Legato : 23

439 63 9
                                    

Suasana ruangan benar-benar sunyi, hanya terdengar suara petikan gitar dari Chanyeol. Pria bertubuh tinggi  itu telah berada di dalam ruangan yang sama dengan mereka. Bedanya Chanyeol adalah tipe manusia yang tidak suka keheningan, sedangkan semua manusia yang berada bersamanya adalah penghuni keheningan.

"Oh ya ampun! berteman dengan dua es batu itu saja sudah membosankan" gerutunya.

Umji hanya melepar tatapan tajam pada Chanyeol dan sekali lagi pria itu mengabaikan tatapan membunuh Umji.

"Membayankan bagaimana Woozi, Suga, Umji dan Do memandu sebuah acara penghargaan membuat kepala ku sakit!" ucap Chanyeol menatap mereka satu persatu, "pasti akan sangat membosankan acara itu" lanjutnya.

"Aku akan membuat kepala mu benar-benar sakit, jika kau tidak berhenti mengoceh" ancam Umji.

Chanyeol hanya menatap datar ke arah umji. Kalimat itu atau tepatnya sebuah ancaman yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak membuat Chanyeol takut.

"Jadi kenapa kau memanggil ku kesini?" Ucapnya kesal

Sebuah buku melayang kearah Chanyeol, beruntung pria itu memiliki reflek yang cepat dan beruntung  bukut itu tidak mengenai wajah tampannya.

"Baca lirik itu!" Pinta Umji dan di turuti oleh Chanyeol tanpa menjawab.

"Bagaimana menurut mu?"

"Satu lirik saja belum ku baca dan kau sudah menanyakan pendapata ku! Ku rasa kau gila"

"Tutup mulut mu dan teruslah membaca"

Chanyeol benar-benar di buat kesal oleh wanita es itu. Tapi bagaimana lagi, dia tidak bisa marah atau membentaknya. Alasannya yaitu ia terlalu mencintai  dan meyayangi Umji, menggap gadis kejam itu seperti adik kecilnya. Ingat cinta bukan berarti harus seperti sepasang kekasih, tapi sepasang adik kakak juga berhak memberikan cinta yang lebih.

"Aku tidak suka lirik di bagian ini" ucapan Chanyeol tentu saja menarik perhatian Umji agar mendekat kearahnya.

Kini gadis itu berada tepat di depan wajah Chanyeol dengan jarak yang mungkin hanya 1cm. Jarak sedekat itu nyatanya tidak membuat Chanyeol gugup atau kesal, jarak sedekat itu seperti telah biasa mereka lakukan. Namun, sikap biasa mereka memancing kecurigaan Suga dan Namjoon, kedua pria itu seakan enggan untuk melepas pandangan mereka dari kedua sosok itu.

"Coba lihat lirik ini, bagaimana bisa kau menulis lirik tidak keren seperti ini!" ucap chanyeol.

"jadi harus ku rubah seperti apa?" tanya Umji

"Rubuh menjadi kalimat yang mudah di mengerti, kau ini kenapa hobi sekali menulis lirik dengan kata-kata yang sulit" ucapnya melepar kembali buku milik Umji.

Chanyeol mengambil gitar yang ada di dekatnya, memetik beberapa senar dan menciptakan sebuah nda yang indah.

Seperti mengerti, Umji mulai menyanyikan lirik lagunya. Apa kalian tahu jika Woozi yang berada di dekat mereka mulai ikut menekan not pada pianonya.

Namjoon dan Suga hanya menatap mereka dengan kagum, mereka seperti sebuah grup yang terlahir karena ikatan batin.

"Hyung! selama ini aku selalu berfikir jika group kita adalah yang terkeren, tapi setelah melihat penampilan mereka! aku rasa kita berada di bawah mereka"

Suga hanya menatap ketiga manusia yang ada di depannya, perkataan Namjoon ada benarnya. Selama ini Suga selalu berfikir jika musik yang mereka produseri adalah yang terhebat, tapi setelah melihat ini! Suga sepertinya harus merubah pandangannya.

"Nah! begitukan jauh lebih baik"

"Tapi sepertinya kita harus merubah kuncinya" sambung Woozi

"Oppa benar! lagu ini akan dinyanyikan oleh group pria dan kunci yang dimainkan oleh Chanyeol oppa adalah kunci wanita"

LegatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang