Chapter 31

3.8K 156 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...
   

Minal aidin wal faidzin semua, i know ini telat bgttt tp ga ada salahnya ngucapin. O iya, ini aku buat sengaja panjang, semoga ga bosen deh✌❤

Tak terasa sudah 2 hari mereka mengikuti kegiatan perkemahan di bandung, kini saat nya mereka kembali ke jakarta dan berleha-leha di kasur. Dua hari di bandung membuat tubuh mereka seperti ingin patah. Tapi itu semua tidak sebanding dengan kebersamaan mereka, capek menghilang seketika saat tertawa bersama mereka.

Moment tidak pernah ia lupakan hingga sukses nanti.

"Semuanya sudah berkumpul?"

"Sudah pak, "

"Alhamdulillah kita telah mengikuti acara ini dengan baik dan pulang dengan selamat. Terima Kasih anak-anak sudah memeriahkan acara ini, semoga kenangan terakhir ini bisa berkenan  di benak kalian."

"Silahkan bereskan barang-barang kalian, kita akan pulang ke Jakarta. "

"Siap pak. " semua siswa membubarkan diri.

Citra berkecak pinggang dan menatap Alan garang. "Lo tau 'kan harga bedak itu berapa? Uang jajan lo gak bisa ganti bedak itu, Lan!"

Cowok itu cengengesan sambil menggaruk tengkuknya, "Hmm...maaf sayang. Gue gak sengaja, suer deh! "

"Bodo amat! Gue gak mau tau, lo harus ganti bedak gue sekarang!!"

"Yah, sayang! Kita 'kan masih ada di hutan, giman––"

"Pokoknya gue gak mau tau. Lo harus ganti tuh bedak atau kita putus." ancam Citra garang.

"Klasik." gumam Alan.

Sedangkan di tempat lain, Amel memasukkan segala peralatan ke dalam tas. Pandangan nya begitu serius sampai tidak menyadari seseorang sedang memperhatikan nya dari luar tenda.

"Pakaian kotor, udah. Make up, udah. Sabun muka, udah. Kaca mata, udah. Topi? Eh...kok gak ada, duh...kemana ya. Perasaan gue taro di sini" Amel membongkar kembali barang-barang nya.

"Aduh....mati gue! Itu topi punya bang Varo. Gimana kalau topi itu hilang, bisa di gantung hidup-hidup gue!" Amel mendelik ngeri membayangkan itu.

Setelah semuanya barang bongkar Amel tidak menamukan apa pun, dengan putus asa Amel malangkah ke luar berniat bertanya kepada Citra. Baru ingin melangkah, sebuah tangan menjulur kearah nya.

"Kamu cari ini,"

Amel menatap Devan dengan pandangan bingung. "Kok bisa sama kamu?"

Devan mencapit kedua pipi Amel dengan gemas. "Masih muda kok pelupa"

Ya, kalian tidak melupakan kebiasaan Amel yang satu ini. Pelupa.

"Ihh, aku serius tau," ucap Amel cemberut.

"Iya sayang"

"Jangan panggil aku sayang!" ketus Amel.

"Embul"

"Aku enggak gendut!!!"

"Calon ibu dari anak-anak aku" bisik Devan.

Pipi Amel memanas rasanya sudah biasa mendapat gombalan receh dari sang kekasih, dan pipi nya selalu merona. Benar-benar menyebalkan.

Devan tidak bisa menahan senyum nya, menggoda gadisnya selalu menjadi hal favorit nya. Tidak pernah bosan.

"Dev, jangan menggoda aku di sini" ucap Amel pelan.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Where stories live. Discover now