1

23.2K 800 261
                                    

"Datang, Serang, Menang"
DRAKA

.
.
.
.

Gelapnya malam disertai derasnya hujan tak menciutkan hasrat mereka untuk saling mengadu kekuatan. Darah segar yang keluar disetiap wajah tampan mereka tak dihiraukan sedikitpun. Seakan mereka mengalami mati rasa seketika. Pasukan lelaki berjaket hitam dengan lambang naga emas di lengan kiri tak henti-hentinya menghajar lawan dengan membabi buta. Draka, itulah nama Geng terkenal dari SMA Garuda yang diketuai lelaki tampan berwajah dingin bernama Arkana Delvan Adhitama.

Bugg!

Pukulan keras Arkan layangkan kepada ketua lawan hingga tersungkur ke jalanan.

"Rasa sakit yang gue terima sekarang gak bakal pernah bisa obatin rasa sakit hati gue bangsat!" bentak Garra dengan emosi yang menggebu.

Pukulan yang Arkan berikan membuat sudut bibir Garra sobek hingga mengeluarkan darah segar. Garra bangkit berdiri sambil menyeka darah di sudut bibirnya dengan kasar.

Garra Immanuel, Ketua Geng Leo dari SMA Rajawali merupakan musuh bebuyutan dari Geng Draka. Leo tak pernah henti-hentinya mencari keributan dengan Draka. Hanya kekalahan yang mereka terima tapi tak pernah menyerah. Begitulah ketika mereka mencari keributan dengan modal senjata dan nafsu ingin menang saja. Berbeda dengan Draka. Draka selalu menganut semboyan 'Datang, Serang, Menang'.

"Bacott anjing!" ucap Arkan dengan penuh penekanan.

Baku hantam terus berlanjut. Tak ada yang ingin mengalah, karena prinsip mereka menang bukan kalah. Mau dibawa kemana nama baik geng mereka nantinya.

Suara pukulan menggema dimana-mana. Sungguh mengerikan bagi mereka yang tiba-tiba lewat melihat kejadian saat ini. Untung saja jalanan saat ini terlihat sepi dengan gelapnya malam dan minimnya lampu penerangan menambah aura kegelapan semakin kuat saja.

Hingga suara sirene mobil polisi terdengar membuat mereka semua mau tidak mau harus menyudahi kegiatan mereka malam ini.

"Urusan kita belum kelar!"

Mereka yang terlibat di tawuran kali ini berlari menghampiri motor masing-masing menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

.................

"Males gue liat mukanya si Arkan. Anjengg sakit bego!" teriak Raja merasakan sakit di sudut bibirnya. Tatapan tajam ia layangkan kepada Ken yang saat ini sedang membantunya mengobati bekas luka akibat tawuran tadi.

"Punya mulut dijaga mangkanya. Tar kalo si Arkan denger yang ada muka lo makin ancur." Ucap Ken santai sambil terus mengobati luka yang ada di wajah Raja.

Tanpa dosa, Ken dengan sengaja menekan luka itu membuat Raja meringis kesakitan untuk yang kesekian kalinya.
"Niat gak sih lo obatin luka gue nyet?"

"Noh liat muka ketua lo! Mana ada abis tawuran muka dia yang paling bersih sendiri! Liat juga nih muka gue! Bonyok tak tersisa njeng!" ucap Raja sewot sambil menunjuk muka Arkan yang bersih dari bekas pukulan.

"Ikan teri makan saos, iri bilang boss." Ucap Raka mencoba menggoda Raja.

"Itu mah lo nya aja yang gak bisa berantem goblok," ujar Ken menimbulkan gelak tawa ke lima sahabatnya kecuali Arkan.

Sedari tadi Arkan diam mendengarkan ocehan ke lima sahabatnya itu sambil menikmati dinginnya malam dan zat nikotin yang sedari tadi mengepulkan asap putih.

Memang benar yang dikatakan Raja barusan. Hanya dirinya yang tak ada bekas luka di wajah akibat tawuran tadi. Mungkin karena kemampuan beladirinya yang ia miliki terlampau sempurna menurut banyak orang. Membuatnya selalu disegani oleh anggota gengnya dan ditakuti lawan.

Disinilah mereka sekarang berkumpul untuk mengobati luka masing masing. Wartong, warung tongkrongan yang terletak didekat SMA Garuda. Markas anggota Draka berkumpul entah hanya untuk bersenang-senang, mengopi, merokok, bahkan mengatur siasat untuk menyerang lawan. Wartong merupakan warung kecil milik Mang Dadang yang kini sudah lumayan besar karna hasil renovasi dari uang sumbangan anggota Draka. Meskipun Draka terkenal karena keganasan dan keberingasannya ketika bertempur, tapi semua anggotanya masih memiliki hati nurani untuk melakukan hal kebaikan.

Memiliki anggota banyak membuat Draka makin disegani. Banyak anggota geng di luar sekolahnya yang bergabung bahkan sekedar bersekutu dengan Draka. Arkan tak mempermasalahkan itu, asalkan tak ada penghianat didalam geng yang ia buat bersama sahabatnya ini. Karna prinsipnya 'lo patuh, gue jaga. Ketika lo berhianat siap siap menderita.' Itu yang membuat semua orang yang bergabung tak berani untuk berhianat. Krena mereka tau Arkan tak akan pernah tega menelantarkan anggotanya dalam kesulitan asalkan dia tak macam macam.

...................

Suara derum sepeda motor dan klakson-klakson bergema seiring dengan masuknya pasukan murid lelaki kedalam area SMA Garuda. Kehadiran mereka membuat suasana sekolah yang awalnya sepi berubah ramai seketika. Siapa lagi penggoda iman di pagi hari jika bukan pasukan Draka. Motor ninja yang dominan berwarna hitam dan merah itu diparkirkan oleh pemiliknya masing-masing diparkiran paling pojok.

Arkana Delvan Adhitama Ketua Draka berjalan menyusuri koridor bersama antek-anteknya. Evan Mahendra, Rey Pradipta, Kenzo Adhiguana, Raka Pratama dan yang terakhir Raja Danish Haidar. Mereka adalah anggota inti Draka, yang bisa disebut orang-orang kepercayaan dari seorang Arkan.

"Ar, bolos yuu." Arkan yang mendengar rengekan Raja tetap berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan ekspresi memelasnya sekarang.

Evan memutar bola matanya malas. "Selain bolos lo bisanya apa sih, Ja?"

"Ya jelaslah gue bisa makan, minum, rebahan, liatin cewe bohay, cewe seksi, dan yang terakhir ghibah!" paparnya penuh dengan kebanggaan.

Satu jitakan berhasil mendarat mulus di kepala Raja, membuatnya meringis menahan sakit sekarang. "Maksudnya si Evan tuh bukan gitu maemunah!"

"Kegiatan lo unfaedah semua, kasian emak bapak lo bikin kalo hasilnya nihil gini. Curiga gue kalo sebenernya di kepala lo gk ada otak!" Lanjut Ken.

"Sialan lo semua!"

KILLARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang