41

3.8K 147 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

Suasana Bandung dipagi hari begitu dingin. Apalagi hujan deras mengguyur kota yang dikenal dengan julukan kota kembang atau paris van java ini.

Hari ini Killa berangkat ke sekolah bersama dengan Arkan. Killa sempat menolak ajakan itu karena takut akan menimpulkan kehebohan. Sedangkan Arkan tetap memaksa dengan alasan ingin memberi tahu semua jika Killa adalah kekasihnya. Dan benar saja, SMA Garuda sudah heboh perihal Arkan yang terus saja menggenggam tangan wanita disampingnya yang terlihat mengenakan jaket kebesaran Draka milik Arkan.

"Kak, malu diliatin. Lepasin dulu ya tangannya?" pinta Killa merasa tak enak karena kini mereka berdua menjadi pusat perhatian di lorong menuju ke kelas 11 IPA 2.

Killa berusaha melepaskan genggaman itu, tapi tetap saja dengan mudahnya Arkan meraih tangan itu kembali. "Kak, Killa bisa kok ke kelas sendiri. Gak perlu dianter." Lagi-lagi Killa memohon agar Arkan mau membiarkannya berjalan sendiri. Wanita itu mengedarkan pandangannya, semua yang ada dalam pikirannya benar-benar terjadi. Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka secara terang-terangan. Bahkan Killa mampu mendengar bisik-bisik mereka tentang dirinya.

"Mereka serius pacaran?"

"Jalur orang dalem aja bangga!"

"Gue rasa kak Arkan jadiin dia pelarian aja gak sih?"

"Menurut gue dia gak enak sama kak Evan, secarakan si Killa adiknya kak Evan tuh!"

Dan masih banyak lagi bisik-bisik tak mengenakan yang Killa dengar.

Arkan menghentikan langkahnya. Menyadari ketidak nyamanan wanita disampingnya karna ulahnya sendiri. Killa menundukan kepalanya. Tangan kirinya masih mengenggam tangan Killa, sedangkan tangan kanannya terulur untuk menyentuh dagu wanita itu.

Arkan mengedarkan pandangannya. Matanya menyapu penjuru lorong yang kini justru semua orang seakan-akan membuang muka atau bahkan berpura-pura melakukan aktivitas lain karna takut oleh tatapan laki-laki tinggi dengan seragam yang terbuka dua kancing dari atas membuat kaos polos hitamnya jelas terlihat.

"Liat gue," pinta Arkan lembut sambil menarik pelan dagu Killa agar wanita itu mau menatap matanya. Killa diam, melihat iris hitam dengan tatapan tajam yang kini justru berubah menjadi lembut.

"Gak perlu takut selagi masih ada gue, oke?" Killa mengangguk patuh. Tangan Arkan terulur mengusap surai hitam milik kekasihnya dengan senyum mengembang.

"GILA! KAK ARKAN SENYUM!"

"Jarang banget kak Arkan senyum gitu!"

"Manis banget!"

KILLARKANWhere stories live. Discover now