Chapter 44

1.8K 87 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...
   

Siang ini Amel berencana untuk kembali ke rumah sakit semalam ia mendapat kabar bahwa Devan sudah pindah rumah sakit. Ia tidak bisa mennunggu lagi sebelum memastikan keaadaan cowok itu baik-baik saja.

Walaupun semalam ia tidak bisa tidur, alhasil menangis sampai pagi. Untung saja ia sedikit tahu tentang make up untuk menutupi mata sembab nya.

"Mel, kamu udah selesai sayang?" tanya Rena saat memasuki dapur.

Amel menoleh sekilas. "Udah kok, bun."

"Roti buat Devan udah? Ah iya, bunda titip bingkisan buat tante Dita ya, bingkisan nya ada di meja makan, bunda mau siapkan sarapan buat ayah kamu." ucap Rena lembut. "Kamu bener gak mau sarapan dulu?"

"Enggak bun biar Amel sarapan di rumah sakit aja, " ia menutup kotak makan. "Selesai!"

Rena mengulas senyum. "Yaudah, kamu bareng abang ya, katanya ada jam tambahan."

"Enggak apa-apa deh bun, hitung-hitung irit ongkos, " kikik Amel.

"Ternyata sifat bunda menurun ke kamu ya," kekeh Rena.

Amel memutar bola matanya. "Iya lah bun, aku anak bunda."

"WOI! MANJA UDAH BELUM! LAMA AMAT LO SIAPIN MAKAN AJA, LAGIAN NGAPAIN SIH BAWAIN MAKAN SEGALA DI SANA BANYAK KALI MAKANAN?!" omel Varo.

"Ish, ini tuh beda."

"BEDA APANYA KUNYUK!!"

"Var, jaga ucapan kamu." tegur Rena, melotot.

Varo menggaruk tengkuknya, "Eh, ampun bundaku sayang. " kekeh Varo.

"Sekali lagi kamu bicara seperti itu uang jajan kamu bunda potong 100 ribu."ancam Rena.

"Masa iya bun uang jajan Varo aja 600 ribu kalo di potong jadi 500 ribu dong. Ck, gak cukup lah buat traktir cewek-cewek du kampus. " gerutu Varo.

"Woi, inget udah mau tunangan!!"

"BERISIK LO KUNYUK!!!"

"ALVARO!"

"AMPUN BUN AMPUN!" menahan telinganya yang memerah akibat jeweran Rena.

Melihat itu Amel tersenyum kemenangan sambil menyoraki Rena untuk melanjutkan aksi yang lebih dari itu.

"PUAS LO BANGKE?!"

"ALVARO NUGROHO!!!!!!!"

"Udah dong bun gak kasian anak bunda tamvan ini?!!" rayu Varo seraya menahan tangan Rena.

Rena berdecih, "Alay kamu," melepaskan tangannya dari telinga Varo lalu mengusapnya pelan.

Varo menatap Amel serius, sedetik kemudian mengeram. "Lo jadi nebeng gak? Gue harus cepet-cepet nih, ini semua gara-gara lo?!"

"Kok gue?" protes Amel tak terima.

"Terus itu apa hah?! Dasar pencitraan! " cibir Varo.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now