Chapter 19

4.8K 249 659
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)


Happy Reading...

Ada pelangi setelah badai•

Matahari terbit dari ufuk timur siap menerangi dunia, burung berkicau menemani kesunyian pagi, udara dingin membuat seseorang tidak ingin meninggalkan kasur nya. Jarum jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh tetapi orang itu terhanyut dalam mimpinya.

Kejadian semalam selalu berputar di otaknya.

Rena mengeleng-gelengkan kepala melihat wajah polos anaknya tidur dengan nyeyak. Sepertinya sifat susah bangun Nathan menurun kepada anaknya.

"Mel, ayo bangun udah jam berapa ini?!" Rena menarik selimut yang menutupi wajah anaknya.

Amel bergumam kecil lalu membelakangi tubuh bundanya.

"Kamu mau bangun sekarang atau bunda siram!?" dari nada nya Amel bisa menyimpulkan jika yang dibicarakan Rena tidak main-main.

Mau tak mau Amel membuka matanya dengan susah payah. Entahlah, seperti ada lem di matanya, hihi. Dengan langkah gontai Amel menjalankan kakinya menuju kamar mandi.

"CEPAT MANDINYA! BUNDA TUNGGU KAMU DIBAWAH!" teriak Rena.

"Iya, bun" jawab Amel dengan suara parau.

Sekitar lima belas bersiap-siap, cewek itu menuruni tangga dari sana ia melihat semuanya sudah berkumpul di meja makan. Sedari tadi Varo terus menggeruntu karna cacing diperutnya sudah meneriaki meminta jatah.

"Ck, mana sih! Ini anak belum nongol juga," gumam Varo kesal.

"Sabar, Var. Paling bentar lagi adik kamu dateng" ucap Rena.

"Nah tuh dia!" sontak semuanya menoleh kearah yang di maksud Amel.

"Lama banget sih lo?!" kesel Varo saat Amel duduk di sampingnya.

Amel menyatukan alisnya. "Apaan sih lo!"

"Lo tau gak? Cacing di perut gue udah meronta-ronta" cerocos Varo alay.

"Udah, Varo, Amel. Ayo! Kita sarapan" ajak Rena seraya mengoleskan selai coklat kesukaan Amel.

"Makasih, Bun"

Hening. Semuanya sibuk dengan makanannya masing-masing, Amel tersenyum mengingat kejadian kemarin melekat di otak nya. Amel tidak pernah bayangkan mendapat kejutan seperti itu. Devan memang romantis, meskipun sederhana membuatnya bahagia.

Devan Aditama

Aku enggak bisa jemput, by. Maaf.

Amel mengerucutkan bibirnya, padahal ia ingin menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Entah apa membuat Devan membatalkan ini mendadak.

Oh, yaudah gpp aku ngerti kok

Makasih sayang, i miss you so bad❤

Amel tidak membalas, entah mengapa mood nya berubah drastis. Tetapi ia tidak boleh negatif thingking dahulu bisa saja yang dikatakan kekasihnya benar jika ia memang sedang ada urusan. 

"Ngapa lo mukanya di tekuk gitu! Udah jelek makin jelek!" ejek Varo.

Amel refleks memukul kepala Varo sedikit keras. "Diem lo!"

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن