13

6.2K 323 53
                                    

"Mengingatnya membuatku terluka, tapi untuk melupakannya aku tak bisa."

.
.
.
.
.
.
.

Killa mengejapkan matanya saat merasakan cahaya matahari mengganggu tidurnya. Ternyata sudah pukul 06.10 WIB. Killa bangun dari tidurnya berniat untuk mandi karena hari ini ia akan bersekolah seperti biasanya.

Kemarin hari minggu sudah cukup bagi Killa untuk mengistirahatkan badannya. Hanya saja luka lebam pada sudut bibir dan lecet pada tulang pipinya masih terasa sakit. Killa tak merasa bosan ketika harus berada di rumah untuk beristirahat, karena ada Dara dan Feli yang menemaninya. Satu hari hanya Killa habiskan waktunya untuk makan, tidur, nonton drakor, makan, dan tidur lagi. Semua itu Killa lakukan di kamarnya.

Abang-nya tak mengizinkan Killa untuk banyak bergerak jadilah kedua sahabatnya yang mengurusnya seharian.
"Yakin mau sekolah?" ucap Abang-nya ketika melihat Killa.

"Killa udah sehat nih." Kata Killa berlari menuju ke arah Abang-nya berada.

"Jangan lari, nanti jatuh." Killa terdiam. Raut wajahnya kini berubah sedih.

"Maafin Abang gak bisa jaga kamu." Katanya pelan.

Killa mendekat ke arah Abang-nya. Matanya menatap iris hitam milik laki-laki kedua yang paling Killa sayang setelah Ayah-nya.

"Killa sayang Abang." Ucap Killa pelan hampir seperti berbisik, namun masih bisa didengar oleh Abang-nya.

Tangan kekar membawa Killa kedalam pelukannya. Memberikan kenyamanan pada Adik satu-satunya ini. Killa membalas pelukan itu sama eratnya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Abang-nya yang selalu menjadi tempat ternyaman untuknya.

"Makan disekolah aja ya, udah siang nanti telat. Ini udah abang siapin bekalnya." Ucapnya melepaskan pelukan itu perlahan. Killa mengangguk, lalu dimasukannya bekal kedalam tasnya.

Tinn Tinnn

Bunyi klakson mobil terdengar diluar, Killa bergegas keluar setelah berpamitan dengan Abang-nya.

"Killa duluan ya," ucap Killa dengan senyum manisnya. Abang-nya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jagain Adek gua!" teriaknya memperingati Dara dan Feli.

"Yoi, Bang. Jangan lupa traktiran aja!" balas Dara dan hanya mendapat balasan jempol.

Killa berangkat bersama sahabatnya, sedangkan Abang-nya berangkat menggunakan motor. Kenapa Killa tak berangkat bersama Abang-nya? Itu karena sejak awal bersekolah di SMA Garuda Killa tak mau merepotkan Abang-nya. Apalagi Abang-nya salah satu idola sekolah.

.........................

Killa duduk di kursi panjang yang disediakan pada rooftop sekolahnya, ternyata suasana disini lumayan tenang. Ia memejamkan matanya merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, rambutnya yang terurai bergerak kesana kemari mengikuti arah angin.

 Ia memejamkan matanya merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, rambutnya yang terurai bergerak kesana kemari mengikuti arah angin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KILLARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang