Chapter 58 [END]

6K 154 36
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Selamat membaca...

Udah siap baca???

"Amel!!" Citra tiba-tiba datang langsung memeluknya erat, Amel menepuk pundak Citra-kesulitan bernafas. Tadi setelah mendengar kabar dari pacaranya, setelah pulang tempat magang langsung kesini diantar oleh Alan. Sekarang cowok itu lagi diluar mengobrol bersama Devan.

"Gue seneng lo sadar," setelah pelukan melonggar, Citra menatap Amel dengan tatapan sendu, jika malam itu tidak pergi mungkin Amel ga berada di sini. "Maaf, ini salah gue harusnya biarin lo pergi, lagian keras kepala benget sih lo! Coba lo denger kata gue pasti ga kaya gini."

Amel berdecak. "Gausah nyalahin siapapun ini udah takdir dari tuhan,"

"Tapi gue seneng lo sadar, bikin takut tau!" lagi, Citra memeluk Amel. Takut kehilangan sahabatnya.

"Cit, kalau misalkan gue pergi, titip Devan ya, suruh dia bahagia cari penganti gue." Amel tersenyum kecut, mata berkaca-kaca namun sebisa mungkin menahannya. Citra menjauh—menatap Amel marah.

"NGOMONG APAAN SIH?!! Lo ga bakal kemana-mana!" teriak Citra, ia marah ketika Amel mengatakan itu—cewek ini baik-baik saja lantas mengapa mengatakan hal bodoh seperti itu!

"Misalkan Cit,"

"POKOKNYA LO HARUS SEMBUH!! Gue ga mau kehilangan sahabat kaya lo, Mel." Citra melunak—menatap Amel dengan tatapan putus asa.

Mendengar ribut dalam, Alan dan Devan beranjak masuk. Alan mendekati Citra—memeluknya, sedangkan Devan berjalan ke sisi Amel—menatapnya seolah meminta penjelasan, Amel menghela nafas.

"Kenapa?" dengan lembut Alan mengusap punggung Citra, cewek itu terisak dalam pelukannya.

"Bilang sama aku Amel cuman ngelantur, dia ga serius ya kan?" cewek itu mendongak, mata mereka bertemu. Alan binggung dengan maksud ucapan Citra tadi, tapi memilih tidak bertanya lebih jauh.

"Iya sayang, udah ihh ga usah nangis gini." Alan semakin mengeratkan pelukannya.

Amel mematung, ia tidak sadar jika ucapan membawa efek lebih bagi Citra. Entah apa terjadi hingga spontan mengucapkan itu. Amel mendongak merasakan usapan kepalanya, matanya bertemu dengan mata elang milik Devan. Cowok itu memeluknya dari samping, Amel memejamkan mata untuk mengalihkan kepalanya pusing, menepuk dadanya juga sesak saat bersamaan. Ketika sudah merasa baikan, Amel membaringkan tubuhnya. Ia tidak ingin Devan melihatnya.

"Aku ngantuk," lirihnya, mengambil napas sebanyak-banyaknya.

Devan memberi kode pada Alan untuk membawa Citra pergi—Alan seakan mengerti menarik pacarnya keluar.

"Kamu istirahat, aku di sofa butuh apa-apa tinggal panggil aja." Devan sedikit membungkuk—mencium kepala gadis itu.

"Dev..." Amel menahannya.

Devan menatapnya khawatir pasalnya wajah gadis itu terlihat lebih pucat, namun Amel mengatakan baik-baik saja. Devan tahu cewek itu berbohong.

"Kenapa sayang?" tanya Devan menatapnya dalam, tangan kanan mengelus kepala Amel.

Sial! Kenapa jadi salah tingkah tatap seperti itu! Jadi buyar kata-kata yang sudah rangkai rapi di otaknya. Berdehem—memasang muka galak malah terlihat lucu di mata Devan. "Aku punya permintaan dan kamu harus nurutin itu!" tegas Amel.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now