29

5K 216 85
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Hari minggu sudah terlewat. Sekarang saatnya siswa dan siswi kembali bersekolah seperti biasanya. Banyak yang tak menyukai hari senin, termasuk anak kelas 11 IPA 2. Selain harus mengikuti upacara bendera, mereka langsung dihadapkan oleh mata pelajaran matematika.  Untung saja sesudah upacara berdera ada kelas olahraga sebagai pemisah sebelum berpusing-pusing ria menghadapi soal matematika. Tak hanya itu, mata pelajaran fisika pun hadir untuk lebih melengkapi penderitaan anak-anak itu.

"Loh, kok kelas 12 IPA 1 olahraga juga? bukannya jadwal mereka nanti jam ke 4?" tanya Feli kepada kedua sahabatnya ketika melihat anak-anak 12 IPA 1 memasuki area lapangan.

"Ada perubahan jadwal kali. Kan gak tau juga," tebak Killa.

"Buaya lo lari kesini tuh," ucap Dara dengan tatapan memandang ke arah enam laki-laki tampan itu.

Killa dan Feli lantas mengikuti arah pandang mata Dara. Dan benar saja, laki-laki itu kini tengah berlari kecil menuju ke arahnya. "Aduh, ngapain sih kesini!" Ucap Feli kesal dengan suara sedikit berbisik namun masih bisa didengar oleh Killa dan Dara.

"Good morning my love!" Teriak Raja tanpa dosa. Feli melirik kesana kemari, dan benar saja. Semua orang yang berada di lapangan kini tengah menatap secara terang-terangan ke arahnya.

"Lo ngapain sih, Kak?!" Feli kembali menutup wajahnya dengan menggunakan salah satu tangannya untuk menahan malu.

"Ya nyamperin lo! Emang ada kegiatan gua selain itu?" seperti biasa, Raja benar-benar makhluk paling percaya diri yang pernah Feli temui. Sedangkan kedua sahabatnya kini justru terlihat tengah menahan tawa.

Prittttt!

Suara tiupan peluit sudah terdengar. Itu menandakan kegiatan olahraga pada hari ini akan segera di mulai.

"Raja! Sedang apa kamu di sana? cepat bergabung dengan yang lain!" Suara lantang pak Herman memberi perintah.

"Ayo buruan. Nanti lagi bucinnya." Ken datang merangkul pundak Raja. Terlihat seperti mencekik tapi laki-laki yang di rangkul tetap menurut pasrah.

"Ngeselin banget si botak!" oceh Raja masih dalam rangkulan Ken.

"Semangat ya, Sayang!" Ken memberikan semangat kepada Dara, sedangkan yang diberi semangat bersikap acuh tak acuh.

"Yah kasihan dicuekin, bucin terus sih lo!" Raja menjitak kepala Ken. Membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan dan melepaskan rangkulannya. Raja memanfaatkan momen itu untuk kabur, karena setelah ini pasti Ken akan mengejarnya.

"Woy anak monyet! Awas lo!" Tingkah Raja dan Ken yang tengah melancarkan aksi kejar-kejaran menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di lapangan.

Namun itu semua tak berlangsung lama, karena suara pak Herman mulai terdengar lagi. "Kelas 11 duduk di sebelah kiri, untuk kelas 12 di sebelah kanan."

KILLARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang