Legato : 03

719 97 8
                                    

Dalam ruangan persegi Suga menatap wajah merah padam Umji. Gadis itu terlihat sangat marah, para member terlihat diam tidak melakukan apapun. Suga juga hanya diam, walau dia ingin memberikan pidato panjang pada Umji tetap saja dia tidak bisa melakukannya sekarang.

Suasana kembali tegang saat sisa member BTS dan Bang PD memasuki ruangan tempat dimana member Gfriend di tambah Suga berada. Umji sontak berdiri menatap tajam bang PD.

"Lihat! kau tidak berbuat apa-apa untuk melindungi kami" suara lantang Umji seketika menggema dan membuat yang lain sedikit terkejut.

"Umji tenang!" ucap Sowon namun tak dihiraukan Umji.

"Aku sudah pernah memperingatkan mu, sekarang kami adalah tanggung jawab mu. Tanpa aku harus memohon pada mu, sudah menjadi tanggung jawab mu untuk melindungi kami."

" Wajib bagi mu melindungi kami seperti kau melindungi artis mu!" pungkasnya dengan tegas.

"Umji tenang lah! ini hanya salah paham, bang PD tidak mungkin membiarkan mereka melukai kalian" Namjoon berusaha berbicara dengan baik pada Umji.

"Tapi kau lihat, dia hanya diam saat jurnalis tua itu mempermalukan kami didepan umum." balas Umji menohok.

"Mengapa kau sangat keras kepala!" sambung Suga.

Umji menatap tajam kearah Suga, rasa kesalnya semakin menjadi-jadi saat tatapan mata mereka bertemu.

"Apa sikap keras kepala ku mengganggu mu?" tanya Umji.

"Tentu saja" jawab Suga mendekat kearah Umji "Sejak kemari kau terus berteriak pada bang PD, apa kau tau sopan santun? apa perlu aku membawa mu ke taman kanan-kanan untuk belajar sopan santun?" lanjutnya sambil melipat tangan didada.

Umji mengikuti gerak Suga, melipat tangan didada dan mendekat kerah pria itu. Jarak mereka hanya terhitung centi, tatapan mereka bertemu dan tidak ada rasa takut yang dirasakan Umji.

"Jika kau mengerti sopan santun, lalu apa kau mengerti cara memanusiakan manusia?" balas Umji.

"Apa perlu aku mengajari mu cara memanusiakan manusia? hidup bukan hanya tentang bisnis dan uang" lanjutnya.

"Aku memang tidak mengerti sopan santun karena aku tumbuh dilingkungan yang cukup keras. Sekarang posisikan diri mu sebagai kami, apa kau akan tetap diam saat diluar sana banyak yang menulis buruk tentang kami namun tidak ada siapapun yang menolong?".

"Apa sopan santun mu itu bisa menolong kami?" Umji memberi tatapan tajam pada Suga. kalimatnya yang keluar dari mulut Umji sangat menusuk dan mampu menutup mulut pria itu dalam hitungan detik.

"Kau tidak mengerti apa-apa! jauh lebih baik jika kau menutup mulut" ucap Umji mengalihkan pandangannya pada bang PD.

"Ini kalimat terakhir yang akan ku ucapkan pada mu, Jika kau tidak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi kami, akan jauh lebih baik jika kau melepaskan kami" Umji menatap bang PD dengan tajam, kemudian beralih menatap setiap orang dengan perasaan kesal.

Umji membuang muka, mengatur nafas sebelum melangkah meninggalkan ruangan.

Semua mata tertuju pada Umji, intonasi pengucapan di setiap kalimatnya seperti beban yang di berikan untuk bang PD. Bisa di garis bawahi jika Umji memang memiliki kharisma yang kuat, sikap yang tegas dan mungkin sedikit bodoh.

"Umji!" panggil bang PD. suara pria itu sungguh lembut, seperti panggilan seorang ayah yang di tujukan pada putri yang sedang merajuk "mengapa kau tidak mendengar ku?" lanjutnya.

"Aku akan mendengar mu jika kau bisa melindungi kami" jawabnya tanpa menoleh sedikit pun.

Umji tidak bermaksud untuk mempersulit semua orang. Tapi ini tidak akan terjadi jika semua kakak-kakaknya tidak tersakiti oleh komentar jahat. Ini bukan untuk dirinya tapi untuk semua kakaknya.

LegatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang