58

2.8K 83 7
                                    

"Happy Reading!"

.

.

.

.


Sudah tujuh hari setelah pemakaman Gavin. Hubungan antara anggota inti Draka masih belum membaik. Semuanya depenuhi kesalah pahaman yang entah sampai kapan akan di luruskan. Nyatanya Arkan tetap bungkam akan fakta dibalik duka yang sejauh ini mereka rasakan.

Arkan tak ingin gegabah dalam mengambil tindakan. Laki-laki itu tak siap menerima kenyataan menyakitkan selanjutnya yang entah orang terdekatnya mana lagi yang harus terluka. Semuanya butuh strategi matang untuk mengungkap kebenaran saat ini. Sebentar lagi, dirinya hanya perlu bersabar sebentar lagi.

Hampir satu minggu ini, Arkan selalu mengawasi Killa dari kejauhan. Arkan tak ingin membuat wanita itu tidak nyaman akan kehadirannya. Saat ini hanya itu yang bisa Arkan lakukan. Mengawasi wanitanya dari jauh dan dalam diam. Wanitanya? Apa masih pantas Arkan menyebut Killa sebagai wanitanya setelah rasa sakit yang laki-laki itu berikan?

"Langsung ke intinya, tujuan kita semua disini ngapain?" tanya Raka tak ingin basa-basi. Emosinya belum sepenuhnya stabil. Dilihat bagaimana laki-laki itu menatap sahabatnya yang sekaligus sebagai ketuanya masih terlihat menyimpan amarah di matanya. Bagaimana tidak? semua yang Arkan lakukan kepada Killa benar-benar tidak dapat diterima.

"Jadi sejauh ini, bahkan sebelum kedua orang tua lo meninggal Arkan nyuruh gue buat selidikin sesuatu." Jelas Ken menatap kearah Evan sekilas. Sedangkan semuanya masih diam mendengarkan apa yang akan laki-laki itu sampaikan.

"Kayaknya buat selanjutnya, biar yang lebih tau buat ngambil alih deh." Laki-laki itu menepuk Pundak Arkan. Memberi isyarat untuk sahabatnya itu menjelaskan dan meluruskan semuanya.

"Gue sengaja nyuruh Ken buat selidikin perihal kecelakaan dua tahun lalu yang nimpa Kayla. Yang ternyata kecurigaan gue sama Killa itu ada keterkaitannya...," Arkan menggantung kalimatnya. Matanya mengamati setiap tatapan yang mengarah kearahnya.

"Van, yang donorin mata buat Killa itu Kayla. Dan fakta kalo waktu itu jantung Killa ngalamin kerusakan karena kecelakaan itu semua kebohongan. Itu cuma rencana busuk orang yang emang berniat buat Kayla menghilang." Lanjut Arkan dengan nada suara yang terdengar begitu tenang.

"Maksud lo?" tanya Evan tak paham.

"Itu semua udah di rencanain. Rencana mereka berhasil ngebuat seolah karna Kayla, Killa harus butuh pendonor jantung saat itu juga. Kayla yang ngerasa bersalah, alhasil dia ngasih jantungnya buat adik lo. Yang fakta sebenernya, jantung Kayla gak pernah ada di diri Killa."

"Gue gak paham. Terus kaitannya sama semua yang udah terjadi itu apa?" tanya Raka meminta penjelasan lebih lanjut.

Arkan menunduk, matanya memejam berusaha menetralkan detak jantungnya. "Maaf. Kecelakaan yang ngerenggut nyawa orang tua lo dan Gavin itu karna gue."

Rey membelalak kaget. Dadanya bergemuruh, rasanya campur aduk. Tiba-tiba amarah menyelimuti dirinya. Rey melangkah maju menarik kerah baju Arkan kasar.

"Maksud lo apa anjing?" bentak Rey tepat di hadapan Arkan.

"Tahan, Rey. Lo belom selesai denger penjelasan Arkan." Ujar Raja berusaha menenangkan sahabatnya.

"Rey, lepasin tangan lo." Kata Evan mutlak tanpa bisa dibantah. Dengan emosi yang masih tersisa, Rey melepas kerah baju Arkan mau tak mau.

Arkan membenarkan kerah bajunya yang sedikit berantakan lalu lanjut menjelaskan. "Kecelakaan dua tahun lalu, kecelakaan orang tua lo, kecelakaan yang nimpa Gavin itu semua karna Sandra yang terlalu terobsesi sama gue."

KILLARKANKde žijí příběhy. Začni objevovat