Legato : 22

418 63 2
                                    

Jhope terus mencoba menghubungi Umji dan hasilnya selalu tidak berhasil. Ia mengerang kesal lalu melepar ponselnya ketembok, sikap Jhope tentu membuat semua orang merasa takut dan cemas. 

"Tenangkan diri mu" ucap Jin lembut, 

"bagaimana bisa aku menenangkan diri, aku mau pulang ke Korea malam ini juga!" 

Para member BTS yang tersisa hanya diam dan menatap Jhope heran. Ini kali pertamanya pria itu bersikap berlebihan seperti ini. Sepertinya Umji telah berhasil merubah dirinya dan mengabil beberapa perasaan dhatinya. 

Sudah sangat jelas jika Jhope menyukai Umji, tapi mengapa ia tidak mengakui perasaannya. 

"tidak ada penerbangan hingga akhir bulan" jawab Taehyung.

Perkataan Taehyung tentu semakin membuat Jhope khawatir, Umji! gadis kecil itu telah merubah semuanya. Menjadikan dirinya pemeran utama dalam kehidupan Jhope, sulit untuk menyalahkan gadis itu karena pada dasarnya Jhope sendiri yang menarik gadis itu untuk masuk dalam kehidupannya. 

Jhope bergegas pergi menuju kamarnya, melewati semua orang begitu saja. Ia hanya ingin menenangkan diri dan mencoba untuk menghebungi Umji. 

"Jhope!" panggil Jin pelan, 

Ia mengabaikannya, tetap melangkah maju untuk meninggalkan semua orang yang mungkin mencemaskannya. 

Situasi ini semakin rumit dan semakin sulit untuk di jelaskan, Jhope berada diposisi yang tidak ia mengerti. Jelas ini adalah cinta tapi mengapa semua orang seperti enggan untuk mengakuinya? 

Jin kini beralih menatap Eunha, gadis malang yang mungkin telah merasakan patah hati. Sulit untuk menyalahkan siapapun karena tidak ada yang pernah mengira semua akan berakhir seperti ini. 

"kendalikan perasaan mu, ini belum terlambat" ucapJin seperti seorang kaka yang sedang menasehati adiknya. 

Rasa iba muncul dalam hati Jin saat gadis itu mengangkat kepala untuk menatapnya, matanya penuh dengan kesedihan namun tetap ia coba untuk menahannya. Pria itu tidak bisa berkata-kata lagi, ia memilih untuk melangkah pergi. 

Tangis kecil mulai terdengar, tapi semua memilih untuk pergi. Jangan katakan mereka jahat, hanya saja akan terlalu sulit jika mereka ikut campur. Ini sebuah kisah tentang perasaan, hanya mereka yang mengerti.

Eunha menangis dalam diam, ijinkan ia menangis dengan sangat keras, ijinkan ia menumpahkan semua rasa sakitnya dengan menangis. Hatinya berteriak histeris untuk meluapkan semua rasa sakit yang ia rasakan. Sungguh bukan seperti ini kisah yang ia inginkan. Tolong beritahu padanya bagaimana cara untuk mencintai, tolong katakan padanya bahwa hatinya tidak salah.

Bagaimana hati bisa bertindak jika logika mencoba menghentikannya. Semua sudah terjadi, namun bukan berarti semua tidak bisa berhenti. Eunha ingin menghentikan perasaannya, tapi mengapa tu sangat sulit? 

***

Seorang wanita, ah... sebut saja dia Umji. 

Gadis itu berjalan dengan malas, sesekali gadis itu menoleh untuk memastikan jika dua pria yang selalu mengekorinya telah pergi. Tapi, sayang apa yang di inginkan Umji tidak bisa di dapatkan karena nyatanya kedua pria itu masih saja mengikutinya.

"kalian bisa kembali ke dorm kalian" ucapnya kesal. Bukannya pergi, kedua pria itu saling menatap dan bergedik bahu tidak perduli. "kalian ini menyebalkan sekali!" lanjutnya.

Umji berjalan sambil menghentak-hentakkan kaki karena merasa kesal, ia mencoba untuk tidak perduli dan kembali mengabaikan kedua pria aneh dibelakangnya.  Umji tau tujuannya karena memang hanya disanalah ia dapat ketenangan. 

