bibirnya.

Suara gelak tawa mulai terdengar. "Bosen kali ya yang cowok," ucap Maura dengan tatapan mengarah ke arah Killa.

Killa dapat melihat tatapan itu melalui cermin tapi tak begitu memperdulikan ketiganya, dirinya kembali membasuh wajahnya lalu mengusapnya menggunakan tisu yang memang di sediakan di sana. Tak lupa membuang di tempat sampah ketika sudah selesai.

Killa berbalik badan ingin meninggalkan toilet, tak ingin berlama-lama mendengar ocehan ketiga wanita itu. Bisa-bisa wajahnya yang sudah segar kembali panas. Namun langkahnya terhenti ketika Caca dan Maura menghadang dirinya.

"Lo tuli atau emang pura-pura gak sadar?" tanya Caca dengan suara menantang. Jari telunjuknya mendorong bahu Killa hingga wanita itu mundur beberapa langkah.

KILLARKANWhere stories live. Discover now