10

6.7K 332 76
                                    

"Hormat sama kakak kelas berattitude rendah?
Maaf, seragam kita sama dan lo juga bukan pemilik sekolah."

Dara Pramesti

.
.
.
.
.
.


Sepulangnya dari rumah sakit, Arkan langsung masuk kekamarnya, menghiraukan pertanyaan dari Bunda-nya. Tangannya terulur mencari sesuatu di dalam laci hingga menemukan rokok yang memang sengaja Arkan simpan. Diambilnya sebatang. Arkan menyulutkan api pada ujung rokoknya, menunggu hingga api benar-benar membakar ujung rokoknya lalu menyelipkannya ke sela bibir. Kepulan asap puting perlahan keluar dari mulutnya.

“Arghhh,” teriaknya frustasi. Tak seharusnya Arkan memikirkan hal tak penting lalu mengapa sekarang ia merasa penasaran.

“Gila lo?” tanya Azka kepada Abang-nya itu. Arkan hanya melirik tanpa minat kepada Adik-nya itu.

“Bunda nyuruh keluar. Lo gak mau makan, Bang?”

“Hmm,” hanya itu yang keluar dari mulut Arkan. Rokok yang sedari tadi berada pada sela-sela jarinya kini sudah dibuang ke luar jendela. Arkan berdiri, berjalan melewati adik-nya tanpa berbicara sedikitpun.

Makan malam hari ini sama seperti biasanya, penuh dengan ocehan Azka. Meski sudah diperingatkan ketika sedang mengunyah jangan berbicara tapi itu tak berlaku untuk Azka. Arkan hanya diam mendengarkan, tangannya sibuk dengan sendok dan mulutnya sibuk mengunyah. Arkan hanya berbicara ketika ditanya saja.

“Gimana sekolahnya, Bang?” tanya Bunda kepada Arkan.

Arkan tak langsung berbicara, menunggu makanan yang ada dimulutnya ia telan terlebih dahulu. “Lancar.”

Satu suapan terakhir terpaksa Arkan tunda lagi karena Ayah-nya kini yang gantian bertanya. “ Draka gimana?” Arkan menatap Ayah-nya, meletakan kembali sendok ke atas piring. Punggungnya ia sandarkan pada kursi, satu tarikan nafas lolos begitu saja.

“Aman.”

“Jangan lupa kewajiban kamu sebagai pelajar ya, Bang. Dan selalu inget pesan Ayah sama Bunda,” kata Tama, mengingatkan putra sulungnya.

“Rajin belajar buat masa depan dan tetep jaga keselamatan,” Adhitama hanya tersenyum sambil mengacungkan jempol tangannya. Ara yang melihat interaksi antara ayah dan anak itu hanya tersenyum.
Merasa tak ada lagi pertanyaan yang harus ia jawab, Arkan langsung menghabiskan makanannya yang dari tadi ia tunda. Setelah menegug habis air putih, Arkan langsung beranjak dari duduknya meninggalkan anggota keluarganya yang lain.

..........................

Tatapan tak percaya kala motor hitam memasuki area sekolah SMA Garuda pagi ini. Bagaimana tidak, salah seorang anggota Draka kini berangkat bersama dengan seorang wanita. Entah siapa wanita dibalik helm fullface itu. Raka memarkirkan motornya di parkiran pojok khusus motor anak-anak Draka. Suara ricuh semakin menjadi ketika tau siapa wanita yang pagi ini membuat iri para siswa SMA Garuda.

“Ini serius? Mata gua gak salah liat kan?”

“Wah parah sih, bakal kena labrak nih sama Sandra.”

“Eh serius Killa pacaran sama Raka?”

“Murahan!”

“Sok cantik dasar.”

Killa menghela nafasnya pasrah ketika banyak pasang mata menyaksikan dirinya bersama Raka berangkat bersama. Bukan itu yang menjadi masalah sekarang, tapi gosip pagi ini yang menyatakan Killa berpacaran dengan Raka yang menjadi masalah menurutnya. Entah dari mana gosip itu berasal.

KILLARKANWhere stories live. Discover now