Legato : 26

423 69 9
                                    

Pagi ini studio milik Woozi dipenuhi dengan rasa canggung, beberapa kali Umji menoleh untuk melirik Woozi dan Chanyeol. Kedua pria itu masih nampak diam dan enggan untuk menatap Umji, sikap mereka benar-benar membuat Umji hanya mampu diam membisu.

"Cepat habiskan makanan mu, hari ini kami akan ikut dengan mu bertemu para member TXT" Chanyeol berucap tanpa menatap Umji. Pria itu masih sibuk mengaduk-aduk makanannya sebelum dia masukkan kedalam mulut. 

"tapi, apa kalian tidak punya jadwal" tanya Umji ragu,

"aku selesai, aku mau mandi" ucap Woozi tiba-tiba.

Umji kembali diam setelah Woozi bangkit dari tempatnya. Pagi ini benar-benar membuat Umji merasa sedikit bingung dan merasa kesal.

***

Umji berjalan di lorong gedung, semua mata kini tertuju padanya. Keempat pria yang berada di sekitarnya membuat semua orang merasa iri. Siapa yang tidak mengenal Suga, Namjoon, Chanyeol dan Woozi?

Mood Umji sedikit rusak saat dia melewati beberapa orang dengan tatapan yang mereka berikan padanya, tatapan mereka  seakan memberi tanda pada Umji bahwa ia tidak pantas berada didekat keempat pria itu. 

"Abaikan saja mereka!" suara rendah Chanyeol dan aura dingin Woozi membuat Umji merasa nyaman. Setidaknya dia mengerti jika kedua sahabatnya itu selalu memberinya dukungan. 

Namjoon dan Suga yang berada dibelakang mereka kembali merasa kagum dengan persahabatan mereka, mereka kagum dengan cara mereka saling  memberi perhatian. Chanyeol tipe pria yang bisa langsung mengerti dengan situasi sedangkan Woozi adalah tipe pria yang selalu bertindak tanpa menggubris omongan orang lain, dan Umji? kalian biisa menyimpulkan sendiri sifatnya. 

"kalian sudah datang?" pria gendut itu menyambut Umji dengan senyum secerah matahari. 

"langsung saja, mana mereka" bang PD menatap Umji jengkel, mulut gadis itu sepertinya perlu di beri pelembap agar tidak mengeluarkan kata-kata pedas lagi. 

"ngomong-ngomong siapa mereka?" tanya bang PD lagi. 

"apa dirumah mu tidak ada TV? atau kau kurang menonton tv atau mendengar radio karena terlalu sibuk membesarkan badan?" turkutuklah mulut Umji yang sangat pedas.

"yak! aku ini sedang diet, kau tidak lihat berat badan ku sudah mengalami perubahan?" 

"lucu sekali! dimana perubahannya?" ejek Umji

"lihat saja! kau pasti akan terkejut setelah aku kurus" 

"baiklah bang PD! aku menunggu mu untuk kurus" Umji meninggalkan kelima pria itu, kini dia memasuki ruang latihan dimana kelima pria kecil yang sudah menunggunya. 

Tunggu!

Tolong kalian jangan salah paham dengan ucapan Umji, aku minta maaf jika kalian merasa tersinggung dengan ucapannya. Tapi mengertilah! Umji melakukan itu untuk kesehatan bang PD. Pria itu memiliki berat badan yang sudah tidak masuk akal, dan tentu saja itu akan menggangu kesehatannya. 

Jangan lupakan jika Umji tumbuh di keluarga medis, tentu saja dia mengerti banyak tentang kesehatan. Hanya saja dia tidak mengerti bagaimana cara berbicara yang baik dan dia tidak mengerti bagaimana caranya untuk memberi perhatian pada orang lain. 

Lanjut! 

Umji menatap satu persatu pria yang memiliki tinggi diatas rata-rata, bahkan Umji harus mengadah agar bisa menatap mata mereka secara langsung. 

"kalian sudah mendengar lagunya?" suara Umji membuat mereka diam, diam karena merasa terintimidasi dengan tatapan tajam gadis itu. 

Umji menunggu dengan sabar, namun pada akhirnya kesabaran Umji tidak bertahan lama. 

"kalian ingin bernyanyi? bagaimana bisa? kalian saja bisu!" ucapan tajam Umji membuat kelima pria itu terkejut. 

Baik mari kita bedah satu persatu. Wajah Umji? wajahnya masih sangat lucu dan manis. Diatas panggung? di atas panggung gadis itu bersikap seakan-akan dia adalah makne, walau posisinya benar-benar makne tapi dia menunjukkan sisi seorang makne pada umumnya. 

"Kalian membuang-buang waktu ku!" Umji hendak melangkah pergi, namun terhenti karena salah satu pria itu membuka suara. 

"aku suka lagunya, tapi lirik rapnya membuat kami sedikit canggung untuk membawakannya" 

Umji tersenyum senang mendengar pendapat pria itu, dia berbalik untuk menatap pria yang mengutarakan pendapatnya. Kini bukan tatapan tajam melainkan sebuah tatapan meminta penjelasan. 

"kenapa?" tanya Umji singkat

"lirik rapnya terlalu serakah, liriknya seakan mengatakan bahwa kami terlalu kuat untuk hadir di industri musik. Setiap kalimatnya seakan menyombokan diri kami yang kuat" 

"itu bagus kan?" tanya Umji lagi

"tapi kami tidak ingin menjadi serakah" jawabnya lagi

"baik, akan ku ubah segalanya. Musik, lirik dan juga istrumennya. Bagaimana, kalian setuju?" tanya Umji dan mendapat anggukan dari kelima pria. 

"apa-apaan kau!" Suga berteriak dengan lantang, mendengar Umji berbicara seenaknya membuat darahnya mengalir deras

"kenapa?" tanya Umji lagi membuat Suga mengerang kesal,

"apa kau gila, berapa banyak waktu lagi yang kau butuhkan? lagu itu sudah sangat matang, dengan alasan apa lagi kau ingin merubah semuanya!" teriak Suga lantang

"itu menurut mu, apa kau yang akan menyanyikan lagu itu? apa kau ingin menyanyikan lagu yang tidak kau sukai?" pertanyaan-pertanyaan Umji berhasil membungkap mulut Suga. 

"mereka yang bernyanyi, mereka berhak menentukan lagu manapun yang ingin mereka nyanyikan, mereka bukan robot yang bsa dikendalikan oleh siapapun, mereka punya hak atas itu!"

Umji meninggalkan mereka begitu saja, disaat semua merasa bingung dan kesal dengan sikap Umji maka terbanding terbalik dengan Canyeol serta Woozi yang memamerkan senyum bangga. 

"lihat, itu baru Umji ku" ucap Chanyeol senang. Pria itu seakan lupa jika semalam dia sangat kesal dengan sikap Umji. 

"ternyata dia menyerap ilmu dari kita" sambung Woozi bangga. 

"ternyata kalian yang membentuk sikap keras kepalanya!" celetuk bang PD. 



***


ini bukan berbicara tentang cinta, namun berbicara tentang sebuah mimpi yang harus diperjuangkan. 

kalian pasti bertanya siapa pemeran utama pria dalam cerita ini? aku yakin itu. terkadang seseorang selalu berfokus tentang kisah cinta dan melupakan hal penting lainnya. 

cobalah untuk memahami apa yang ingin aku sampaikan, cinta memang penting tapi cobalah mencari sesuatu yang lain yang ingin ku coba untuk sampaikan pada kalian.

maaf jika aku terlalu menuntut banyak pada kalian.  

  

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


LegatoWhere stories live. Discover now