18

5.4K 322 94
                                    


“Ayo fel, Buru!” sangat jelas bahwa Dara tengah cemas sekarang. Keringat bercucuran menetes pada wajah cantik Dara dan Feli.

Gubrak!!

Suara pintu didobrak paksa tanpa kedua wanita itu pedulikan dimana mereka berada.

“Bangsat!” umpatan terdengar jelas kala mendengar suara yang menurut mereka mengagetkan.

Semua yang berada didalam ruangan kaget akhibat kedatangan dua wanita yang dengan seenaknya membuat situasi yang awalnya tenang menjadi ricuh.

Dara dan Feli tak memperdulikan tatapan mata dan umpatan untuk mereka berdua, karna saat ini yang harus mereka temua adalah Arkan, Ketua Draka.

Benar, mereka tengah berada di markas Draka yang seharusnya tidak sembarang orang bisa keluar masuk secara bebas.

“Hasil didikan lo bikin Dara sekarang makin keras.” Bisik Rey pada telinga Ken.

Ken diam mematung melihat raut wajah yang ditampilkan Dara terlihat cemas dengan keringat membanjiri wajah dan leher wanita ini.

“Ketua lo mana?!” tanya Dara tak sabar ketika sudah berhadapan dengan Ken sekarang.

“Ra,” ucap Feli berusaha menenangkan Dara meski sebenarnya Feli sama cemasnya.

“Tenang dulu, Ra. Lo kenpa?” Ken memegang kedua bahu Dara dengan tangannya, berusaha membuat Dara tenang sekarang. Tapi respon Dara setelahnya benar-benar membuat hati Ken tersentak. Dara menghempaskan kedua tangannya dengan kasar.

“GUA TANYA KETUA LO MANA! KAK EVAN, RAKA KEMANA!” Ucap Dara tak mampu menghilangkan kecemasannya.

Mendengar keributan, empat laki-laki keluar dari ruangan yang memang di khususkan untuk anggota inti saja.

“Ini kenapa sih?” tanya Raja yang baru saja bergabung.

Dara berlari menghampiri Arkan. “Kak, bantu Killa. Killa diculik!” kata Dara langsung. Tatatapan tajam Arkan layangkan sebagai respon ucapan adik kelasnya barusan.

Bagaikan disambar petir disiang hari, Evan merasa tubuhnya kaku dan dadanya sesak mendengar penuturan Dara.

“Sekarang lo tau Killa dimana?” ucap Raka dengan nafas yang ikut memburu.

“Kita gak tau pasti, yang jelas mereka pake jaket bertulis LEO dipunggung mereka, Kak.” Ucapan Feli barusan membuat Evan tak tahan lagi.

Klinggg Klinggg

Dering pada ponsel Arkan menarik perhatian banyak orang disana. Tertera nama Garra pada panggilan masuk tersebut.

Arkan mengangkat tangan kanannya mengisyaratkan agar yang lain tenang dan tangan kirinya mengarahkan ponsel pada telinga.

“Gua rasa lo udah tau apa yang mau gua omongin sekarang.” Kata Garra disebrang sana.

“Lo sentuh dia, lo habis ditangan gua.” Ucap Arkan dingin penuh kemarahan.

Hahahaaa ... Arkana Delvan Adhitama, temuin gua di tempat biasa atau dia gak segan-segan gua bikin hilang kehormatan.” Setelahnya panggilan terputus.

“Kalian semua siap?” tanpa Arkan bertanyapun para sahabatnya dan anggota Draka yang lain pasti akan siap membantai musuh seperti LEO itu.

“Kita berangkat sekarang,” perintah Arkan dengan sorot mata elangnya. Tangannya terkepal menandakan dirinya sedang menahan emosi. Garra tidak pernah kapok dan itu benar-bener menyusahkan.

Semua orang yang ada didalam markas bergegas menghampiri motor mereka masing-masing, sedangkan beberapa yang lainnya Arkan tugaskan untuk menjaga markas dan menjaga kedua wanita yang masih saja terlihat cemas.

KILLARKANWhere stories live. Discover now