Chapter 38

2.1K 100 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...

Amel terdiam kaku menatap dirinya dari pantulan kaca, menyeka sesuatu keluar dari matanya. Iya dia menangis.

Entahlah.

Mengambil beda selalu ia bawa kemana pu—merapikan dandanya. Tidak mungkin keluar dalam keadaan seperti ini.

Kata-kata itu kembali memutar di kepalanya.

"Senang sekali Angga sudah mengenal Amel." ucap Nathan.

"Iya, semoga saja kita bisa menjadi besan."

"Tentu saja." tatapan Nathan beralih Amel—dengan pandangan sulit diartikan.

"Bagaimana jika kita jodohkan mereka?"

Deg!

"Yah!"

"Kenapa bang? Angga dan keluarganya baik ayah sudah mengenal mereka lebih lama." tegas Nathan, manatap tajam Varo.

"Tapi—"

"Sudahlah bang, urus saja persiapan pernikahan kamu! Urusan ini biar ayah dan bunda yang urus." kemudian menatap Amel yang diam tidak berkutik. "Ayah tidak menerima pembelaan kamu! Ingin seperti abang kmu?"

"Mas!"

Bahu terangkat menarik nafas dan turun saat menghembuskan nafas—tersenyum. "Amel tau ayah ingin yang terbaik buat anaknya, tapi bisa kasih waktu buat Amel ayah?"

"Apa maksudr kamu? Kita ke sini untuk mermbicarakan pertunagan kamu Amel."  kini Nathan rmenatap Rena. "Bun?"

Rena menghembuskan nafasnya-mengusap pundak anaknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa Nathan sudah merngambil kerputusan-suami keras kepala. "Yah, kita harus kasih waktu mereka untuk lebih dekat,"

"Saya setuju, tidak perlu terburu-buru biarkan mereka tamatin sekolahnya."

Mengecek penampilannya lagi-menghela nafas agar tidak menangis lagi. Sambil memikirkan kata-kata apa yang harus ia ucapkan saat Devan tau nanti, cowok itu akan hancur sama seperti dirinya. 

"Sorry sir." 

Tubuhnya menabrak dada seorang di depannya, setelah itu Amel berjalan cepat meninggalkannya. Ia menunduk-tangannya terulur mengambil sesuatu, tanpa sadar tercetak senyum-ralat smirk-terus memperhatikan tubuh Amel sudah menghilang di belokan.

~~BOB~~

"Bro, geser dikit nama maruk lo anjing!" sentak Alan kasar, menggeser tubuhnya.

"Sabar setan!" dengus Ardan.

Alan mengupas kulit pisang lalu memakannya,beralih menatap Devan—cowok itu gelisah, iya ia akui temanya ini bucin 7 turunan saat jatuh cinta. HEH NGACA TOLONG!

"Lagi nunggu pengumuman give away lo, tuh mata ga kedip bentar lagi gue colok." sambar Alan.

Ardan menggeplak kepala Alan. "Bisa diam tidak??"

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now