14

6.1K 309 58
                                    

"Aku tak pernah tau sebenarnya hatiku untuk siapa. Masa lalu ku yang tak akan pernah bertemu atau kamu kekasih sahabatku."

.
.
.
.
.
.


"Selamat pagi, Sayang." Sapa wanita cantik di meja makan ketika Killa berjalan menuruni anak tangga.

"Mama?" senyum manis terukir diwajah cantik Lia, mama Killa. Meskipun usianya hampir menginjak kepala empat tetap saja auranya terasa masih muda saja.

"Jangan lari, nanti kamu jatuh." Perintah Lia was-was takut tiba-tiba Killa terjatuh.

"Killa kangen banget, Ayah mana?" ucapnya memeluk sang mama lalu tak lupa Killa menanyakan keberadaan Ayah-nya itu.

"Wah ada yang kangen Ayah ternyata," Killa memutar pandangannya ke sumber suara, langkahnya berjalan cepat menghampiri Adam, Ayah-nya yang baru saja keluar dari taman samping rumah.

Killa memeluk sosok pelindung yang selalu memberi rasa nyaman dan aman untuk dirinya.
"Kok gak ngabarin dulu sih waktu mau pulang?" tanya Killa dengan raut wajah cemberut.

"Ayah udah ngabarin, tapi Abang lupa ngasih tau kamu." Ucapnya santai melewati Ayah dan Adiknya.

"ABANG!" Teriak Killa tak terima, karena hanya dirinya yang tak tau apa-apa.

"Udah-udah, ayo makan dulu." Ucap Lia memerintah anak-anaknya untuk cepat makan karena waktu yang sudah siang.

"Iya ayo makan, nanti kalian telat." Lanjut Adam.


........................


"Lo sih ke toilet aja lama! Penuhkan itu." Omel Dara.

"Yee maaf, kebelet banget gua tadi tauu," ucap Feli membela diri.

"Terus gimana? Mau mau balik ke kelas aja?" tanya Killa kepada kedua sahabatnya.

Suasana kantin hari ini sama seperti biasanya, tak pernah ada kata sepi setiap harinya. Telat sedikit pasti tak akan ada bangku tersisa.

"Sayang!" teriak Raka mendekat ke arah mereka bertiga. Killa melirik ke kanan kiri, benar saja teriakan Raka membuat semua pasang mata menatapnya tak suka secara terang-terangan.

"Ngapain sih kesini? Malu tau diliatin." Lirih Killa.

Raka terkekeh melihat ekspresi Killa saat ini. "Kamu kan pacar aku. Iyakan?" bisik Raka tepat ditelinga Killa. Feli dan Dara terkikik geli melihat Killa yang dikerjai oleh Raka sekarang.

"Abanggg!" Teriak Killa tertahan.

"Husttt! Jangan kenceng-kenceng, nanti banyak yang tau kalo kita sodaraan." Ucap Raka memperingatkan Killa.

"Biar gak keliatan jomblo ya, Bang?" tanya Feli yang terus saja terkikik. Raka hanya mengedipkan mata kanannya dan memberikan jempol kepada Feli. Tak lupa senyum yang selalu mengembang dibibir Raka.

"Eh mau kemana?" ucap Killa kaget ketika tangannya ditarik oleh Raka.

"Makan, pasti laperkan?" tanya Raka tetap melanjutkan jalannya. Dara dan Feli mengikuti langkah kaki Raka. Dan benar saja, Raka sengaja mengajak mereka makan satu bangku bersama para anak inti Draka lainnya.

"Udah diem, jangan kemana-mana!" perintah Raka lalu pergi untuk membeli makanan kesukaan Adik-nya itu beserta kedua sahabatnya. Bagaimana Raka tau makanan kesukaan mereka? Ya jelas karena Raka Abang dari Killa.

Killa, Dara, dan Feli saling pandang. Akhirnya memutuskan untuk duduk dari pada tidak sama sekali.

"Ihirrr! Gak mau nyapa mantan, Ken?" goda Raja kepada Ken. Sedari tadi Ken hanya diam menatap wanita yang selalu bersama pacar sahabatnya. Untuk sekian lama, baru sekarang mereka berada diposisi sedekat ini.

KILLARKANWhere stories live. Discover now