Chapter 10

7.7K 509 729
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)


Happy Reading...

Amel memasuki gerbang sekolah dengan santai. Ada beberapa pasang mata yang melihat ke arahnya, ia memilih tidak memperdulikan mereka. Sampai ia berjalan di koridor ada beberapa siswa berbisik-bisik entah apa yang mereka bicara Amel tidak tahu. Toh, dia bukan tipe yang peduli dengan masalah orang lain.

Langkahnya terhenti karena ada seorang yang memanggilnya. Ternyata Citra berlari ke arahnya.

"Kenapa?"

Citra menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara perlahan.

"Lo udah tau belum?" tanya Citra balik

Amel mengerutkan keningnya "Tau apa?"

"Gue yakin lo belum liat ponsel lo"

"Emang ponsel gue kenapa?" tanya Amel polos.

"Aduh! Kok lo lemot gini sih" ucap Citra kesal. "Maksud lo?" tanya Amel bingung.

Sumpah demi apapun ia tidak mengerti apa yang di bicarakan Citra. Entah otaknya yang enggak konek. Ah! Ia tidak tahu.

Citra tidak menjawab, ia mengeluarkan ponselnya lalu menyodorkan ponsel itu kepada Amel. Awalnya Amel sempat bingung namun ia tetap mengambil dan betapa terkejutnya melihat....

Devan.aditama she is mine❤

Mampus!

Amel menggeram kesal, pantas saja semua orang melirik ke arahnya. Astaga! Amel tidak habis fikir dengan kekasihnya itu.

"Devan bego tolol idiot goblok.." umpat Amel kesal.

"Heh? Gak boleh ngatain pacar sendiri dosa" tegur Citra.

"Bodo" setelah itu Amel pergi membuat Citra melongo dibuatnya.

"Sebentar lagi bakal ada perang dingin"

Sedangkan di tempat lain, Devan mengoceh sedari tadi siapa lagi kalau bukan kepada Alan dan Ardan.

"Lo tau dia cewek gue. Gue gak suka milik gue diusik orang lain" ujar Devan meninggikan suara

"Yaelah santai aja gue juga gak bakal rebut Devan dari lo" sahut Alan santai.

"Lo terlalu berlebihan, Dev" ucap Ardan tiba-tiba.

Devan tertawa meremeh. "Berlebihan kata lo" geramnya.

Ardan mengangguk. "Lo terlalu posesif, Dev. Hanya hal sepele lo permasalahan kaya ini." sahut Ardan santai.

"Lo suka sama Amel?" tanya Devan to the point.

Dengan santainya Ardan menjawab membuat lelaki itu membeku menatap sahabatnya dengan tangan mengepal "Kalo iya, kenapa?"

"BRENGSEK!!!!"

Bugh!

Tangan Devan melayang tepat di hidung Ardan. Darah segar keluar dari hidungnya membuat cowok itu meringis.

Alan melihat kejadian itu menatap Devan tidak percaya. Hanya hal sepele Devan memukuli sahabatnya sendiri.

Devan terus memukuli Ardan membabi buta. Bahkan ia tidak mengingat jika orang yang ia pukul sahabatnya sendiri.

"DEVAN ANJING UDAH WOY!!!" teriak Alan. Ia bingung harus berbuat apa disatu sisi Ardan bisa mati di tangan Devan di sisi lain ia takut berhadapan dengan Devan saat ini.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang