Chapter 54 [REVISI]

2.3K 100 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...   

Selamat malam, udah siap ketemu babang depan?

Chapter ini panjangggg aku sarankan baca saat waktu luang yaaaa, semoga ga bosen hehe

——

"Kamu udah siap?"

Amel menerima uluran tangan Devan sambil tersenyum lebar, cowok itu mengengam tanganya lembut sesekali mengencupnya penuh kasih sayang. Devan semakin di buat gila oleh kekasihnya itu, apalagi malam ini Amel sangat berbeda dengan dress pink yang menggantung tubuhnya.

Devan tidak bisa membayangkan jika Amel meninggalkannya. Lebih baik ia mati saja, dari pada harus hidup tanpa Amel di sampingnya. Ya, kedengerannya lebay, tapi Devan berani bersumpah jika ia tidak bisa hidup tanpa Amel.
"Dev, kamu kenapa liatin aku kaya gitu? Ada yang salah di muka aku? Lipstiknya blepotan atau bedaknya ketebelan--"

Perkataan Amel terhenti, tiba-tiba Devan menyodongkan badannya secara tidak langsung bibir mereka hampir bersentuhan, Amel memejamkan mata menikmati setiap hembusan nafas yang menerpa wajahnya.

"Cantik sih, tapi belekan." bisiknya. Lalu menarik tubuhnya kembali.

Langsung saja Amel membuka matanya, menatap Devan yang sedang menatapnya dengan pandangan geli. Berikutnya, memukul dada Devan dengan kesal namun tidak ada apa-apa bagi cowok itu.

"Dihhhh nyebelin banget sih lo! Kamu tuh---au ah kesel." Amel melipat kedua tangan depan dada, manatap Devan penuh permusuhan.

Berbeda dengan Amel, cowok itu menikmati pemandangan di hadapanya. Menjahili Amel menjadi kebiasaan tiga minggu belakangan ini. Amel tanpa lucu di matanya, selalu begitu.

"Kenapa? Berharap aku cium." tidak ada kata bosan menjahili Amel bagi Devan.

"H-ha? Apaan sih kamu, s-siapa juga yang ngarep di cium. Gak ya!" bantah Amel salah tingkah. "Tau ah!"

Tiba-tiba...

Bruk!

Seorang menarik lengannya sampai menabrak suatu keras menghantamnya. Bukan hanya itu, lengan kekar melingkar pinggangnya. Dan, benda kenyal mendarat kepalanya terus-menerus.

"Tunangan aku ambekan ternyata!"

"Apaan sih!"

"Ngerasa?"

"Udah lah kita harus pergi, pasti mereka udah menunggu."

Devan semakin merapatkan tubuh mereka, memejamkan mata, menghirup aroma cherry blossom yang selalu menjadi candunya. Ia tidak merespon ucapan Amel, menariknya lebih dekat tanpa peduli sekitar, seakan dunia milik berdua aja.

"Dev, ayolah. Kita harus pergi sekarang, biar gak kena omelan bunda pulang malam."

"Aku udah izin sama bunda,"

"Terus katanya apa?"

"Bilang gini 'bunda kasih izin kamu tapi ga boleh macem macem, jaga Amel.' gitu doang sih, ya kamu tau bunda orangnya santai tau!"

Ada sedikit perasaan tidak rela, saat Amel menjauhkan tubuhnya, tidak terlepas. Kini, Amel sudah menatapnya penuh penjelasan.

"Setelah acara selesai, aku bawa kamu ke suatu tempat." seolah tahu, Devan berkata.

"Ayo," Devan mengaitkan jari besar dengan jari mungil milik Amel, membawanya mobil mereka.

Malam ini. Malam tidak pernah ia lupakan.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now