Chapter 24

4.8K 203 348
                                    

Sebelumnya, aku minta maaf jarang update akhir-akhir ini karena deadline harus kumpulkan akhir bulan ini, masih banyak lagi gak bisa aku ceritakan ke kalian.

Aku gak minta yang susah hanya vote dan komen udah lebih dari cukup kok, dukungan kalian sangat aku butuhkan sekarang.

Sekian, aku harap kalian suka chap kali ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...
   

Devan menjalankan motor dengan ugal-ugalan, tidak peduli berapa banyak pengendara yang lain meneriakinya. Tujuan nya hanya satu saat ini bisa nyampai di sekolah dan meminta maaf kepada gadisnya.

Rindu. Rindu suara, tawa, senyum dan aroma tubuh gadisnya. Rindu kebersamaan mereka, rindu semua yang ada dalam diri gadisnya.

Lima belas menit menempuh perjalanan akhirnya ia sampai depan gerbang sekolah sudah tertutup rapat.

Mau tak mau Devan harus memanjat tembok belakang cukup sepi karena jam pembelajaran sudah di mulai sejak tadi. Setelah menitipkan motornya di warjok.

Dia menatap dinding di depan yang lebih panjang darinya. Mengambil ancang-ancang untuk melompat, matanya memperhatikan sekitar takut ada bu Risma setelah dinyatakan aman, ia mendarat dengan sempurna.

Devan menyampirkan tas punggung sebelah kanan dan melangkahkan kaki menuju kantin, Alan sudah memberitahu bahwa dirinya sedang membolos di kantin.

Langkahnya begitu santai seperti tidak takut dengan amukan bu Risma. Toh, dirinya sudah terbiasa. Sesekali ia berjaga takut ada guru yang memergoki dirinya.

Tubuhnya mematung melihat seorang perempuan yang berjalan ke arah nya dengan membawa beberapa tumpukan buku. Ingin sekali dirinya mendekat dan memeluk cewek itu namun ia takut jika cewek itu masih marah kepadanya.

Dan dirinya memutuskan untuk memperhatikan dari jauh, hingga...

Brak!

"Aw! " rintih cewek itu.

Devan berjongkok di samping cewek itu dan memegang kaki nya yang terkilir.

"Mana yang sakit? Sebelah ini? Sakit?" Cewek itu mendongak seketika mata mereka bertemu sampai cewek itu memutuskan pandangan nya.

"Enggak usah, " ia menepis tangan Devan dengan kasar.

Devan terdiam memperhatikan cewek itu yang ingin berdiri namun terjatuh kembali.

"Masih keras kepala, " kekeh Devan seraya mengacak-acak rambut cewek itu.

"Aaaaaa" pekik nya saat tubuh di gendong oleh Devan, sontak ia melingkarkan tangannya di cekuk leher Devan.

"Dev, turunin aku! Aku harus bawa buku itu ke perpustakaan" ucap Amel memohon.

Ya, cewek yang dimaksud adalah Amel.

Devan tersenyum tetap melanjutkan langkahnya. "Biar aku yang beresin itu. Yang penting itu kamu, "

Amel memalingkan wajahnya, sesak rasanya mendapatkan perhatian dari sang kekasih. Ia belum siap buat untuk ini, butuh waktu untuk menenangkan hatinya.

Devan meletakkan tubuh Amel dengan hati-hati lalu beralih pada kaki gadisnya yang sedikit membengkak. Kemudian ia mengecup di tempat luka itu.

"Cepet sembuh, " Devan menatap Amel. "Aku cari es batu buat kompres kaki kamu, sekalian beresin buku-buku yang tadi. Kamu di sini aja jangan kemana-mana"

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now