36

3.9K 152 16
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.


Cuaca hari ini benar benar mendukung. Tidak panas, tidak mendung juga. Cerah berawan. Sungguh pas bagi mereka yang tengah beraktifitas di hari minggu ini. Seperti Killa dan Gavin yang kini tengah berada di toko buku disalah satu mall ternama di Bandung.

"Kak Gavin mau nyari buku apa? Biar Killa bantu cari juga," tawar Killa. Gavin benar-benar dibuat gemas oleh wanita yang hanya beda satu tahun dengannya. Umurnya bertambah, tapi tingkat keimutannya benar-benar masih sama sejak Gavin mengaguminya.

"Gak perlu, mending kamu cari novel yang mau kamu beli aja ya." Mata Killa berbinar, tanpa menunggu lama wanita yang kini mengenakan sweater abu itu berlari pelan meninggalkan Gavin menuju rak buku berisikan novel-novel lama bahkan keluaran terbaru.

Mungkin sudah lewat dari sepuluh menit Gavin memilih buku mana yang akan ia beli. Merasa sudah cukup, Gavin menghampiri Killa di rak buku sebelah yang berisikan novel.

"Aduh pusing," keluh Killa sambil memijat pelipisnya. Gavin yang melihat itu langsung menghampiri wanita itu. "Pusing?" tanya Gavin memastikan.

"Iya, pusing. Killa bingung mau beli yang mana. Bagus semua novelnya, Kak." Gavin yang semula menunjukan ekspresi wajah khawatir mendadak tersenyum melihat Killa yang ternyata dibuat pusing oleh dirinya sendiri.

"Itu ditangan kamu udah ada empat loh, lagian emang di bolehin Evan beli banyak novel?" kata Gavin sambil menunjuk empat buku dalam dekapan Killa.

Killa terkekeh, membenarkan ucapan Gavin barusan. Pasti abangnya akan mengomel panjang kali lebar jika Killa menghabiskan uang jajannya hanya untuk membeli novel. "Yaudah deh, dua aja belinya," ucap Killa lemas sambil mengembalikan dua novel ketempat semula.

Gavin sedikit mengacak-acak rambut Killa. Wanita itu tetap diam tak memberontok seperti rambutnya di acak-acak oleh Evan, abangnya. "Ya udah ayo," ajak Gavin.

Killa menunduk mengikuti langkah kaki Gavin. Baru beberapa langkah kakinya berjalan, Killa berputar kembali ke rak novel. "Mau yang ini aja ah, yang ini nanti aja." Gavin kembali dibuat tersenyum oleh tingkah laku Killa.

Setelah membayar buku yang mereka pilih, kini mereka berjalan menuju ke pintu keluar kearah tempat parkir.
"Makasih ya, kak. Jadi ngerepotin," ucap Killa. Gavin mengangguk sebagai jawaban atas pernyataan Killa barusan.

"Gak ada kata ngerepotin kalo itu lo!" ucapnya sambil menarik pelan hidung mungil Killa.

"Makan yuk, gua tau tempat makan enak deket sini. Lo pasti suka."

"Serius? ayo- ayo, Killa jadi penasaran." Killa mengangguk antusias lantas segera meraih tangan Gavin untuk digenggamnya. Tanpa Killa tau perlakuan sederhana itu bener-benar membuat Gavin kewalahan mengatur detak jantungnya yang tak karuan.

KILLARKANWhere stories live. Discover now