2

11.5K 565 155
                                    

"Rajin belajar! Masa depanmu belum tentu berhasil meski karena uang dan orang dalam"

Akilla Fani Aurellia

.
.
.
.

Gadis cantik berkulit putih dengan rambut hitam legamnya menyusuri koridor dengan ditemani kedua sahabatnya. Akilla Fani Aurellia, gadis yang menjabat sebagai ketua cheerleaders memanglah dianugrahi body goals. Posisinya sebagai flyer membuatnya selalu menjadi sorotan mereka yang melihatnya. Tak hanya itu, Killa juga seorang murid yang pintar dan ramah disekolahnya. Jadi tak heran jika banyak guru dan murid sekolahnya yang menyukainya.

Langkah kaki mereka kini menuju kantin yang kondisinya lumayan ramai.  Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Entah perasaannya saja atau memang saat ini suasana kantin yang tak seperti biasanya. Mungkin saja cuaca panas saat ini yang membuat para murid SMA Garuda berbondong-bondong memadati kantin hanya untuk mencari kesegaran.

“Sebelah sana kosong!” Dara menunjuk meja yang belum ditempati.

“Ayo cepetan keburu diambil orang!” Feli menarik kedua tangan sahabatnya itu. Tangan kiri menarik tangan Dara dan satunya tangan Killa.

“Kalian berdua mau makan apa? Biar gue aja yang pesenin,” Dara dan Killa menyebutkan pesanan mereka masing-masing serta memberikan uang.

Feli berjalan meninggalkan ke dua sahabatnya untuk memesankan makanan. Tak lama setelah itu Feli kembali datang dengan membawa tiga mangkuk mie ayam dan tiga es teh dinampan. Killa yang melihat itu mengulurkan tangannya untuk membantu Feli.

Dara Pramesti dan Felicia Clarista adalah sahabat Killa sejak pertama kali masuk SMA Garuda. Hampir dua tahun lamanya mereka bersahabat. Banyak rahasia yang orang lain tak tau tapi hanya mereka bertiga yang tau.

Dara Pramesti, wanita cantik berambut panjang itu memang sedikit dingin kepada orang yang baru dia kenal. Tapi jangan salah, ketika dia sudah merasa nyaman maka akan keluarkan sifat aslinya. Selain dingin, Dara memiliki mulut yang setajam silet jika sudah membahas orang yang dia tak suka. Dara gadis manis yang selalu ramah, tapi banyak yang tau mengapa kini Dara berubah lebih dingin dan ketus. Kecuali Killa dan Feli yang memang tau alasan Dara berubah.

Felicia Clarista, wanita cantik berambut pendek ini sangat lemot dalam mencerna pembicaraan bersama sahabatnya. Tapi ada kalanya dia cepat paham dan paling bijak diantara mereka bertiga. Sama dengan Dara, Feli juga bermulut pedas.

Semenjak bersahabat dengan keduanya, Killa merasa dunianya penuh warna. Ketika tiga kepribadian disatukan maka semuanya akan saling melengkapi. Killa bukan gadis pendiam, Killa juga bisa saja menjadi seperti Dara diwaktu yang seharusnya.

...................

Bel pulang sekolah menggema dipenjuru SMA Garuda. Banyak siswa siswi berhamburan keluar untuk segera pulang. Sama halnya dengan Killa dan kedua sahabatnya yang kini tengah berjalan menuju parkiran sekolah.

“Kak Killa!” merasa namanya dipanggil, Killa memposisikan tubuhnya menghadap adik kelasnya itu.

Senyum manis Killa berikan percuma untuk menyambut gadis berambut lurus itu.

“Hari ini gak ada latihan, Kak?”

“Gak ada kok, kemungkinan eskul bakal aktif lagi minggu depan.”

“Cepet dong kalo nanya, gue pengen pulang!” teriak Dara dari dalam mobil memotong pembicaraan Killa dan adik kelasnya itu. Kini gadis itu memasang raut wajah ketakutan setelah mendengar suara Dara barusan.

“Maaf ya, Kak Dara emang gitu. Aslinya dia baik kok,” ucap Killa berusaha menenangkan adik kelasnya itu.

“Tunggu aja infonya ya, pasti aku infoin di grub.” Lanjutnya dan berjalan mendekati kedua sahabatnya.

Hari ini mereka pulang bersama menggunakan mobil milik Dara dengan Feli yang mengemudi. Suasana didalam mobil cukup ramai dengan suara Feli yang terus saja bernyanyi mengikuti alunan musik yang dimainkan saat ini.

“Anterin aku ke toko buku dulu yuk. Ada yang mau aku beli,” ucap Killa memohon kepada kedua sahabatnya itu.

“Yang rajin mah beda, iya gak fel?”

“Iyalah, gak kayak lo! Lo kan bego!” Kata Feli dengan menekankan kata bego barusan.

“Mulut lo kayak belut aja fel, licinnn.”
Kali ini Feli berhasil membuat Dara geram olehnya. Suara gelak tawa memenuhi seisi mobil menertawakan Dara. Setelahnya mobil mereka melaju ke toko buku seperti permintaan Killa sebelumnya.

Sesampainya di toko buku, Killa turun dan lagsung masuk kedalam toko buku itu. Langkah kakinya berjalan menyusuri rak-rak yang tersusun rapi dengan genre masing-masing. Kali ini Killa berniat membeli buku fisika untuknya belajar. Karena memang Killa akui bahwa dirinya sedikit lemah di mata pelajaran itu. Tapi selemah-lemahnya Killa, ia tetap mendapat nilai 80 jika sedang tidak beruntung. Memang, anak rajin itu cara berpikirnya berbeda. Hahaa

“Akhirnya nemu juga,” Bangga Killa melihat buku yang sedari tadi ia cari kini sudah ada ditangannya.

“Beli novel satu gak papa kali ya hehee,” kekehnya kepada diri sendiri. Killa tau, abang-nya pasti akan memarahinya jika tau Killa selalu membeli novel yang menurutnya tidak jelas itu. Membeli buka fisika saja sebenarnya tidak boleh, karena abang-nya selalu bilang “punya gue lengkap, gak perlu beli lagi. Kalo pun mau beli biar gue yang beliin, duit lo ditabung aja buat jajan.” Sungguh, Killa sangat beruntung memiliki abang seperti itu.

Setelahnya, Killa berjalan menuju kasir untuk segera membayar buku pilihannya itu. Killa tak mau membuat kedua sahabatnya menunggu terlalu lama. Apalagi Kini terlihat muka Dara sedang menahan lapar. Bisa langsung demam dia jika kelaparan, tapi setelah makan auranya kembali lagi seperti biasa.

“Totalnya 168.000, kak!” ucap mbak-mbak kasir kepada dirinya. Killa langsung membuka dompet, mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya.

“Terimakasih telah membeli di toko kami,” ucap penjaga kasir dengan ramah. Killa hanya menampilkan senyum manisnya sebagai balasan.

Kakinya berjalan keluar menuju mobil sahabatnya. Tangannya terulur untuk membuka pintu mobil namun gerakannya tertahan kala Killa mendengan derum motor saling bersautan dijalanan. Motor sport berdominan hitam merah kini menjadi pusat perhatian para pengguna jalan disekitarnya. Banyak tatapan kagum karena mereka semua bagaikan remaja lokal yang memiliki visual malaikat. Sungguh, hati siapa yang tak terpikat.

Killa memandang pasukan berjaket hitam itu penuh kagum. “DRAKA,” ucap Killa pelan membaca tulisan dipunggung salah satu penggunanya.

“Killa, buruan masuk! si Dara badannya panas nih gara-gara nahan laper!” Teriak Feli dari dalam mobil membuyarkan tatapan kagumnya kepada mereka mahluk ciptaan Tuhan.

KILLARKANWhere stories live. Discover now