Namjoon dan Suga mengekuti Umji dengan tenang, walau mereka ingin bertanya tentang tujuan tetap saja mereka tidak berani. Melihat wajah kesal wanita itu benar-benar membuat nyali mereka menciut. 

Mereka berdua terlalu sibuk dengan pemikiran mereka hingga tidak sadar jika Umji telah berhenti disalah satu gedung pencakar langit. 

Namjoon menatap bingung gedung itu, nama yaang terpasang didepan gedung tersebut sangat tidak asing baginya.  

"Kau tidak ingin pindah agensi kan?" tanya Najoon ragu, Umji hanya menghadiahi pria itu dengan tatapan tajam. 

"mau apa kita kesini?" sahut Suga, "tepatnya mau apa kalian mengikuti ku sampai kesini?" tanya Umji dengan kesal.

Suga dan Namjoon sekali lagi hanya bisa saling menatap dan bertukar pikiran lewat sebuah tatapan. Mereka seperti memutuskan untuk mengabaikan pertanyaan Umji.

"jadi ayok masuk!" ucap Suga

Umji melongo tidak percaya melihat kedua pria aneh itu berjalan mendahuluinya. Mulutnya benar-benara lelah untuk mengeluarkan kat-kata  umpatan untuk kedua pria aneh itu. Menurutnya pria-pria itu seperti tidak memiliki kerjaan selain mengikutinya.

"yak!" teriak Umji kesal namun tak dihiraukan.

Bisa di katakan jika pada akhirnya Umji pasrah dan mungkin umji akan pasrah jika pada akhirnya mereka berdua bergabung dalam ruang lingkup pertemanannya.

Saat ini Umji dan kedua pria itu berdiri di salah satu pintu. Mereka menunggu pemilik ruangan itu untuk membuka dan mengijinkan mereka masuk.

Seorang pria nampak terlihat di balik pintu, menatap mereka secara bergantian.

"Umji?" panggilnya. 

Pria itu hanya menatap ketiga tamu yang berdiri didepan pintu ruangannya, rasa canggung benar-benar meresahkan. 

"iya ini aku! aku membawa dua orang teman ku, jadi boleh aku masuk?" 

Bagaimana bisa Woozi menolak? walaupun sedikit terkejut dengan kehadiran dua pria yang tidak asing tetap saja Woozi mengijinkan mereka untuk masuk. Ia bergeser sedikit untuk memberi ruang pada mereka agar bisa masuk, ia menatap mereka dengan bingung dan penuh dengan tanda tanya. 

Kini semua orang telah berkumpul diruang tengah, ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup menampung mereka. Semua memilih diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing. Umji yang sibuk membolak balik kertas musiknya hanya mengabaikan ketiga pria itu. 

Sikap Umji tentu tidak lepas dari tatapan Woozi, bukan lagi rahasia jika pria bertubuh mungil itu menyukai ekpresi wajah Umji yang nampak serius. 

"Jangan terlalu bekerja keras" ucapnya sambil mengelus rambut panjang Umji,   "Chanyeol, juga akan datang kemari" lanjutnya. 

Ruangan music Woozi benar-benar semakin canggung, Namjoon dan Suga memperhatikan sikap Woozi dan bisa mereka tarik kesimpulan jika hubungan mereka bisa dikatakan lebih dari kata teman. 

"oppa! bisa bantu aku?" tanya Umji,

"apa?"

"aku masih sedikit ragu dengan lirik lagu yang ku buat! aku mencoba menyesuaikan melodi yang kalian berikan, tapi menurut ku ada beberapa lirik yang tidak masuk dengan melodinya" jelas Umji.

"hmmm... aku bisa saja membantu mu, tapi sebaiknya kita tunggu sikuping besar itu! dia juga menyumbang melodi di lagu mu, akan lebih baik jika kita bertiga mendengarnya" sambung Woozi.

"jadi kesimpulannya, apa ruangan mu ini tidak ada minuman? aku haus, setidaknya kau menawari kami minum" ucap Namjoon kesal.

Suga hanya memutar mata malas, Namjoon adalah Namjoon diamana pun dan kapan pun dia akan tetap menjadi Namjoon yang mereka kenal tanpa merubah sedikit pun sifatnya.

Suga hanya memutar mata malas, Namjoon adalah Namjoon diamana pun dan kapan pun dia akan tetap menjadi Namjoon yang mereka kenal tanpa merubah sedikit pun sifatnya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
LegatoWhere stories live. Discover now